Lihat ke Halaman Asli

Drama Singkong (Burger) Goreng

Diperbarui: 28 Mei 2016   20:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seperti biasanya pagi ini aku membuat sepiring singkong goreng (burger) untuk sarapanku dan suamiku. Dipadukan dengan teh tawar hangat (kopi susu panas) menjadi hidangan pagi yang  nikmat dan kami syukuri.

“Gimana rasanya Pak (Abi), enak nggak?”

“Enak banget Bu (Umi). Masakan buatan Ibu emang nggak ada tandingannnya” Pujian dan senyum tulus begitu yang aku rasakan.

Tak pernah berkurang bahagiaku menemani dan berbakti pada suami selama lima tahun ini meski belum dikaruniai anak keturunan. Dia begitu bijaksana dengan kondisi kami yang masih kekurangan (sangat berkecukupan).

“Alhamdulillah... habis. semoga makanan ini membawa berkah untuk kita” Ucap syukur suamiku. “Tolong ambilkan caping (jas) dan Cangkul (tas) Bapak ya Bu? ada di pojokan pintu (ruang kerja) belakang”.

Bergegas aku ke belakang dan membawakan keperluan kerja suamiku.

“Hati-hati dijalan yah Pak? jangan putus dari Sholawat selama dijalan” Dia mengecup keningku seraya berucap “Semoga Allah meridhoi hidup kita di dunia dan akhirat”

Dengan berjalan kaki (naik Mercy) suamiku berangkat ke sawah (ke kantor) mencari nafkah demi menunaikan kewajibannya padaku. “Jaga rumah baik-baik Bu, Assalamu Alaikum...”

“Waalaikum Salaam”




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline