Lihat ke Halaman Asli

Ivana Beatrice Abadi

Mahasiswi Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Kehebatan Industri Film China: dari Krisis hingga Kesuksesan

Diperbarui: 16 September 2024   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prime Video, 2023

Pandemi COVID-19 membuat semua sektor industri di berbagai belahan dunia mengalami gangguan, tak terkecuali industri film. Industri film global harus mengalami kerugian besar akibat dari penutupan bioskop secara massal. Kerugian tersebut diperkirakan mencapai $5 miliar atau setara dengan Rp71,2 triliun (CNN Indonesia, 2020).

Industri film di negeri tirai bambu juga menjadi imbasnya. Pada tahun 2020, total pendapatan penjualan bioskop di China hanya sebesar ¥20,41 miliar (China Film Administration, 2024 dalam CGTN, 2024). Angka tersebut bahkan tidak mencapai setengah dari total pendapatan di tahun 2019.

Setelah pandemi mulai mereda, industri film China berhasil menunjukkan kemampuannya untuk bangkit dari keterpurukan pandemi. Pada tahun 2021, China berhasil mendapatkan ¥47,25 miliar dari penjulan tiket bioskop (China Film Administration, 2024 dalam CGTN, 2024). Namun pada tahun 2022, China mengalami penurunan penjualan tiket bioskop dan hanya berhasil mendapatkan ¥30,06 miliar (China Film Administration, 2024 dalam CGTN, 2024). Selanjutnya pada tahun 2023, China kembali meroket dengan total penjualan tiket bioskop mencapai ¥54,91 miliar (China Film Administration, 2024 dalam CGTN, 2024).

Tahun 2023 menjadi bukti bahwa China berhasil mengembalikan keadaan industri film dengan cukup bagus. Selain dapat meningkatkan kembali jumlah pendapatan, film-film domestik China mulai mendominasi pasar China karena 10 film terlaris pada tahun 2023 semuanya adalah produksi domestik China. 10 film tersebut adalah “Full River Red”, “The Wandering Earth 2”, “ No More Bets”, “Lost in the Stars”, “Creation of the Gods I: Kingdom of Storms”, “Never Say Never”, “Chang An”, “Boonie Bears: Guardian Code”, “Under the Light”, dan “Godspeed” (Qing, 2023). Salah satu dari 10 film terlaris tersebut yaitu “The River Red” yang disutradarai oleh  张艺谋 (Zhāng Yì Móu) dan artis terkenal seperti 易烊千玺 (Yì Yáng Qiān Xǐ), berhasil masuk dalam 30 film terlaris secara global (Lina, 2024).

Sixth Tone, 2023

Selain terkenal di dalam negeri, beberapa film China mulai dikenal oleh masyarakat luar negeri. Film “Creations of the Gods I: Kingdom of Storms” (2023) berhasil mendapatkan 400 pemutaran di Prancis pada bulan Februari 2024, di mana angka tersebut jauh melampaui ekspektasi (Lina, 2024). Selanjutnya pada bulan Maret 2024, film animasi “Deep Sea” (2023) berhasil mendapatkan 10.000 pemutaran di Prancis, di mana angka tersebut berhasil memecahkan rekor untuk jumlah pemutaran film animasi China terbanyak di Prancis (Lina, 2024). Kemudian, film “No More Bets” (2023) juga banyak ditonton di Singapura juga Malaysia (Lina, 2024). Tak hanya itu, film “YOLO” (2024) berhasil dibeli hak distribusinya oleh Sony Pictures (Lina, 2024).

Semua pencapaian tersebut menjadi bukti nyata bahwa industri film China memiliki banyak keunggulan yaitu:

  • Penggabungan beragam genre yang membuat film menjadi lebih menarik untuk ditonton. Contohnya seperti film “Full River Red” (2023) yang menggabungkan genre thriller, sejarah, dan komedi dan film “The Lost Tomb: Ghost Door” (2024) yang menggabungkan genre horor, misteri, dan petualangan.
  • Produksi film dengan teknologi canggih seperti yang dapat dilihat pada film animasi “Deep Sea” (2023).
  • Dukungan pemerintah yang besar seperti memberikan keringanan pajak untuk produksi film dan investasi untuk kebutuhan produksi film (Coward, 2023).

Meskipun industri film China dapat dikatakan sukses, terdapat tantangan di dalamnya. Industri film China harus menghadapi berbagai peraturan ketat dari pemerintah mengenai konten film (Priherdityo, 2016 & Dialeksis, 2021). Hal ini menyebabkan sutradara harus ekstra hati-hati dan berpikir kreatif dalam pembuatan film.

Referensi:

CNN Indonesia. (3 Maret 2020). Industri Film Global Diperkirakan Rugi Rp71,2 T akibat Corona. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20200303111129-220-480027/industri-film-global-diperkirakan-rugi-rp712-t-akibat-corona pada tanggal 15 September 2024.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline