Lihat ke Halaman Asli

Penerapan Teori Komunikasi Dalam Kampanye Earth Hour Jogja

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ita Modhalina Sembiring /090903944

"Dekade 1990-an dan 2000an adalah 10 tahun terpanas!" World Meteorological Organization (http://earthhour.wwf.or.id/perubahan_iklim.php#.UX3j0aJHLk9).  Hal ini  juga terjadi akibat dari Efek rumah kaca, Efek Rumah Kaca adalah terjadinya suatu proses pemanasan pada permukaan dari suatu benda yang berada di langit yang terjadi dan disebabkan oleh adanya komposisi serta keadaan lingkar atmosfernya tersebut, contohnya adalah planet-planet, satelit buatan indonesia yang berterbangan diangkasa dan sebagainya yang menghimpun di angkasa raya. bisa kita rasakan saat ini betapa bumi sudah menjadi terasa amat panas sekali dan juga mengakibatkan terjadinya tenaga endogen dan eksogen di bumi. Penyebab dari itu semua adalah kita manusia. Salah satunya Saat kita menonton TV, menyalakan AC, menyalakan lampu, menggunakan pengering rambut, bermain video game, menggunakan microwave, mencuci/mengeringkan pakaian dengan mesin cuci, menyetrika baju, dan semua aktivitas yang menggunakan listrik berarti kita sudah membuat Bumi bertambah panas.

Permukaan bumi yang dilapisi dengan Gas Rumah Kaca (GRK). Ketika masuk atmosfer Bumi, panas matahari harus melewati panel ini. Kemudian diserap oleh tanah, air, dan ekosistem lain. Makanya, Bumi terasa hangat. Kalau tidak ada GRK, Bumi akan dingin dan beku. Proses ini disebut Efek Rumah Kaca. Secara alami GRK penting. Tapi, GRK di atmosfer bertambah kian hari kian cepat. Bahkan terlalu cepat. Akibatnya  Musim kemarau yang semakin panjang, perubahan iklim yang tidak menentu. Pagi hari cuaca bisa menjadi sangat panas, siang semakin panas dan tiba-tiba hujan deras atau sebaliknya. Itulah yang terjadi saat ini termasuk kota pelajar DI Yogyakarta.

Salah satu aksi untuk mengurangi pemanasan global yang semakin tidak menentu yakni  Earth hour. Earth hour adalah sebuah kegiatan global yang diadakan olehWorld Wide Fund for Nature(WWF) pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya. Kegiatan ini berupa pemadamanlampuyang tidak diperlukan di rumah dan perkantoran selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapiperubahan iklim. Kegiatan yang dicetuskan WWF danLeo Burnettini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2007. Saat itu, 2,2 juta pendudukSydneyberpartisipasi dengan memadamkan semua lampu yang tidak diperlukan. Setelah Sydney, beberapa kota di seluruh dunia ikut berpartisipasi pada Earth Hour 2008.Di Indonesia, aksi semacam ini baru dimulai pada 2009 di Jakarta, yang dipilih karena konsumsi listriknya terbesar, yakni 23 persen dari total konsumsi nasional. Earth Hour 2013 akan dilaksanakan pada 23 Maret 2013 pukul 20.30 sampai 21.30 waktu setempat beberapa waktu lalu termasuk di Jogja. “Ini Aksiku! Mana Aksimu?! Ini merupakan slogan yang diusung oleh gerakan Earth Hour 2013. Dan aksi Jogja mengusung slogan “Hal kecil yang dilakukan bersama-sama akan luar biasa dampaknya. Ayo, modifikasi gaya hidupmu menjadi hemat energi dan lebih ramah lingkungan! #INIAKSIKU” Aksi ini bertujuan Mengajak dan mengembangkan aksi yang mendukung gaya hidup lebih ramah lingkungan dan Menciptakan komunitas global dan terus memacu momentum yang mengingatkan orang agar sama-sama berjuang untuk masa depan dengan aksi kecil yakni dengan pemadaman lampu secara sukarela selama satu jam.

Penerapan teori komunikasi untuk kampanye “Ini Aksiku! Mana Aksimu?!” Earth Hour Jogja 2013

Teori disonansi kognitif

Menurut Leon Festinger mengatakan bahwa manusia sering kali mengubah sikap ataupun perilakunya untuk mengetengahkan keyakinannya sendiri, manusia akan mengalami ketidaknyamanan dalam jiwanya sebab jiwanya tertekan, hal inilah yang disebut dengan disonansi kognitif. Dan Menurut Roger Brown keadaan disonansi kognitif dikatakan sebagai keadaan ketidaknyamanan psikologis atau ketegangan yang memotifasi usaha-usaha untuk mencapai konsonansi. Brown menyatakan teori ini memungkinkan dua elemen (pikiran dan tindakan) memiliki tiga hubungan yang berbeda satu sama lain yaitu konsonan, disonan, dan tidak relevan.

Ada empat asumsi dalam teori ini, yaitu:

•           Manusia memiliki hasrat akan adanya konsistensi dalam keinginan pada keyakinan sikap dan perilakunya.

Asumsi ini menekankan bahwa manusia mencari konsistensi dan tidak akan menikmati inkonsistensi dalam pikirandan keyakinan mereka. terkadang orang ingin mencari konsistensi agar nyaman, tetapi persepsi-persepsinya sendiri telah menimbulkan inkonsistensi.

•           Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi psikologis

Asumsi ini berkaitan pada fakta bahwa keyakinan-keyakinan harus tidak konsisten secara psikologis satu dengan lainnya untuk menimbulkan disonansi kognitif.

•           Disonansi adalah perasaan tidak suka yang mendorong orang untuk melakukan tindakan-tindakan dengan dampak yang dapat diukur.

•           Disonansi akan mendorong usaha untuk memperoleh konsonansi dan mengurangi disonansi.

Mengatasi Disonansi

Disonansi dapat dikurangi dengan melakukan perubahan sikap dan perilaku:

1.Mengurangi pentingnya keyakinan disonan kita

2.Menambah keyakinan yang kosonan

3.Menghapuskan disonansi dengan cara tertentu

Analisis KampanyeEarth Hour Jogja 2013 berdasarkan Teori Disonansi Kognitif

Kegiatan kampanye secara umum merupakan kegiatan persuasi(komunikasi Persuasif) yang bertujuan mempengaruhi pola berpikir, bersikap, dan berperilaku orang lain seperti yang diharapkan.Sebagai salah satu bentuk komunikasi persuasif, yang secara umum berarti suatu kegiatan psikologis, yang bertujuan mengubah sikap dan perilaku, yang dilakukan secara halus dan lebih mengandung unsur manusiawi. Kampanye komunikasi secara teoritis ialah untuk memberi informasi dan mempengaruhi masyarakat merupakan bagian yang dikenal dan tidak dapat dipisahkan dari program pelayanan masyarakat, melalui berbagai poster, pemberitaan majalah, iklan di  televisi,  radio, berbicara dengan pemuka  masyarakat,  dan  selebaran selebaran hemat energi. Banyak cara yang dilakukan oleh untuk melakukan kampanye namun dalam hal ini belum banyak aksi yang bisa dilakukan oleh masyarakat jogja. Tidak semua masyarakat jogja ikut berpartisipasi.

Koordinator Earth Hour Jogja,Felix Kris Nugrah menjelaskan Earth Hour 2013 tidak hanya berkonsentrasi pada pemadaman lampu secara sukarela selama satu jam pada 23 Maret 2013 pukul 20.30-21.30, namun juga pada aksi nyata yang dilakukan sepanjang masa kampanye 60 hari pada Februari hingga April. Lebih dari itu, Earth Hour juga mendorong semua pihak untuk mempertahankan gaya hidup ramah lingkungan yang bisa berlanjut sepanjang tahun ini.

Beberapa aksi Earth Hour Jogja yang sudah dilaksanakan antara lain bersih pantai Samas, sepeda kampanye Earth Hour, kampanye 'Solidarity For Earth, penanaman pohon dan edukasi gaya hidup lingkungan dan lain-lain. Sedangkan program selanjutnya akan bekerjasama dengan Sheraton Mustika Yogyakarta Resort and Spa dalam aksi Eco-Friendly Program, Switch Off Ceremony di kawasan 0 Kilometer, dan sebagainya.

"Aksi-aksi ini diharapkan dapat semakin menyebarluaskan semangat penghematan energi dan perubahan menuju gaya hidup lebih ramah lingkungan pada warga DIY. Diharapkan pula, warga DIY juga akan berpartisipasi sebagai pendukung dan peserta aksi Earth Hour melalui website kami," paparnya. (http://krjogja.com/read/165230/gelar-aksi-gaya-hidup-ramah-lingkungan.kr)

Kampanye yang dilakukan oleh pihak Earth Hour Jogja 2013 memiliki perubahan dari tahun sebelumnya namun hasil yang di temukan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.. Gaung Earth Hour 2013 di Yogyakarta kali ini sepertinya kurang menggema. Mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Bukan tanpa partisipasi, tapi pemilihan tempat Titik Nol Kilometer kurang mewakili simbol dari puncak kampanye ini. Meski mewakili pusat kehidupan masyarakat Yogyakarta, namun sampai saat switch off ceremony tiba pada pukul 20.30 WIB tempat ini nyaris tak berubah. Lampu-lampu jalan dan sejumlah gedung tetap berpendar. Di sepanjang Jalan Malioboro pun demikian, hanya sejumlah gedung atau toko yang sudah tutup yang lampunya tak lagi bercahaya. Praktis hanya gedung BNI dan Istana Negara Yogyakarta yang bisa mewakili switch off ceremony ini. Kedua gedung yang sebelumnya berpendar berhiaskan lampu yang menyorot indah bangunannya menjadi pucat saat sejumlah lampunya dimatikan. Tapi jangan anggap gedung-gedung itu menjadi gelap gulita. Sorot lampu jalan yang tetap menyala dan laju kendaraan yang ramai membuat gedung ini seperti tetap bercahaya.

Dari beberapa pemaparan tersebut terlihat bahwa usaha dalam kampanye Earth Hour Jogja 2013 namun dalam aksinya ternya tidak seperti prediksi. Oleh karena itu perlunya sosialisasi yang lebih terarah dan mengkaji ulang materi kampanye  agar perubahan sikap yang diinginkan sampai kepada target. Kampanye komunikasi itu mempunyai tujuan untuk memberitahu, membujuk dan memotivasi perubahan perilaku khalayak, dalam arti sempit dan luas. Hovland dan Weis berpendapat, bahwa perubahan sikap seseorang lebih besar pengaruhnya jika disebabkan oleh komunikator yang memiliki kredibilitas tinggi. Oleh karenanya komunikator memegang peranan penting dalam kampanye (Tan,1981 : 116). Sikap memerlukan objek, baik berupa benda, kehidupan, situasi, kondisi atau lingkungannya. Sedangkan sikap yang diberikan ada tiga macam yaitu sikap positif, sikap netral dan sikap negatif. Newcomb, Turner dan Converse mengemukakan bahwa sikap positif mencenderungkan orang  yang  bersangkutan  kepada  pendekatan  terhadap  objek. Sedangkan sikap-sikap negatif mencenderungkan kepada penghindaran dan sikap-sikap netral mendekatkan seseorang untuk tidak mengemukakan sikap. Salah satu faktor yang paling penting adalah kesadaran diri, setiap orang memiliki kepentingan pribadi meskipun itu baik untuk bumi ini namun tidak menguntungkan bagi dirinya sendiri akan sulit untuk mempersuasinya. Jika Menerima persuasi yang tepat dari pihak lain akan menambah keyakinan konsonan dan mengurangi keyakinan disonan.

Sumber :

Turner, west, 2007, Teori Komunikasi,salemba.

http://www.jogjapages.com/earth-hour-jogja-siapkan-berbagai-kegiatan-kampanye-earth-hour-2013/

http://abdulsalamserbakomunikasi.blogspot.com/2012/09/kampanye-dalam-merubah-sikap-khalayak.html

http://earthhour.wwf.or.id/materi_kampanye.php#.UX4RXaJHKi4

http://www.tempo.co/read/news/2012/04/01/092393927/Kampanye-Earth-Hour-Tahun-Ini-Turun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline