Lihat ke Halaman Asli

Iskandar Zulkarnain

TERVERIFIKASI

Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Arman yang Berdiri Kokoh di Depan Pusara Mak

Diperbarui: 9 Desember 2020   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Armand masih berdiri kaku di depan pusara Mak. Tidak ada gerak pada tubuhnya. Tubuh kekar sang Jawara. Kalaupun ada perubahan di situ, hanya pada wajah itu yang berubah. Tepatnya pada kelopak mata Armand.

Entah itu air mata yang jatuh dari pelipis matanya, lalu membasahi wajah kerasnya, atau itu rintik rinai hujan yang membasahi rambut gondrong Arman. Lalu, mengalir pada kening, terus ke bawah ke kelopak mata dan membasahi pipi sang jagoan tak terkalahkan itu.

Rasanya tak mungkin seorang jawara tak terkalahkan harus menangis di depan pusara Mak. Amat terasa lebay, membayangkan hal itu terjadi pada sang Jawara bernama Armand.

Namun, apa yang tidak mungkin di atas dunia ini? Apalagi jika dihubungkan dengan soal cinta dan rasa yang terjadi pada anak manusia. Antara Armand dengan Mak. Antara seorang anak dengan Ibu nya.

Armand yang dikenal jagoan tak terkalahkan, yang bahkan seekor Harimau Sumatra merasa jerih dan takut bila berdekatan dengan Armand. Memiliki sifat yang tidak pernah diketahui oleh siapapun. Kecuali, oleh Mak.

Armand amat sayang pada Mak.

Sayang yang Armand berikan pada Mak, sayang yang demikian besar. Hingga saking besarnya, tak meninggalkan sisa, barang sedikitpun untuk yang lain.

Itulah sebabnya, Armand dikenal sebagai raja tega, raja dari dunia gelap yang melakukan kejahatan tanpa belas kasih sedikit pun. Karena kasih dan belas itu, telah dia habiskan hanya untuk Mak.

Sejak jam sebelas dua puluh tiga menit malam, Armand mengunjungi makam Mak. Karena pada jam segitulah pusara Mak, benar-benar sepi. Sehingga tidak ada kemungkinan orang berziarah pada jam-jam segitu.

Apalagi, kini, bulan Desember. Bulan yang tiap hari ditandai oleh turunnya hujan. Mereka yang dikenal sebagai orang-orang baik, tentu sudah berada di balik selimutnya, berlindung dari dinginnya malam. Karena datangnya hujan.

Kondisi begitu, menjadi berkah bagi Armand. Sehingga dia akan bebas berlama-lama bersimpuh pada pusara Mak, tanpa kuatir di sergap oleh pihak berwajib.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline