Lihat ke Halaman Asli

Perbedaan Bahasa Antara Orang Kaya dan Orang Miskin

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Saya mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah. Disana saya banyak belajar tentang sosialisasi yang termasuk diantaranya adalah cara berbicara. Suatu hari, ketika sedang mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas, salah seorang teman bertanya tentang “perbedaan cara berbicara antara orang miskin dan orang kaya”.

Topik yang kami bicarakan bukanlah tentang uang yang dimiliki seseorang, tapi yang dimaksudkan adalah lingkungan sekitar dan pendidikan dari orangtua. Pada umumnya, orangtua yang memiliki harta yang lebih akan mengajarkan cara berbicara yang sopan pada anaknya. Karena para orangtua tersebut juga bergaul dengan orang yang sederajat dan juga mereka mempunyai kolega yang sederajat pula. Anak-anak mereka diajarkan untuk berbicara dengan cara dan bahasa yang halus, agar dapat dipandang baik dalam segi pendidikan. Mereka akan merasa malu apabila anaknya berprilaku dan berbicara dengan bahasa yang kasar karena biasanya para orangtua yang mempunyai harta lebih benar-benar memperhatikan cara seseorang berbicara dan akan langsung memiliki pikiran yang negatif apabila ada anak yang berbicara dengan bahasa yang kasar.

Sedangkan orang yang kurang mampu dalam masalah harta, biasanya tidak terlalu mempermasalahkan tentang gaya bahasa yang digunakan oleh anaknya. Karena para orangtua ini merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan sekalipun anaknya berbicara dalam bahasa yang kasar dan tidak sesuai. Para orangtua yang kurang mampu ini, tidak akan langsung memandang negatif tentang seorang anak yang berbicara kasar. Ini juga dikarenakan oleh lingkungan yang memang terbiasa mendengar bahasa kasar dalam percakapan sehari-hari.

Lingkungan dimana seseorang menetap juga sangat penting dalam membentuk karakter seorang anak dan cara berbicara mereka. Dilingkungan mewah biasanya jarang terjadi sosialisasi, namun sekalipun mereka berkomunikasi antar warga mereka akan menggunakan bahasa yang baik dan halus. Karena memang dilingkungan keluarga mereka diajarkan untuk bertutur kata dengan baik. Sedangkan dilingkungan biasa, para warga biasanya menggunakan bahasa sehari-hari yang sedikit kasar bahkan ada lingkungan yang memang menggunakan bahasa kasar dalam percakapan sehari-harinya. Anak-anak akan meniru apa yang dilakukan orang yang lebih tua dilingkungannya. Ketika mereka berkata kasar, mereka akan berfikir bahwa itulah yang dicontohkan oleh orang-orang disekitarnya. Para orangtua yang mungkin menyadari tentang cara berbicara anaknya yang kasar, tidak akan menegur karena menganggap ini adalah suatu kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

Lingkungan yang dimaksud bukan hanya lingkungan dimana mereka tinggal, tetapi juga lingkungan dimana mereka bersosialisasi. Seperti sekolah, disana mereka diajarkan cara berkomunikasi yang baik dan benar. Akan tetapi, guru tidak akan selalu berada disamping si anak untuk mengawasi cara mereka berbicara. Dan mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Disitulah letak sosialisasi anak disekolah.

Sangat penting untuk mengajarkan anak cara berbicara yang baik dan benar terutama di era globalisasi ini. Budaya-budaya asing dapat dengan mudah masuk kedalam diri anak. Cara berbicara yang baik dan benar akan mencerminkan pribadi yang baik pula. Itulah yang harus ditanamkan pada anak-anak Indonesia. Indonesia adalah Negara yang sopan. Karena itu pula, anak Indonesia harus menggunakan bahasa yang baik dan sopan untuk mencerminkan kepribadian bangsanya. Untuk mewujudkannya, sangatlah penting peran dari keluarga. Tanamkan dan contohkanlah cara yang baik dalam berbicara kepada anak sejak dini. Karena ini akan mengurangi pengaruh dari lingkungan tentang cara berbicara. Meskipun berada dilingkungan yang sangat buruk cara bertutur katanya, apabila anak terbiasa untuk berbicara dengan baik dan benar, ia tidak akan langsung mengikuti hal yang terjadi dilingkungannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline