Lihat ke Halaman Asli

Bajank Kirek

OFFICE BOY

Aku Ini Pelacak Cinta

Diperbarui: 7 November 2018   16:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dan ini emang caraku membuang buang waktu di kota penuh kenangan ini. Malam malam aku berjalan, iya berjalan kaki. Dengan tangan dimasukan di saku celana jinsku. Dari Hotel D jalan Kombas, aku jalan kaki melewati Ovist, oho, sudah ada SPBU di sana. Di tempat yang dulu adalah Gedung Olahraga yang entah apa namanya aku sudah lupa.

Padahal dulu di Ovist ini berderet pedagang kaki lima. Dengan tenda tenda yang tiba tiba saja bisa muncul saat senja. Sekarang sudah tidak ada. Bakso KING sudah berubah jadi rumah makan ayam bakar dan goreng dengan nama ada Haji di belakangnya. Ah, tentu saja selain itu aku menemui ada mini market di sana. Iya, dengan akhiran ...mart itu.

Aku belok kiri berjalan menyusuri jalan Jatwin. Lalu di perempatan kecil aku belok kanan. Masih dengan tangan dimasukan di saku celana. Yang membuat aku jadinya tak bisa melihat jam tanganku kalau malam itu jam berapa. Aku berjalan dengan pikiran kemana mana. Tentang gadis gadisku di Purwokerto ini dan sekarang entah ada di mana....

Tahu tahu aku sudah ada di Jalan Dokter Angka. Jalan yang sudah tidak lagi terbagi dua. Dulu jalan ini dibagi dua dengan pembatas di tengah ada pepohonan. Ah, sekarang pepohonan itu sudah dibabat habis oleh dinas tata kota demi kelancaran pengguna jalan. Disebabkan apa? Karena kredit kendaraan dengan DP ringan mudah didapat.

Iya, kan... pikiranku kemana mana. Fokus. Fokus. Ini mau kemana dulu? Ke Tango Diskotik? Ah, sekarang sudah tidak ada. Juga Hotel Dinasty itu? Sudah berganti nama menjadi Horison. Terus bagaimana ini? Aku nyaris tersesat. Mana, mana Rumah Makan Pringkembar? Kenapa sudah tidak ada. Tempat aku dulu bersama Eno bertemu. Episode Cinta Sembunyi.

Lalu aku mau kemana ini? Ah, aku masih ingat. Cheers Caf! Masih adakah.... Ini hari kamis. Baru saja sore tadi aku sampai dari stasiun, menginap di Hotel, lalu aku berjalan kaki sok sokan kayak sedang di Luar Negeri saja kan? Aku menyeberang jalan. Menyeberang jalan di kota ini tentu lebih gampang dibanding menyeberang di jalan ibukota.
Aku masuk di Caf itu.

Sedang ada Live Music. Dengan DJ entah siapa. Ada music yang kupingku hapal, Midle-nya DJ Snake. Lumayan ramuan music mixingannya. Iyalah kutahu. Aku juga mantan DJ di sini dulu. Tentu ini tahun 2017, sudah tidak ada kru di caf ini mengenalku. Kenapa juga aku masih merasa serba salah, hingga di depan bartender, seorang wanita menyentuh tanganku.

Namanya Yos. Ah, entah itu nama sebenarnya dia aku tak peduli. Yos tertawa ketika dia menawarkan wine dan aku menolak. Cukup 'minuman biasa' saja. Yos bilang dari Jakarta, menginap di Horison, dan sepertiku karena iseng, terdampar di caf ini. Beginilah asyiknya bila bertemu dengan wanita dari kota besar. Tak banyak jaim dan basa basi.

Yos bilang di caf ini terlalu bising. Omong jadi tereak tereak. Ya, sudah jalan jalan saja, ajakku. Dan Yos menurut saat kuajak ke GOR. Jalan kaki saja. Oke, dia bilang. Lalu di trotoar sepanjang jalan Dokter Angka aku dan Yos saling cerita.

"Jadi, kamu dulu pernah di kota ini....? Tahun 90-an. Siaran di Radiooo? Hah? Radionya masih pake kaset? Gimana gitu? Diputer pake tape recorder. Rumit. Jangan ceritain soal kerjaanmu deh. Ceritain soal kamu sebagai Penyiar.... Omong kosong orang kayak kamu gak bisa membius wanita dan pendengar...."

Dan begitulah. Aku dan Yos... di lesehan trotoar jalan Soeharso depan GOR Satria, sambil ngopi dan makan jagung, aku bercerita. Yang kuceritakan awal kisah adalah kisah dengan Ipe, wanita pertama yang kucium di Kota Purwokerto ini. Yos mendengarkan dengan serius, tentu sambil diselingi makan jagung, ngopi, dan oh ya merokok....

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline