“sudah berapa Juz Bang?” masuk WA dari sang dinda.
“Apanya yang berapa Juz?”
“Abang baca al-Qur’an di bulan Ramadhan ini” tanya sang dinda di WA nya.
Saya tak menjawab.
Bukan karena kolak yang terhidang di meja lebih menarik daripada menjawab pertanyaan sang dinda. Tetapi, pertanyaan itu, lebih seksi jika dibuat tulisan. Maka, tulisan ini saya maksudkan sebagai jawaban dari pertanyaan sang dinda.
Membaca al-Qur’an atau ibadah apapun itu, baik yang wajib atau yang sunat. Pada dasarnya, manusia digolongkan dalam tiga type manusia.
Type pertama, type anak kecil.
Type yang suka diiming-imingi, diberi janji. Baik-baiklah ya nak, kalau kau baik, Ayah akan suka padamu, Ayah akan memberimu sepeda yang kau minta, akan memberimu sepatu yang terbaik, membawamu pergi ke Restaurant nasi Kapau yang paling enak di kota ini. Tetapi, jika kau nakal, Ayah akan marah, Ayah akan sangat kecewa padamu. Bahkan, Ayah akan menghukummu.
Begitulah analogy type anak kecil dalam beribadah. Ketika beribadah, harapannya jelas. Hitam putih. Jika tidak Neraka maka Syurga. Neraka akibat perilaku nakalnya yang tidak menyenangkan sang Khaliq, sedangkan Syurga sebagai manifestasi dari perilakunya yang baik, ibadah yang tekun. Sehingga sang Khaliq menjadi senang dan akibatnya diberi hadiah berupa Syurga.
Type kedua, type Saudagar.
Jika kita melakukan perbuatan yang tidak baik, melanggar apa yang sudah ditetapkan sebagai aturan. Maka, kita akan dihukum dengan sulitnya rezeki, sulitnya memenuhi kebutuhan sehari-hari, tidak adanya keberkahan dalam mencari rezeki, perilaku anak-anak yang tidak menyenangkan dan ketidak harmonisan dalam keluarga.