Lihat ke Halaman Asli

Shavira711

Mahasiswi

Morfologi Unik: Tumbuhan Paku yang Endemik dalam Konteks Konservasi

Diperbarui: 14 Januari 2024   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:17521180-1/imagesInput sumber gambar

Penulis: Shavira Perdani Safitria Hanafi dan Mildawati

Tumbuhan paku (Pterydophyta) merupakan tumbuhan yang tergolong ke dalam kingdom plantae. Ciri-ciri tumbuhan paku yaitu memiliki organ akar, batang, dan daun yang sejati, berpembuluh (traceophyta), dan berspora. Spora merupakan organ reproduksi yang berperan dalam fase pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan paku. Fase tumbuhan paku terdiri dari 2 fase hidup, yaitu sporofit dan gametofit. Pada tumbuhan paku, daur hidup sporofit lebih panjang atau dominan jika dibandingkan dengan daur gametofit. Tumbuhan paku umumnya berbentuk herba, semak, atau perdu, bahkan ada juga yang berbentuk pohon meskipun sedikit.  Tumbuhan paku umumnya ditemukan pada tipe habitat seperti terestrial, epifit, rupestral, dan climbing.  

            Berdasarkan habitatnya, tumbuhan paku juga ditemukan tumbuh endemik pada kawasan tertentu. Tumbuhan paku yang endemik ini umumnya memiliki kriteria khusus agar tetap bertahan hidup, salah satu strateginya yaitu bentuk morfologinya yang unik dan beda dari jenis paku lainnya.

            Salah satu contoh tumbuhan paku endemik yaitu tumbuhan paku Platycerium willinckii. Tumbuhan paku  jenis ini termasuk tumbuhan paku endemik di pulau Jawa. Yang menjadi karakter uniknya yaitu daunnya (ental) berbentuk seperti tanduk rusa sehingga lebih dikenal dengan sebutan paku tanduk rusa. Paku tanduk rusa jenis ini memiliki 2 jenis ental. Tipe ental yang pertama selalu steril berbentuk perisai tegak, mengering pada kondisi kurang air, fungsinya mengumpulkan dedaunan kering dan penangkap air sehingga kelembapan bagi rimpang terjaga. Tipe kedua menjuntai dari tipe pertama fungsinya sebagai pembawa spora yang terletak di sisi bawah daun.

Paku rusa Platycerium willinckii umumnya hidup epifit. Tumbuhan paku rusa jenis ini diketahui hidup di kawasan hutan yang tidak tertutup. Asupan matahari yang masuk cukup banyak, sehingga tingkat kelembapan udaranya relatif rendah. Tumbuhan Paku tanduk rusa ini biasai dijumpai bertengger di cabang-cabang atas pohon dewasa, di hutan hujan dataran rendah, hutan bakau dan di sepanjang pinggir jalan.

            Konservasi merupakan suatu usaha untuk melindungi, menjaga, serta melestarikan baik tipe habitat maupun biodiversitas di dalamnya. Spesies dikatakan harus dikonservasi apabila spesies tersebut terancam punah, populasinya menurun, dan endemik. Berdasarkan uraian sebelumnya tumbuhan paku Platycerium willinckii termasuk salah satu spesies yang harus dikonservasi agar jumlah populasi di habitatnya selalu terjaga dan tidak over exploitation dalam penggunaanya seperti dalam urusan perdagangan. Salah satu bentuk upaya konservasi pada Platycerium willinckii adalah dengan cara membudidayakan menjadi tanaman hias di kalangan masyarakat sehingga Platycerium willinckii tetap eksis dan survive ke depannya.

             

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline