Lihat ke Halaman Asli

Luka Senja

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Senja adalah saat yang paling dinantikan oleh Indah.Gadis kecil yang bermata biru.Banyak orang-orang bilang dia anak bule, padahal ibunya hanya seorang penjual nasi uduk di pinggiran stasiun.

Indah duduk di beranda rumahnya yang sangat sederhana.Di rumah itu, dia hanya tingggal dengan ibu dan neneknya.Biasanya jika senja begini, dia ditemani neneknya yang hobi menyanyikan tembang jawa lir-ilir.Namun sudah tiga hari dia tak mendengarkan tembang itu, karena neneknya menjenguk bibinya yang baru saja melahirkan.

Indah masih duduk di beranda sambil menikmati senja yang menawarkan cakrawala begitu indah.Warna kuning bercampur orange menghiasi langit senja itu.Namun ada hal yang mengganggu pikirannya akhir-akhir ini.Tentang siapa ayahnya.Karena tadi saat bu guru menanyakan tentang orang tua, hanya dirinya yang tidak menyebutkan nama ayah.Karena memang dia tak pernah tau siapa ayahnya.

Senja telah berganti malam.Dan malam telah lama berlalu,namun Rina, ibunya Indah belum bisa memejamkan matanya.Masih teringat pertanyaan Indah seusai makan malam tadi yang menanyakan perihal ayahnya.Rani sangat menyesal karena telah memarahi Indah.Mungkin inilah waktunya Indah tahu akan siapa sebenarnya ayahnya. Toh cepat atau lambat Indah juga harus tahu siapa ayah kandungnya.Tiba-tiba kembali teringat bayangan akan masa lalu yang sangat dibenci oleh Rina.

***

Enam belas tahun lalu di sebuah desa.

Rina seakan-akan bermimpi saat seorang pemuda bule telah menyuntingnya menjadi istri.Dia lelaki pendatang di desa itu setahun yang lalu.Banyak gadis yang mengincar pemuda itu, namun ternyata pemuda itu mencintai Rina.Namanya Josef Maikel.Dan setelah menjadi mualaf karna menikah dengan Rina namanya menjadi Yusuf Muhammad.
Dua tahun setelah pernikahan mereka lahirlah
, seorang bayi perempuan yang sangat cantik,diwaktu senja,di saat angin berhembus sepoi dan matahari mulai memencarkan sinar merah saga.

“Betapa indah hari kelahiranmu, nak” ujar Yusuf.

Sayang, bagaimana jika anak pertama kita ini, kita beri nama Senja Indah Permata? tanya Yusuf.

Rina hanya tersenyum mendengar perkataan suaminya.Dia sangat menyukai nama itu.Senja memberi kita banyak kebahagiaan”ujar Rina.

“Iya sayang.Dulu saat awal kita bertemu, juga di saat senja. Dan kini disaat senja kita diberi karunia yang lebih indah lagi”ujar Yusuf.

Mereka tersenyum sangat bahagia.

Namun, sebagaimana rumah tangga selalu saja ada cobaan yang menimpa. Disaat umur Senja Indah Permata menginjak dua tahun, Yusuf harus kembali ke negeri asalnya, Australia.

“Aku berjanji akan kembali ke sini sayang”ujar Yusuf.Rina hanya dapat terdiam menahan air matanya yang siap meluncur deras, dia terus menggendong anaknya yang mulai menangis.

Dan disaat senja di ujung perbatasan desa luka mulai terjadi.Rina melepas kepergian Yusuf dengan derai air mata.Hatinya begitu sakit melihat langkah Yusuf yang semakin jauh.Dan sejak saat itu, Yusuf tak pernah kembali lagi.Hingga akhirnya Rina memutuskan pindah ke kota demi masa depan Senja Indah Permata.

***

Malam hujan rintik-rintik.Menghadirkan sisa dingin yang menusuk-nusuk tubuh. Seusai makan malam Rina mengajak Indah bicara berdua.

“Maafkan Ibu, Indah.Karena selalu memarahimu saat kau bertanya tentang ayahmu.Bukan ibu tidak mau manceritakan perihal ayahmu, hanya saja ibu terlalu lemah untuk mengenang masa lalu itu”

“Sudahlah Bu,Indah tak perduli lagi tentang ayah Indah.Indah tak perduli lagi tentang omongan orang, yang penting sekarang Indah tak ingin membuat Ibu marah dan sedih”

“Tidak Indah.Sudah waktunya kamu tahu semuanya.Tentang ayahmu”. Perlahan Rina mulai menceritakan akan pertemuannya dengan Yusuf,mereka menikah dan lahirlah Indah serta kepergian Yusuf.

“aku benci ayah”ujar Indah saat Rina selesai barcerita.

“Kenapa benci Indah?”

“Karena dia telah menykiti orang yang paling Indah sayang dan telah menelantarkan kita.Dia telah membuat kita dihina dan diremehkan orang Bu”

“Biarlah Indah.Tapi ibu percaya dia akan kembali”

“Indah tak mau lagi dengar tentang ayah”ujar Indah.Ya sudah Bu, Indah mau belajar dulu”ujar Indah kemudian meninggalkan ibunya sendiri di ruang yang sepi itu.

Indah sebenarnya tidak ingin belajar.Hanya saja hatinya terlalu rapuh untuk mendengar cerita dari ibunya perihal ayahnya.Ternyata sosok yang sangat dia harapkan untuk dimiliki hanyalah sosok pengecut yang dengan teganya menelantarkan dia dan ibunya.Indah tak tahan lagi membendung air matanya.

“Tak ada kamus Ayah dalam hidupku”batin Indah.Dan sejak saat itu, dendam mengalir dalam tubuhnya.

***

Sore itu Indah menantikan kepulangan ibunya.Tidak biasanya ibunya pulang terlambat.Indah merasakan cemas.Padahal Indah ingin memberi tahu bahwa dia akan mengikuti pertukaran pelajar ke Australia.Buru-buru indah mengunci pintu dan berjalan menyusul ibunya.

Setibanya di setasiun Indah melihat warung ibunya telah tutup.

“Kemana ibu?”batin Indah.Matanya menyusuri semua bagian yang ada di stasiun itu.Dilihat ibunya sadang duduk mengobrol dengan seorang lelaki.Perlahan Indah berjalan mendekati ibunya.

“Aku sangat merindukanmu, Sayang”ujar lelaki itu.Aku ingin kita hidup seperti dulu lagi”

“Aku tak bisa hidup dengan mu lagi, Yusuf”ujar Rina.

Rasanya terkejut sekali saat Indah mendengar percakapan itu.Dia sangat tidak menyangka bahwa lelaki yang sedang berbicara dengan ibunya itu adalah ayahnya. Ingin sekali rasanya Indah berlari dan memeluk ayahnya.Namun rasa dendam melarangnya karena dia adalah lelaki yang telah membuat dia dan ibunya menjadi orang yang selalu dihina oleh orang lain.

“Bu, ayo kita pulang”ujar Indah tiba-tiba, yang telah berdiri di samping Rina dan menarik tanggan Rina.

“Siapa dia sayang?”tanya Yusuf.Rina hanya diam tak mampu menjawab.

“Sudahlah Bu, ayo kita pulang.Tak usah perdulikan lelaki ini”ujar Indah sambil menarik tangan ibunya.

“Hei hei, nanti dulu.Siapa kau?Aku sedang bicara dengannya”ujar Yusuf sambil memandang kearah Indah.

Siapa saya itu bukan urusan Anda”ujar Indah.Sekarang lepaskan tangan kotor Anda dan pergi dari sini”ujar Indah sinis.

“Indah kamu tidak boleh bicara seperti itu”ujar Rina.

“Sudahlah bu ayo kita pulang”ujar Indah sambil menarik tangan ibunya.

Setibanya dirumah, Rina sangat marah pada Indah.

“Tidak seharusnya kamu seperti tadi.Itu tidak sopan Indah”ujar Rina.

“Dia yang tidak sopan,Bu.Sudah sore masih saja menahan ibu untuk diajak ngobrolujar Indah kemudian meninggalkan ibunya sendiri.

“Indah tahu Ibu sangat merindukan ayah,namun Indah tak ingin ayah menyakiti kita lagi,menelantarkan kita lagi.Indah juga merindukan ayah,tapi ayah sudah membuat kita menderita”batin Indah.

***

Indah baru saja keluar dari kelas saat melihat ibunya berdiri didekat gerbang sekolah.Itu adalah hal yang tidak biasa terjadi.

“Ada apa Ibu ke sekolah Indah?” tanya Indah saat menghampiri ibunya.

“Ibu hanya ingin menjemput kamu pulang Indah”

Duh, terimakasih ya Bu.Indah seneng banget dijemput begini”ujar Indah.

“Ibu ingin bicara penting denganmu Indah”

“Ada apa Bu?”

“Tapi tidak disini”ujar Rina.Kemudian mereka menuju sebuah restoran.

Disana Yusuf telah menunggu mereka berdua.Dan ketika mereka tiba, Yusuf segera mempersilahkan mereka berdua duduk.

“Bu, kan Indah sudah bilang kalau Indah tidak suka Ibu berteman dengan lelaki ini”ujar Indah.

“Indah, dengarkan penjelasan Ibu dulu”ujar Rina sambil membujuk Indah agar mau duduk.

“Ibu mau bilang apa?”tanya Indah.

“Senja aku ayahmu”ujar Yusuf.

“Selama ini saya tidak punya ayah.Dan ketika tiba-tiba ada seorang lelaki datang dalam kehidupanku dan ibu kemudian mengaku sebagai ayahku, apakah aku harus percaya?”tanya Indah sinis.

“Indah!!Kamu sudah benar-benar kurang ajar!!ujar Rina, marah.Dia ayah kamu. Ayah yang selama ini kita rindukan”

“Ibu bilang ayah?Dulu memang Indah merindukan ayah,namun ketika Indah tahu dia hanya seorang lelaki pengecut yang menelantarkan anak dan istrinya, maka sejak itu Indah sudah menganggap ayah Indah sudah mati”ujar Indah.

Plakkk

Sebuah tamparan mendarat di pipi Indah.Indah memandang tajam ke ibunya.Kemudian dia berlari keluar.

“Indah…!!!”teriak Ibunya. Indah tak lagi menghiraukan ibunya.Yang ada dalam hatinya hanya perasaan dendam,marah dan benci.Dia terus berlari meski ibunya terus memanggil namanya.Bencinya bertambah besar ketika teringat perihal ayahnya.

Bruakkk…

Terdengar deritan mobil mengerem dan sebuah benturan keras. Bau darah segar tercium oleh Indah.

“Ibuuu…!!!teriak Indah, kemudian berlari menghampiri ibunya.

***

Senja kembali melukis luka di hati Senja Indah Permata.Masih teringat betapa durhakanya dirinya saat meningggalkan ibunya.Dia telah menyebabkan ibunya meningggal dunia.Meninggalkan dia untuk selamanya.

“Sudahlah Senja, jangan selalu kau ratapi kepergian ibumu”ujar Yusuf sambil mendekati Indah yang duduk di beranda rumahnya.

Ingin rasanya Indah menyalahkan lelaki itu,namun wasiat terakhir ibunya yang mencegah dia melakukan semua itu.

“Dia ayahmu, Indah.Sayangi dia seperti kau menyayangi Ibu.Tinggalah bersamanya Indah.Dia sangat menyayangimu”ujar ibunya sebelum memejamkan mata untuk selamanya.

“Senja” panggil Yusuf. Indah pun menoleh. ”Boleh Ayah memelukmu, sayang?”

Indah langsung memeluk Yusuf.Maafkan Indah, Ayah”ujar Indah.

“Ayah sudah memaafkanmu, Senja”ujar ayahnya.

Senja pun berlalu seiring mengeringnya luka di hati Senja Indah Permata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline