Lihat ke Halaman Asli

Perlukah Membuat Aplikasi Olshop?

Diperbarui: 18 Mei 2017   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Kini para pecinta belanja online semakin dimanjakan oleh banyaknya situs-situs belanja atau marketplace online yang bermunculan dari waktu ke waktu. Sibuk kerja tidak sempat pergi berbelanja, tinggal klik-klik di depan laptop, kelar. Tak sempat ke swalayan karena repot mengurus si kecil dirumah, tinggal buka tablet, belanja, beres. Cari barang di beberapa toko tidak ketemu, tinggal buka smartphone dapet deh lewat online. Belanjanya pun bisa lewat berbagai cara. Belanja langsung via website bisa, lebih nyaman belanja langsung sambil tanya-tanya ke Customer Service-nya boleh, belanja lewat aplikasi olshop nya pun silahkan. Tinggal pilih.

Bahkan saya sendiri bisa berbelanja online sekitar 2-3x dalam seminggu. Kebetulan banyak barang-barang yang saya perlukan hanya bisa didapat lewat belanja online. Jadi, saya benar-benar merasa tertolong dengan hal ini.

Tak dapat dipungkiri, terkadang berbelanja via website terasa kurang nyaman saat diakses lewat smartphone. Entah loading website yang lambat atau tampilannya yang membuat “sakit mata” karena gambar dan tulisannya berubah menjadi kecil atau harus geser-geser ke kanan, kiri, atas, bawah karena tampilannya terpotong. Capek kan?

Namun, kini sudah banyak situs-situs belanja atau marketplace yang menyediakan aplikasi olshop gratis bagi customernya. Tinggal diunduh melalui Google Playstore bagi pengguna smartphone Android, lalu kita sudah bisa mulai berbelanja. Gampang kan?

Berlama-lama di aplikasi olshop terasa menyenangkan karena tampilannya menyesuaikan dengan smartphone yang kita pakai. Lebih nyaman dilihat oleh mata.

Dari segi seller pun, aplikasi olshop juga unggul dalam hal menarik perhatian customer. Notifikasi yang terkirim ke smartphone customer akan lebih “dikenali” karena biasanya muncul logo dari situs yang bersangkutan, pun lebih gampang diketahui karena terpisah dengan notifikasi email yang biasanya bertumpuk-tumpuk tanpa direspon (Adakah yang demikian? hehe).

Jadi, perlukah membuat aplikasi olshop (bagi seller)?

Jawabannya tergantung seller itu sendiri. Jika merasa sudah cukup puas dengan berjualan via website, marketplace online atau sosial media, ya mau bagaimana lagi? Namun, jika ingin menambahkan strategi pemasaran baru atau memberikan pengalaman baru bagi customer, tidak ada salahnya seller mencoba membuat aplikasi olshop.

Selamat mencoba!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline