Lihat ke Halaman Asli

Iskandar Zulkarnain

TERVERIFIKASI

Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Covid-19 Pada Demo 24 Juni 2020

Diperbarui: 25 Juni 2020   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin, rabu 24/06/20 Saya membaca Demo rencana UU HIP. Terlihat seru dan penuh semangat. Berbagai koment netizen bermunculan, mulai dari yang mendukung aksi hingga yang tidak mendukung aksi.

Salah satu koment netizen menulis. Bagaimana covid 19 akan selesai, jika mereka berkumpul seperti itu? Dasar bego.

Soal mendukung dan tidak mendukung, berpulang pada masing-masing individu. Saya tidak ingin masuk pada ranah private masing-masing individu.

Tulisan ini bermaksud menyoroti pola pikir sang komentator.

Apapun yang terjadi, silahkan berkomentar. Hanya saja, komentar kita, akan menunjukkan siapa kita. Yang saya maksudkan siapa kita, bukan pada sisi mana kita berada. Karena, itu pilihan masing-masing kita. Tetapi, titik beratnya, siapa kita, pada pola pikir yang kita miliki.

Idealnya, dalam berkomentar, akal sehat tetap kita junjung tinggi. Caranya? Amati seluruh peristiwa secara utuh. Menjadi satu kesatuan yang tidak terpisah antara satu dengan lainnya. Bahasa kerennya, secara komprehensif.

Dalam kasus demo Kemarin, rabu 24/06/20. Sang komentator idealnya, bukan mengkaitkan peristiwa demo dengan covid 19. Karena, peristiwa demo hanya akibat. Sebabnya, karena ada agenda yang ingin menjadikan rancangan UU HIP menjadi UU. Itu pokok soalnya.

Jadi, jika ingin mengkaitkan dengan Covid 19. Silahkan salahkan sang inisiator rancangan UU HIP. Mengapa mereka membuat kegiatan yang mengundang kegaduhan di saat wabah Covid 19 sedang mengganas di negri tercinta ini.

Jika saja tidak ada kegiatan yang mengundang kegaduhan. Tentu, peristiwa demo di depan gedung DPR/MPR di senayan itu, tidak terjadi.

So, jadilah individu yang cerdas. Bukan hanya mengulas, peristiwa yang merupakan akibat, dari peristiwa sebelumnya. Melainkan, cerdas juga melihat, bahwa peristiwa yang kita lihat itu, sesungguhnya hanya akibat. Pokok penyelesaiannya, bukan pada akibat. Tetapi, pada sebab.

Jadi, jika ingin masalahnya selesai. Selesaikan pada sisi sebabnya. Dengan demikian, sisi turunan yang melahirkan akibat, tentu, tidak akan terjadi.
.
Wallahu A'laam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline