Lihat ke Halaman Asli

Iskandar Zulkarnain

TERVERIFIKASI

Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Masalah "Speaker" Mesjid

Diperbarui: 3 Februari 2019   05:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www,aa.com

Soal speaker Mesjid pernah menjadi trending topik beberapa waktu yang lalu. Yang menjadi topic, adalah bahasan tentang volume TOA yang begitu keras, ketika suara Adzan.

Banyak pendapat yang menentang masalah ini, disamping, banyak juga yang setuju. Saya dalam hal ini, termasuk yang menentang. Masalahnya, karena dikaitkan dengan Adzan.

Adzan, pada prinsipnya, memberitahukan pada khalayak, jika saat untuk melakukan ibadah sholat telah tiba. Dengan pertimbangan itu. Maka, semakin keras suara Adzan, semakin baik. Karena, semakin keras suara Adzan, daya jangkau suara adzan pada khalayak ramai yang mendengar, akan semakin jauh dan luas. Disamping, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan adzan hanya singkat. Jadi, tidak ada masalah dalam hal ini.

Namun, bagaimana dengan ibadah-ibadah yang lain? Seperti misalnya, mengenai do'a yang sangat makbul untuk dikabulkan Allah, sangat bergantung pada waktu pelaksanaanya, seperti do'a yang waktunya berada antara Ashar dan Maghrib pada hari Jum'at. Antara adzan dan Iqomah pada setiap waktu shalat. Juga, setengah jam sebelum dilakukannya sholat subuh.

Waktu-waktu yang saya sebutkan tadi, membutuhkan konsentrasi penuh oleh mereka yang melakukan do'a. Padahal, realitanya, kekhusu'an itu, sulit dilakukan atau diperoleh karena terganggu oleh kerasnya suara speaker di dalam Mesjid. Sebabnya, pada waktu yang sama, ada mereka yang menyuarakan puji-pujian dengan menggunakan speaker. Dengan maksud untuk menjaga agar mereka yang berada jauh dari Mesjid tahu, bahwa sholat berjamaah belum dilakukan, sehingga, mereka masih memiliki kesempatan untuk bergegas menuju Mesjid.

Lalu, bagaimana solusinya?

Solusi yang saya tawarkan itu, diantaranya adalah sebagai berikut:

Satu. Ada pemisahan antara Speaker untuk konsumsi mereka yang di dalam Mesjid dengan yang TOA yang berada di luar Mesjid.

Speaker yang di dalam Mesjid diperuntukan bagi jemaah yang di dalam Mesjid, sedangkan TOA untuk mereka yang berada di luar Mesjid. Maka, ketika dilakukan pujian-pujian, speaker yang digunakan adalah, TOA yang dimaksudkan bagi mereka yang diluar Mesjid. Untuk mengetahui bahwa sholat berjamaah belum dilaksanakan atau untuk Adzan.

Dua. Speaker yang di dalam Mesjid, juga di bagi dua. Separuh dari speaker untuk kajian-kajian yang sifatnya taklim atau pengajian, sedangkan untuk pemakaian total speaker, akan digunakan, jika sedang dilakukan ibadah yang besar, seperti ketika hari Jum'at, juga ketika sholat fardu berjamaah.  

Dengan pemisahan speaker di dalam Mesjid itu, maka ketika datang waktu-waktu yang makbul untuk berdo'a, pihak Tanmir Mesjid hanya membunyikan speaker TOA Mesjid. Dengan demikian. Kepentingan kedua belah pihak dapat diakomodir. Pihak yang berdo'a tidak terganggu dengan bisingnya suara speaker dan pihak yang ingin memanggil jemaah yang sedang diluar tetap dapat menjalankan tugasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline