Lihat ke Halaman Asli

Iskandar Zulkarnain

TERVERIFIKASI

Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Buku sebagai Pertanda Seorang Pemimpin

Diperbarui: 29 November 2018   13:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Prabowo-Sandi Media Center)

Seorang pemimpin, tentunya berbeda dengan mereka yang dipimpin. Ada kelebihan pada pemimpin, yang tidak dimiliki oleh yang dipimpin. Apakah dalam karakter juga dalam hal kemampuan pikir.

Dalam karakter, pertanda yang dimiliki oleh seorang pemimpin dengan mudah dapat dilihat dilihat dengan mata telanjang. Mereka yang telah bertemu, dapat melihat dengan mudah karakter yang dimiliki seorang pemimpin. Untuk mereka yang belum pernah bertemu, dapat mendengar cerita dari yang pernah bertemu.

Untuk melihat kemampuan pikir. Indikasinya hanya dua; Pertama, mendengar dari apa yang diucapkan, melihat mimik gestur wajahnya, serta bahasa tubuh yang ditampilkan oleh seorang pemimpin.

Kedua, membaca buah pikirannya, melalui apa yang ditulisnya. Bagaimana dia merunutkan buah pikirannya, menganalisa kejadian yang sedang terjadi dan yang akan terjadi, serta akhirnya, menyimpulkan masalah yang dianalisa, untuk dicarikan solusi penyelesaiannya.

Pertanyaannya, apakah bentuk kemampuan pikir dalam bentuk tulisan itu, sudah merupakan bagian dari Masyarakat kita? Jawabnya, pada tempo dulu sudah menjadi tradisi tidak terpisahkan dari Pemimpin kita. Namun, tradisi baik itu, kini sudah nyaris hilang dari Negara kita.

Kondisi inilah yang ingin kita kembalikan lagi, mengingat tantangan yang dihadapi saat ini, jauh lebih kompleks dari apa yang dihadapai para pemimpin kita, tempo dulu. Maka, idealnya, para pemimpin kini, sepatutnya jauh lebih pintar dari pemimpin tempo dulu. Lalu, dari mana mengukur kepintaran mereka, jika mereka sendiri tidak pernah menulis.

Soekarno misalnya, menulis buku Mencapai Indonesia Merdeka, Di Bawah Bendera Revolusi, Pokok-pokok Ajaran Marhenisme, Panca Sila sebagai Dasar Negara, Warisilah Api Sumpah Pemuda.

Bung Hatta menulis buku, Alam pikiran Yunani, Demokrasi kita, Untuk Negriku, Dalam Hal Ekonomi.

BJ Habibie  Habibie mencetuskan rumus untuk menghitung keretakan atau crack progression on random. Rumus temuan Habibie ini ia namakan "Faktor Habibie". Rumus temuan Habibie ini dapat menghitung crack progression sampai skala atom material kontruksi pesawat terbang. Sehingga Habibie dijuluki "Mr. Crack"

Gus Dur, menulis buku Gus Dur dan Negara Panca Sila, Islam Kosmoplitan, Gus Dur Menjawab kegelisahan Rakyat, Membangun Demokrasi.

Megawati, menulis buku Bioetanol Generasi Muda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline