Produksi Reproduksi Budaya/ Dokumen Pribadi: Ivana Amelia
Mendengar ataupun membaca kalimat "Menyelam Untuk Menjadi Bintang" mungkin akan terasa asing bagi kita. Menyelam yang dimaksudkan dalam konteks ini adalah usaha untuk menggali informasi secara mendalam, dengan demikian akan memiliki wawasan luas saat menelaah sesuatu.
Berpikir dengan dasar pengetahuan yang luas membantu kita lahir sebagai bintang, hal ini dikarenakan dapat membedakan makna yang benar atau salah dalam kehidupan sehari-hari terlebih pada bidang budaya.
Berbicara terkait kebudayaan, rupanya terdapat pula beberapa usaha produksi maupun reproduksi budaya yang dikemas dalam teori.
Disisi lain, bila ingin memahami suatu budaya secara lebih mendalam dapat dilakukan dalam Cultural Studies yang merupakan kajian mengenai praktek kebudayaan yang berkaitan dengan dimensi kekuasaan, dimanaa mempengaruhi bentuk budaya dan realitas masyarakat (dalam Wacana, 2004, h. 108).
Cultural Studies bertujuan untuk melakukan dekonstruksi pandangan lama dan mengangkat budaya terpinggirkan. Budaya yang sangat beragam di Indonesia juga dipelopori dengan peranan para Indonesianis didalamnya.
Sama halnya dengan istilah "Indonesianis" yang mungkin masih asing, Indonesianis merupakan seorang ilmuwan dari dalam maupun luar Indonesia, kegiatannya meneliti dan mengamati secara mendalam terkait kebudayaan Indonesia yang kemudian dipublikasikan sebagai produksi maupun reproduksi budaya (Fatah, dalam Jurnal Pustakawan Indonesia, 2015, h. 50). Indonesianis yang berperan dalam budaya Indonesia berasal dari banyak penjuru dunia, dua diantaranya yakni Clifford Geertz dan Anthony John dari Amerika Serikat.
Pada Indonesianis yang pertama, yakni Clifford Geertz memulai produksi budayanya saat berkuliah di Universitas Harvard. Geertz melakukan penelitian terkait masyarakat multi agama bersama istrinya di Pare, Kabupaten Blitar, Jawa Timur yang disamarkan namanya menjadi "Mojokuto".
Dalam penelitiannya, Geertz mengungkapkan bahwa antara budaya dan agama memiliki hubungan dan menghasilkan suatu makna (dalam Jurnal Sosiologi Agama Indonesia, 2021, h. 14).
Keberhasilannya dalam penelitian bermula dari benturan budaya yang terjadi di Mojokuto antara nilai kearifan Jawa, praktik agama Islam, dan sedikit peninggalan Hindu.