Kain cual merupakan kain tenun tradisional khas Bangka Belitung, mirip seperti kerajinan songket dari Palembang namun yang membedakannya terdapat pada motifnya yaitu tenun ikat. Motif tenun cual cukup beragam, namun umum yang ditemui yaitu susuan motif corak penuh (Penganten Bekecak), dan motif ruang kosong (Jande Bekecak).
Dahulu, kedatangan keluarga bangsawan Siantan bersama para kerabat dan pembantu lah yang memulai sejarah perkembangan kain tradisional terkenal dari perkambungan di Mentok.
Dengan kebiasaan orang Siantan yang juga dilakukan di Mentok yakni menenun kain. Di Mentok sendiri, kain tenunan itu disebut kain Cual dengan keragaman warna yang dapat dijumpai seperti warna merah cerah, ungu, biru, dan hijau dengan tambahan hiasan emas.
Kata 'cual' diambil dari sebutan atau istilah pada saat proses "celupan awal" untuk mewarnai benang sebelum di tenun. Berdasarkan catatan lokal sejarah di Mentok, kebiasaan dan keahlian menenun tersebut bermula dari kaum wanita keturunan Ence' Wan Abdul Hayat dari Siantan. Cual Bangka dahulu dikenal dengan nama Limar Muntok.
Untuk proses pembuatannya juga cukup rumit dan memakan waktu hingga berbulan-bulan tergantung dari tingkat kesulitannya.
Credit by: Ivana Rahma Chintami
Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Penerima Beasiswa Unggulan Kemendibud 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H