Lihat ke Halaman Asli

Bersyukur Selalu

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bagi kebanyakan orang, ulang tahun merupakan sesuatu yang berarti. Berbagai perayaan pun dilakukan untuk merayakan ulang tahun. Selain simbol bertambahnya umur, ulang tahun pun dikaitkan dengan berbagai permintaan seseorang agar terkabul pada saat usianya mencapai yang diinginkannya. Bahkan kadang – kadang permintaan orang tidak bisa dinalar atau hal – hal yang tidak mungkin terjadi. Tapi yang namanya manusia tidak pernah puas oleh apa yang dimilikinya. Manusia selalu mengejar sesuatu yang seharusnya tidak menjadi bagian dalam hidupnya. Seperti yang terjadi pada Mary. Ia memohonkan sesuatu yang seharusnya tak mungkin terjadi.

Mary berdiri di samping sumur belakang rumahnya. Tidak tahu apa yang ia pikirkan. Mungkin dia sedang putus asa menghadapi cobaan yang menimpanya terus menerus. Padahal malam itu merupakan malam ulang tahunnya yang ke-35. Mary adalah seorang wanita karir yang bekerja di sebuah perusahaan asuransi. Ia sudah menikah selama kurang lebih 10 tahun. Suaminya, Albert, mulanya memiliki sebuah peternakan burung yang cukup besar. Tetapi kehidupan sempurna itu tidak berlangsung lama, hanya sekitar empat tahun berselang setelah pernikahan mereka, virus flu burung mulai merebak, peternakan itu mulai surut, dan Albert mulai kehilangan arah. Hanya Mary lah yang mencari nafkah untuk keluarga. Albert mulai berjudi dan mabuk-mabukan. Kadang tidak pulang rumah malahan. Sepasang suami-istri ini juga memiliki buah hati bernama Kate. Gadis kecil ini berusia tujuh tahun dan malangnya dia mengalami cacat mental yang tidak diketahui sebabnya. Kate tinggal di panti rehabilitasi sejak ia berusia tiga tahun. Hanya seminggu sekali orang tuanya menjenguknya. Bahkan, kadang-kadang jika Albert tidak pulang, sebulan sekali baru menjenguk Kate.

Masih berdiri di samping sumur, Mary tiba-tiba berpikir kalau ia sudah bosan dengan hidupnya. Membersihkan rumah, mencuci, dan memasak untuk suaminya yang tidak tahu pulang atau tidak. Mary sebenarnya sudah lelah dengan pekerjaan di kantor dan ingin merasakan berkehidupan sendiri tanpa ada yang menganggu. Itulah yang terlintas di kepalanya sekarang. Dimulai dengan melemparkan sebuah batu kecil dan sambil berkata perlahan, “Aku sudah muak dengan semua ini dan ingin memulai segalanya dari nol.” Tiba-tiba ada suara anjing yang tak lain adalah suara anjing pudelnya bernama Bond menggonggong dengan keras sekali. Sesuatu yang besar terjadi. Bahkan merubah hidup Mary.

Mary merasa ada kabut yang mengelilinginya dan ia terperangkap dalam kabut itu. Ia berusaha melepaskan diri dari situ tapi tidak bisa. Sekitar 10 menit, kabut itu pergi. Ya, keinginannya terwujud. Ia tidak harus lagi mencuci, memasak, ataupun membersihkan rumah. Ia menjadi laki-laki sekarang. Oleh perubahan ini tentu Mary merasa seperti termakan omongannya sendiri. Ia tidak menyangka di malam ulang tahunnya keinginannya terwujud. Sedangkan Bond, hanya terdiam dan memandangi wajah laki-laki itu. Mary bingung menghadapi kejadian yang baru saja ia alami tersebut. Ia kembali ke rumah dan tetap seperti biasa, rumah itu kosong. Tidak ada suaminya maupun putrinya. O tidak, ternyata rumah itu tampak kosong karena si penghuni sudah tidur. Ia kembali masuk ke kamarnya dan mendapati ada ‘Mary’ sedang tidur di ranjang. Ya, ia sekarang menjadi Albert. Ia duduk di ranjang dan tak lama kemudian merebahkan kepalanya di bantal dan tertidur. Keesokan harinya ia terbangun dan tak percaya apa yang terjadi. Isrinya bangun pagi dan menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya, Kate. Bahkan masih ada pegawai yang mengecek persediaan jagung untuk makanan burung. Peternakan burung itu masih ada. Wow pikirnya.

Kehidupan seperti inilah yang ia harapkan. Kehidupan yang sempurna. Memiliki istri yang baik dan memiliki anak yang tidak cacat mental. Baru sebulan menjalani kehidupan menjadi Albert, ia sangat bahagia. Lalu tiba-tiba ia mendapat telpon dari pegawainya kalau burung-burung di peternakan mati. Ia tidak tahu penyebabnya. Setelah dicek oleh dokter, burung-burung itu mati terkena flu burung. Habislah ia. Perlahan semua burung itu mati tanpa ada yang bisa mencegahnya. Albert mulai merasa ‘jauh dari dunia’. Ia sudah tidak tahu apa yang terjadi dengan keluarganya. Istrinya bekerja dan pulang malam. Anaknya rewel minta ini-itu. Ia sudah berusaha mencari pekerjaan lain tapi tidak mendapatkannya. Beruntungnya, istrinya adalah orang yang sabar dalam menghadapi situasi seperti ini. Sudah tiga bulan ia tidak menafkahi keluarganya. Ia mulai kehilangan arah dan mulai berjudi. Diawali dengan berjudi, lama kelamaania mabuk-mabukan. Oh dan ‘Albert’ mulai merasa ia sedang mengalami kejadian yang sama persis dengan sebelumnya. Yang dirasakan Albert saat kehilangan pekerjaannya. Ia ingin lepas dari semua ini. Ia perlahan mulai memikirkan menjadi seorang manusia pasti mengalami masalah demi masalah. Berat atau tidak itu tergantung dari diri kita sendiri. Bagaimana cara kita menghadap dan menyikapi tiap masalah di hidup kita. Perlahan air mata menetes di pipinya. Ia terus menangis dan menyesali apa yang terjadi. Tiba-tiba ada kabut yang mengelilinginya dan ia sudah tidak sadar apa yang terjadi lagi. Ia bangun dari mimpi panjangnya itu. Ya, itu hanya mimpi. Mary kembali ke kehidupan nyatanya sebagai seorang perempuan. Ia masih dalam posisi duduk di kasur. Tiba-tiba suaminya datang dan membawa kue ulang tahun untuk istrinya. Wow, kue ulang tahun ke-35 ini adalah kado terspesial dari suaminya. Suaminya kembali ke rumah dan mulai bekerja lagi. Kehidupan kembali semula dan dijalani dengan hati yang senang. Tak lupa bersyukur juga pada Tuhan telah memberi pelajaran yang begitu berharga bagi Mary dan keluarganya.

Bagi kebanyakan orang, ulang tahun merupakan sesuatu yang berarti. Berbagai perayaan pun dilakukan untuk merayakan ulang tahun. Selain simbol bertambahnya umur, ulang tahun pun dikaitkan dengan berbagai permintaan seseorang agar terkabul pada saat usianya mencapai yang diinginkannya. Bahkan kadang – kadang permintaan orang tidak bisa dinalar atau hal – hal yang tidak mungkin terjadi. Tapi yang namanya manusia tidak pernah puas oleh apa yang dimilikinya. Manusia selalu mengejar sesuatu yang seharusnya tidak menjadi bagian dalam hidupnya. Seperti yang terjadi pada Mary. Ia memohonkan sesuatu yang seharusnya tak mungkin terjadi.

Mary berdiri di samping sumur belakang rumahnya. Tidak tahu apa yang ia pikirkan. Mungkin dia sedang putus asa menghadapi cobaan yang menimpanya terus menerus. Padahal malam itu merupakan malam ulang tahunnya yang ke-35. Mary adalah seorang wanita karir yang bekerja di sebuah perusahaan asuransi. Ia sudah menikah selama kurang lebih 10 tahun. Suaminya, Albert, mulanya memiliki sebuah peternakan burung yang cukup besar. Tetapi kehidupan sempurna itu tidak berlangsung lama, hanya sekitar empat tahun berselang setelah pernikahan mereka, virus flu burung mulai merebak, peternakan itu mulai surut, dan Albert mulai kehilangan arah. Hanya Mary lah yang mencari nafkah untuk keluarga. Albert mulai berjudi dan mabuk-mabukan. Kadang tidak pulang rumah malahan. Sepasang suami-istri ini juga memiliki buah hati bernama Kate. Gadis kecil ini berusia tujuh tahun dan malangnya dia mengalami cacat mental yang tidak diketahui sebabnya. Kate tinggal di panti rehabilitasi sejak ia berusia tiga tahun. Hanya seminggu sekali orang tuanya menjenguknya. Bahkan, kadang-kadang jika Albert tidak pulang, sebulan sekali baru menjenguk Kate.

Masih berdiri di samping sumur, Mary tiba-tiba berpikir kalau ia sudah bosan dengan hidupnya. Membersihkan rumah, mencuci, dan memasak untuk suaminya yang tidak tahu pulang atau tidak. Mary sebenarnya sudah lelah dengan pekerjaan di kantor dan ingin merasakan berkehidupan sendiri tanpa ada yang menganggu. Itulah yang terlintas di kepalanya sekarang. Dimulai dengan melemparkan sebuah batu kecil dan sambil berkata perlahan, “Aku sudah muak dengan semua ini dan ingin memulai segalanya dari nol.” Tiba-tiba ada suara anjing yang tak lain adalah suara anjing pudelnya bernama Bond menggonggong dengan keras sekali. Sesuatu yang besar terjadi. Bahkan merubah hidup Mary.

Mary merasa ada kabut yang mengelilinginya dan ia terperangkap dalam kabut itu. Ia berusaha melepaskan diri dari situ tapi tidak bisa. Sekitar 10 menit, kabut itu pergi. Ya, keinginannya terwujud. Ia tidak harus lagi mencuci, memasak, ataupun membersihkan rumah. Ia menjadi laki-laki sekarang. Oleh perubahan ini tentu Mary merasa seperti termakan omongannya sendiri. Ia tidak menyangka di malam ulang tahunnya keinginannya terwujud. Sedangkan Bond, hanya terdiam dan memandangi wajah laki-laki itu. Mary bingung menghadapi kejadian yang baru saja ia alami tersebut. Ia kembali ke rumah dan tetap seperti biasa, rumah itu kosong. Tidak ada suaminya maupun putrinya. O tidak, ternyata rumah itu tampak kosong karena si penghuni sudah tidur. Ia kembali masuk ke kamarnya dan mendapati ada ‘Mary’ sedang tidur di ranjang. Ya, ia sekarang menjadi Albert. Ia duduk di ranjang dan tak lama kemudian merebahkan kepalanya di bantal dan tertidur. Keesokan harinya ia terbangun dan tak percaya apa yang terjadi. Isrinya bangun pagi dan menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya, Kate. Bahkan masih ada pegawai yang mengecek persediaan jagung untuk makanan burung. Peternakan burung itu masih ada. Wow pikirnya.

Kehidupan seperti inilah yang ia harapkan. Kehidupan yang sempurna. Memiliki istri yang baik dan memiliki anak yang tidak cacat mental. Baru sebulan menjalani kehidupan menjadi Albert, ia sangat bahagia. Lalu tiba-tiba ia mendapat telpon dari pegawainya kalau burung-burung di peternakan mati. Ia tidak tahu penyebabnya. Setelah dicek oleh dokter, burung-burung itu mati terkena flu burung. Habislah ia. Perlahan semua burung itu mati tanpa ada yang bisa mencegahnya. Albert mulai merasa ‘jauh dari dunia’. Ia sudah tidak tahu apa yang terjadi dengan keluarganya. Istrinya bekerja dan pulang malam. Anaknya rewel minta ini-itu. Ia sudah berusaha mencari pekerjaan lain tapi tidak mendapatkannya. Beruntungnya, istrinya adalah orang yang sabar dalam menghadapi situasi seperti ini. Sudah tiga bulan ia tidak menafkahi keluarganya. Ia mulai kehilangan arah dan mulai berjudi. Diawali dengan berjudi, lama kelamaania mabuk-mabukan. Oh dan ‘Albert’ mulai merasa ia sedang mengalami kejadian yang sama persis dengan sebelumnya. Yang dirasakan Albert saat kehilangan pekerjaannya. Ia ingin lepas dari semua ini. Ia perlahan mulai memikirkan menjadi seorang manusia pasti mengalami masalah demi masalah. Berat atau tidak itu tergantung dari diri kita sendiri. Bagaimana cara kita menghadap dan menyikapi tiap masalah di hidup kita. Perlahan air mata menetes di pipinya. Ia terus menangis dan menyesali apa yang terjadi. Tiba-tiba ada kabut yang mengelilinginya dan ia sudah tidak sadar apa yang terjadi lagi. Ia bangun dari mimpi panjangnya itu. Ya, itu hanya mimpi. Mary kembali ke kehidupan nyatanya sebagai seorang perempuan. Ia masih dalam posisi duduk di kasur. Tiba-tiba suaminya datang dan membawa kue ulang tahun untuk istrinya. Wow, kue ulang tahun ke-35 ini adalah kado terspesial dari suaminya. Suaminya kembali ke rumah dan mulai bekerja lagi. Kehidupan kembali semula dan dijalani dengan hati yang senang. Tak lupa bersyukur juga pada Tuhan telah memberi pelajaran yang begitu berharga bagi Mary dan keluarganya.

oleh: Ita Mutiara Laujaya- 10130110057- Manajemen A- Universitas Multimedia Nusantara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline