Lihat ke Halaman Asli

Nyetir di Jakarta…Ohhh...Tidak…

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Senin pagi yang cerah... ternyata suasana hatiku tidak secerah pagi hari itu.... Pagi ini mau tidak mau aku harus nyetir sendiri ke kantor di hiruk pikuknya jalanan Jakarta. Yaa aku belum satu minggu jadi warga Jakarta. Rencana  pake sopir selama satu bulan gagal total karena sang sopir mendadak harus pulkam.

Okee akan kutaklukan ibukota ini kata hatiku untuk menyemangati. Setelah persiapan maksimal, mempelajari peta, jalur jalan, dan kertas kumal andalan berisi petunjuk jalan dik ika iparku... Mulailah aku masuk bypass. Busyeeet dah... mobil berjajar - jajar muacet rupanya. Tenang-tenang kata hatiku. Oiya aku harus berada disisi jalur busway (petunjuk dik ika di catatan kumal yg berada di dashboard mobil). Siaaal deh depanku truk yang tinggi jadi pandangan terbatas. Mulai lah keringat bercucuran, padahal AC kondisi baik dan dipasang maksimal. Kulirik kertas kumal petunjuk dik ika, duh dimana yaa musti pindah jalur lambat untuk belok ke kiri....

Mandi keringat deh, cepat cepat tangan kiriku raih hp untuk menelpon 911ku  dik ika... duh koq tidak diangkat angkat yaaaa... dik ika....please... batinku. Upsss... tiba-tiba  di depan mataku sudah mau masuk pintu tol....waduuuh tidak ada petunjuk masuk tol....langsung deh banting stir ke kanan, tinnnnn klason kendaraan belakang tak ku hiraukan ma'af ma'af aku membatin... duuh dik ika kemana yaaa.  "yaa apabila bisa menaklukan lalu lintas Jakarta, maka akan dapat menaklukkan semua tempat di seluruh dunia" sayup-sayup ku dengar komentar penyiar radio", eee kesindir nih, oke Calm down, be cool aku menenangkan diri, tiba-tiba kulihat jalur sesuai petunjuk kertas kumal..... hmmm akhirnya sampai juga ke kantor.....

Itulah pengalaman pertama ku berkendaraan di Jakarta. Dan budget pijatku naek drastis akibat  tiap dua hari aku harus memanggil mak chomiyah si tukang pijat karena leher dan punggungku yang kaku....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline