"Apapun masa lalu (kalian), apapun latar belakang kalian, itu tidak menentukan masa depan kalian”
“Jangan sampai semangat redup, berjuanglah terus. Jika sekolah, selesaikan dengan berkualitas. Jika bekerja, bekerja dengan berkualitas”
Hary Tanoesoedibjo
Jalan hidup seseorang tidak bisa ditebak. Kadang lurus, kadang menikung. Setiap orang punya cara sendiri-sendiri menghadapinya.
Dari kehidupan orang lain, kita menyaksikan kisah keberhasilan dan kegagalan. Mereka yang berhasil umumnya adalah yang sungguh-sungguh dan yakin dengan jalur yang ditempuhnya. Yang gagal biasanya orang-orang yang tidak sabaran, selalu mengeluh, dan memandang segala hal dari sudut pandang yang negatif.
Dari pengalaman orang-orang berhasil kita melihat satu hal penting: keberhasilan bukan sebuah “takdir,” dalam arti sudah ditentukan secara pasti sejak awal. Orang yang semula tidak beruntung, tak memiliki apa-apa, berhasil berkat kerja keras dan keyakinan. Sukses lahir dari sebuah proses.
Mengenai keberhasilan ini saya teringat cerita Hary Tanoesoedibjo (HT) tentang ayahnya. Cerita itu disampaikan HT di hadapan santri Pesantren Khusus Yatim As-Syafi'iyah, Bekasi, beberapa bulan lalu.
Di hadapan ratusan anak yatim HT bercerita ayahnya juga seorang yatim. Ayah HT sudah yatim sejak usia sembilan tahun. Akibatnya, Ahmad Tanoesoedibjo, ayah HT, harus meninggalkan bangku sekolah ketika masih kelas III SD. Ayah HT harus harus bekerja untuk menghidupi keluarga.
Berbagai pekerjaan pun dilakoni ayahnya, seperti menjadi loper koran. Ada satu kebiasaan positif ayahnya yang hingga kini dikenang HT. Ayahnya menurut HT selalu menyisihkan uang yang didapat dari pekerjaannya.
Kebiasaan menabung itu terus dilakukan ayahnya hingga akhirnya dia punya modal sendiri dan memutuskan untuk berwirausaha. Dalam menjalankan usahanya di bidang perkayuan, HT menyaksikan ayahnya sangat bersemangat dan yakin dengan bidang yang ditekuninya.
Dia pun berhasil. Dari semula bekerja pada orang lain terus membuka lapangan usaha sendiri. Dia menjadi pengusaha lokal yang sukses dan bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi, termasuk si bungsu HT.
Setelah bercerita panjang lebar mengenai orang tuanya, HT kemudian memotivasi para santri agar tidak gampang putus asa dan terus berjuang. "Apapun masa lalu (kalian), apapun latar belakang kalian, itu tidak menentukan masa depan kalian," kata HT kepada para santri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H