Lihat ke Halaman Asli

Mengubah Sampah Plastik Menjadi Energi Alternatif : Solusi Inovasi dan Berkelanjutan

Diperbarui: 7 Juni 2024   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Septi Aprilia (Mahasiswa S3 Prodi Pendidikan IPA Universitas Sebelas Maret Surakartadan Dosen ITS PKU Muhammadiyah Surakarta)

Salah satu masalah lingkungan paling mendesak yang kita hadapi saat ini adalah sampah plastik. Jutaan ton plastik dibuang ke tempat pembuangan akhir atau bahkan di buang ke lautanan, sehingga dapat merusak ekosistem dan mengancam kehidupan laut. Pengolahan sampah plastik ini sangat penting di lakukan, karena sampah plastik memerlukan ratusan tahun untuk terurai secara alami. sehingga melepaskan bahan kimia berbahaya yang mencemari tanah dan air dan membahayakan manusia dan makhluk hidup lainnya. Laporan dari World Economic Forum menyatakan bahwa jumlah plastik di lautan kita saat ini lebih dari 150 juta ton, dengan tambahan 8 juta ton per tahun. Ini merupakan situasi krisis yang memerlukan tindakan cepat.

Selain itu, saat ini kebutuhan akan energi meningkat bersama dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi. Ini meningkatkan tekanan pada sumber daya energi konvensional yang terbatas dan seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan. Menurut International Energy Agency (IEA), kebutuhan energi global meningkat sekitar 2,3% pada tahun 2018 saja, sebagian besar disebabkan oleh negara-negara berkembang seperti China dan India.

Pengolahan sampah plastik sebagai sumber energi alternatif adalah solusi inovatif yang menjanjikan untuk mengatasi dua masalah besar di atas. Solusi untuk kedua masalah ini adalah mengubah sampah plastik menjadi energi alternatif. Teknik seperti pirolisis, gasifikasi, dan pembakaran langsung dapat mengubah plastik menjadi bahan bakar cair, gas, atau listrik. Proses ini menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan bisnis dan rumah tangga, selain mengurangi volume sampah plastik.


Misalnya, pirolisis adalah proses pemanasan sampah plastik tanpa oksigen yang menghasilkan minyak pirolisis yang dapat diubah menjadi bensin atau diesel. Proses ini dapat mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu, residu dari proses ini dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan jalan atau bangunan, menambah nilai produk yang dihasilkan.


Sebaliknya, gasifikasi adalah proses transformasi sampah plastik menjadi gas sintetis, juga dikenal sebagai syngas, melalui reaksi kimia yang dilakukan pada suhu tinggi dengan oksigen dan uap air. Syngas kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik atau sebagai bahan baku untuk produksi bahan kimia industri. Metode ini menawarkan efisiensi konversi energi yang tinggi dan fleksibilitas dalam penggunaan produk akhir. Namun, menjadikan pengolahan sampah plastik sebagai sumber energi alternatif tidak mudah. Kebutuhan akan infrastruktur yang memadai dan biaya teknologi yang masih relatif tinggi merupakan hambatan utama. Untuk mengurangi dampak lingkungan lainnya, seperti polutan udara dan residu berbahaya, proses ini juga harus dikelola dengan baik.


Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah, industri, dan masyarakat harus bekerja sama. Industri dapat membantu dengan membangun infrastruktur yang diperlukan dan mengembangkan teknologi baru untuk pengolahan sampah plastik; pemerintah, di sisi lain, dapat memainkan peran penting dengan memberikan insentif dan peraturan yang mendorong investasi dalam teknologi ini. Sementara itu, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mendukung program daur ulang.

Pengolahan sampah sebagai sumber energi alternatif dapat menjadi bagian penting dari ekonomi sirkular dalam jangka panjang. Ini akan mengatasi masalah sampah plastik dan membangun sistem energi yang lebih tahan lama dan berkelanjutan. Secara keseluruhan, ide pengolahan sampah sebagai sumber energi alternatif sangat menarik dan memiliki potensi untuk mengubah paradigma dalam manajemen limbah dan produksi energi. Kita dapat mewujudkan potensi ini dan menuju masa depan yang lebih bersih, lebih hijau, dan lebih berkelanjutan jika kita berkomitmen dan bekerja sama.ITS PKU Muhammadiyah Surakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline