"Pokoknya kalau saya berkesempatan ke sini lagi, saya kan memesan menu mie kakap ini, karena rasanya yang orisinal dan mungkin cuma ada di Sultan Agung Cuisines ini"
*** *** ***
Kesan elegan dan luas masih saya rasakan ketika untuk kali ketiga menyambangi Sultan Agung Cuisines yang terletak di Jalan Sultan Agung No. 24 Yogyakarta ini. Kedatangan saya kali ini dalam rangkaian tur Dolan Kuliner yang digagas Komunitas Kompasianer Yogyakarta.
Resto ini menempati sebuah bangunan kolonial dengan aksen daun pintu klasik pada fasad bangunan utamanya. Rupanya bangunan ini dahulu merupakan sebuah rumah dinas yang diperuntukkan bagi dr. Kadis, seorang dokter pribumi Indonesia yang bertugas di Yogyakarta. Bangunan yang mengalami 3 zaman ini (Zaman kolonial Belanda, zaman pendudukan Jepang dan zaman kemerdekaan) pernah kosong tak berpenghuni dan sempat pula dimanfaatkan sebagai tempat bimbingan belajar Primagama dan dealer otomotif Suzuki Indojaya. Saat pemilik resto ini membelinya, bangunan ini juga sempat kosong selama 4 tahun. Dokumentasi otentik perjalanan gedung ini adalah berupa sebuah foto lama yang berasal dari pertengahan tahun 70-an. Sebuah foto hitam putih yang menceritakan kebersamaan sebuah keluarga saat khitanan putera dr. Kadis sang pemilik rumah.
KAPASITAS RUANGAN DAN FASILITAS
Sultan Agung Cuisines merupakan resto yang diperuntukan bagi semua kalangan baik tua maupun muda, ini bisa dilihat dari fasilitas dan menu yang ditawarkan. Resto yang memiliki daya tampung antara 250 hingga 300 pengunjung ini terdiri dari 3 ruang makan besar ditambah 3 ruang makan VIP. Saat kita melewati pintu masuk, ruang utama yang terdiri dari hampir 60 kursi langsung menyambut pengunjung dalam nuansa elegan dan luas dan merupakan ruang makan utama. Ruang ini terhubung dengan kesegaran kolam ikan dan taman kecil terbuka di sisi selatan. Bagi pengunjung yang ingin bersantap dan berbincang sambil merokok, dapat dengan leluasa memilih ruangan di sisi barat taman ini atau naik ke lantai atas yang tak kalah luasnya.
Di ruang makan kedua, pengunjung bisa berbincang dan menikmati hidangan dengan ditingkahi suara kicauan burung-burung hingga akan merasa berada di alam terbuka. Memutar sedikit, bagi pengunjung yang membutuhkan ruang pertemuan lebih personal bersama beberapa rekan kerja dapat memanfaatkan ruang VIP. Ada 3 ruang VIP yang dapat dijadikan pilihan dengan masing-masing kapasitas 10 orang. Menariknya 3 ruangan ini saling terkoneksi dengan dinding yang bisa dilepas pasang, sehingga bila membutuhkan ruang pertemuan yang lebih luas, masing-masing dinding antar ruangan bisa dilepas dan didapat ruang yang mampu menampung 30-40 orang.
Menaiki tangga yang terletak di taman kecil, kita akan memasuki ruang makan di lantai atas yang langsung terhubung dengan udara luar. Ruang makan ini berbentuk huruf U dengan pemandangan terbuka dan masih terkesan luas. Di ruang ini ada pilihan furniture dengan gaya rustic yang memberikan kesan santai dan luas. Bersantap di lantai atas ini, akan memberi kesan lebih personal bagi pengunjung karena bisa mengisolasi suasana dari ruang makan utama di lantai bawah.
Bagi pengunjung yang membawa balita, reso ini juga menyediakan beberapa kursi makan khusus balita yang ketinggiannya disesuaikan dengan orang dewasa. Tak banyak resto yang memperhatikan fasilitas ini, kursi balita ini memungkinkan balita untuk makan bergabung dengan anggota keluarga lain.Sebaliknya, orang dewasa lain juga dapat menyantap hidangan dengan nyaman sambil tetap mengawasi balita mereka. Fasilitas toilet di sni juga sangat nyaman dan cukup nyaman untukaksesibiltas kaum difabel. Sementara itu, bagi pengunjung muslim yang ingin menjalankan ibadah sholat juga bisa memanfaatkan ruang mushola yang terletak di samping sangkar burung pada ruang makan area bebas rokok di lantai bawah.
INDONESIAN, CHINESSE MEET WESTERN FOOD