Menghadapi berbagai transformasi dan kebijakan terhadap program merdeka belajar guru Bimbingan dan Konseling perlu memiliki berbagai inovasi kuhusunya dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Tantangan yang dihadapi profesi bimbingan dan konseling di era revolusi 4.0 ini diantaranya yaitu bahwa konselor dituntut untuk mampu memanfaatkan kemajuan teknologi dan memberi pelayanan kepada peserta didik yang lebih personal dan profesional.
Selain itu guru bimbingan dan konseling perlu meningkatkan kemampuan literasi yang meliputi literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia, pemanfaatan artifical counselor untuk menggantikan sebagian tugas konselor, kemudian munculnya berbagai perubahan perilaku peserta didik dan gaya hidupnya. Guru bimbingan dan konseling dituntut untuk menjadi life long learner, kreatif dan inofatif, guru BK penggerak, reflektif, kolaboratif mampu menerapkan bimbingan dan konseling multikultural.
Hal tersebut berkaitan dengan kegiatan pembelajaran dalam kondisi di lapangan seringkali yang pendidik pikirkan atau bayangkan tidak mudah dalam diterpakan karena dalam aktualisasi, sebagai pendidik sering kali menghadapi permasalahan yang timbul dari lingkungan internal maupun dari lingkungan eksternal pembelajaran, serta dalam bentuk fisik ataupun non fisik. Kualitas suatu pembelajaran yang masih rendah di kelas, diindikasi melalui rendahnya kegiatan peserta didik di kelas, hasil belajar yang belum maksimal, peserta didik ribut, tidak memperhatikan pada kegiatan proses pembelajaran, belum terlibat aktif pada kegiatan pembelajaran, serta belum terlibat aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
Dalam beberapa tahun terakhir ini, para praktisi pendidikan telah mengembangkan keterampilan non-akademik dalam bentuk soft skill, keterampilan non kognitif, keterampilan penting untk dunia kerja, keterampilan abad ke-21, pola pikir, keterampilan penring dan kebiasaan, serta perkembangan sosial emosional. Keterampilan non-akademik ini mengacu pada sebuah pembelajaran yang dinamakan pembelajaran sosial emosional atau social emotional learning
Salah satu upaya penerapan pembelajaran sosioal emosial dalam bimbingan dan konseling yaitu melalui layanan bimbingan kelompok. Layanan ini merupakan salah satu strategi dari layanan dasar yang bersifar kuratif dan informatif dalam pemberian informasi. Selain itu melalui layanan klasikal guru bimbingan dan konseling mampu untuk menerapkan komponen yang ada dalam pembelajaran sosial emosional sebagai salah satu proses belajar bagi peserta didik.
Layanan bimbingan konseling yang dilaksanakan oleh guru pembimbing di sekolah terdiri dari empat bidang layanan, salah satunya adalah layanan bimbingan pribadi. Layanan bimbingan pribadi merupakan layanan bimbingan yang penting dilaksanakan di sekolah, hal ini disebabkan karena siswa sangat membutuhkan bimbingan untuk membantu merespon masalah-masalah yang dihadapi dalam periode pertumbuhannya. Diantaranya yaitu terkait dengan bersosialisasi khususnya kerjasama dalam kelompok, baik dalam kelompok belajar ataupun kelompok lainnya, dalam hal ini peserta didik dituntut untuk dapat bekerjasama dengan baik demi terciptanya tujuan bersama, hal tersebut juga akan berafiliasi pada kehidupan bermasyarakat peserta didik.
Oleh karena itu penggunaan layanan bimbingan pribadi sosial bertemakan kerjasama kelompok dirasa tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut pada siswa. Secara teknis dalam layanan tersebut memiliki tujuan, diantaranya adalah:
- Mampu membangun kerjasama dalam kelompoknya
- Mampu mengungkapkan urgensi kerjasama dalam kelompok
- Mampu membangun nilai-nilai kerjasama pada dirinya
- Mampu melaksanakan kerjasama dalam kegiatan berkelompok
Materi yang dimuat akan mambahas tentang kerjasama, dimana kerjasama merupakan sesuatu yang ditangani oleh beberapa pihak. Kerjasama adalah sebuah sikap mau melakukan suatu pekerjaan secara bersama-sama tanpa melihat latar belakang orang yang diajak bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Materi akan mambahas antara lain Terdapat lima bentuk kerja sama, Kerukunan, Bargaining, Kooptasi, Koalisis, Joint Venture.
Secara Keseluruhan layanan ini akan mengevaluasi apakah sudah sesuai dengna tujuan yang akan dicapai dalam layanan BK. Tingkat pemahaman yang ditangkap oleh peserta didik terhadap layanan informasi yang dilakukan, bagaimana perubahan perilaku peserta didik setelah mendapatkan layanan BK, dan apakah peserta didik merasakan mengenai permasalahannya bisa terpecahkan. Hal ini nantinya sebagai bahan pertimbangan guru BK untuk melihat hasil yang di dapatkan seperti keberhasilan layanan yang diberikan kepada peserta didik apakah sudah sesuai dan dapat terlihat perubahannya khususnya dalam bidang akademik.