Lihat ke Halaman Asli

Sektor Informal di Perkotaan

Diperbarui: 29 Januari 2021   22:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sektor informal adalah sektor ekonomi yang terdiri atas unit usaha berskala kecil, yang memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa, dengan tujuan utama menciptakan kesempatan kerja dan kesempatan memperoleh pendapatan bagi para pelakunya. Sektor ini banyak kita temukan di masyarakat. Sektor informal terbuka bagi siapa saja dan sangat mudah mendirikannya, dengan banyaknya usaha ini berarti akan menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran. Namun Kendala sektor ini adalah keterbatasan modal, fisik atau tenaga kerja, serta keterampilan. Sektor informal berkembang sebagai akibat laju pertambahan angkatan kerja yang tinggi, serta ketidakmampuan sektor formal menyerapnya.

5 sektor informal di daerah sekitar:

1. Pedagang Kaki Lima (PKL)

PKL memiliki dimensi kegiatan yang sangat kompleks, baik terkait dengan aspek ekonomi, teknis, sosial, lingkungan maupun ketertiban umum. PKL sering menggunakan tempat umum secara permanen seperti trotoar, jalur lambat, badan jalan, bahu jalan, lapangan dan sebagainya, seringkali mengganggu kelancaran lalu lintas; Lahan yang dimanfaatkan oleh sering bertolak belakang dengan aturan peruntukan lahan perkotaan; Limbah yang dihasilkan sering mengganggu lingkungan dan kebersihan kota; Keberadaannya sering mengganggu ketertiban umum, terutama pemakai jalan dan pemakai bangunan formal di sekitar dan sangat sulit ditata atau diatur.

Alasan penggolongan kedalam sektor informal:

  • Pada umumnya tingkat pendidikannnya rendah jadi semua orang mampu melakukannya.
  • Barang yang diperdagangkan berasal dari produsen kecil atau hasil produksi sendiri.
  • Pada umumnya modal usahanya kecil, berpendapatan rendah, serta kurang mampu memupuk dan mengembangkan modal.
  • Hubungan pedagang kaki lima dengan pembeli bersifat komersial.

2. Pedagang Keliling

Pedagang keliling adalah mereka yang menjual barangnya dengan cara mendatangi para konsumennya secara langsung dengan membawa barang dagangannya itu sendiri secara langsung pula. Jadi, para pedagang keliling, baik dipesan oleh konsumennya atau tidak, selalu membawa dagangannya berkeliling menuju lokasi-lokasi tempat tinggal para konsumen mereka. Biasanya mereka keliling ke perumahan menggunakan mobil bak terbuka yang berisi sayur maupun kebutuhan lainnya.

Alasan penggolongan kedalam sektor informal:

  • Besarnya modal usaha yang dimiliki tidak banyak.
  • Alat-alat sangat sederhana.
  • Tingkat keterampilan dan pendidikan mereka rendah.
  • Tidak memerlukan izin dari pemerintah.
  • Ruang lingkup usahanya kecil.
  • Umumnya dilakukan oleh para migran.

3. Pedagang Asongan

Jenis barang yang diperdagangkan adalah barang-barang kebutuhan yang mudah dibawa dan ringan, seperti rokok, koran, majalah, permen (gula-gula), minuman dalam botol, buah-buahan, manisan, mainan anak-anak, dan sebagainya. Biasanya mereka di tempat parkir, lampu lalu lintas ketika kendaraan berhenti, di terminal bus, di stasiun kereta, dsb.

Alasan penggolongan kedalam sektor informal:

  • Modal usahanya relatif kecil
  • Mereka tidak punya tempat usaha dan menjajakan dagangan langsung pada pembeli
  • Peralatan yang digunaka sederhana
  • Tidak memerlukan izin dari pemerintah
  • Ruang lingkup usahanya kecil
  • Umumnya hanya dilakukkan oleh anggota keluarga.
  • Tidak memerlukan pendidikan atau keahlian khusus, namun hanya berdasarkan pengalaman.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline