Flores secara keseluruhan kaya akan destinasi. Apakah itu destinasi laut, Gunung, budaya dan benda peninggalan sejarah. Saya yang berada di Pulau ini, lebih dari satu bulan lamanya, berkesimpulan, bahwa destinasi wisata di Flores terdapat pada kesembilan kabupaten yang ada di Flores.
Demikian juga dengan di Kabupaten Nagekeo, kabupaten yang merupakan pecahan dari Kabupaten Ngada dengan Ibu Kota Mbay, memiliki banyak tujuan destinasi, yang berada dihampir seluruh wilayah kecamatannya, yang terdiri dari, kecamatan Aesea, kecamatan Aesesa Selatan, kecamatan Boawae, kecamatan Keo Tengah, kecamatan Mauponggo, kecamatan Nangaroro dan kecamatan Wolowae. Untuk Kecamatan Aesesa, salah satunya, Pantai Maropokot.
Untuk mencapai Pantai Maropokot, wisatawan dapat menempuh perjalanan darat dari Desa Danga, Kota dimana tempat berdenyutnya ekonomi Nagekeo sejauh 12 km. Dengan menggunakan angkutan kota atau ojek, sedangkan mereka yang memiliki kendaraan pribadi, dapat dilakukan dengan kendaraan pribadi. Sepeda Motor atau Mobil.
Akses jalan untuk mencapai destinasi yang berada di utara perairan Flores ini, terbilang bagus. Jalan seluruhnya beraspal, disertai pemandangan yang tersaji selama perjalanan menuju Pantai Maropokot sungguh indah.
Ada bentangan sawah yang sangat luas dengan bukit menjulang, sebagai latar belakang. Ada juga komunal Sapi, Kerbau dan Kuda serta Kambing yang dipelihara penduduk dengan dilepaskan begitu saja pada siang hari. Khusus untuk Sapi dan Kambing, jangan kaget, jika wisatawan melakukan perjalanan di malam hari, kendaraan mereka dibeberapa tempat, terpaksa harus memperlambat kecepatan atau berhenti. Karena, adanya sekawanan Sapi dan atau Kambing, memenuhi badan jalan yang dilalui.
Ada juga Bandar Udara Surabaya 2, yang merupakan Bandara Peninggalan Jepang. Bandara yang kini sudah tidak berfungsi lagi. Pemakaian Bandara ini, terakhir dipakai pada tahun 1975, ketika membawa rombongan Mentri Pekerjaan Umum, Ir. Sutami dalam rangka meresmikan Bendung Sutami.
Sesaat menjelang tiba pada Pelabuhan Maropokot, -Pantai Maropokot berada setelah Pelabuhan Maropokot- kita akan disajikan perbukitan yang berada dekat sekali dengan jalan yang dilalui. Bukit yang ditemui, merupakan bukit gersang. Hanya ada semak belukar dan batu terjal yang menjulang. Sesuatu yang eksotik untuk dinikmati. Tak jauh dari perbukitan itu, arah ke Pantai, diantara tanaman pohon Bakau, terdapat air panas alami. Sayang, saya tak sempat mengunjunginya, tersebab siang itu, air di laut Pantai Maropokot sedang pasang, sehingga perjalanan menuju lokasi air panas terhalang.
Pantai yang berdekatan dengan Muara Gheru Moreng dan Pulau Pasir Putih Ri’i Ta’a sangat ideal untuk dipakai berenang, snorkeling dan berjemur. Dengan curah hujan sangat rendah di daerah Maropokot, Matahari sangat dominan mulai pagi hari hingga terbenam di senja hari. Itu artinya, wisatawan dapat menikmat sunrise di pagi hari dan sunset di sore dengan sangat sempurna pada hampir setiap hari.
Untuk wisatawan yang suka berlayar dengan perahu, dari Pantai Maropkot yang terletak di kecamatan Aesesa ini, dapat menggunakan Perahu untuk mencapai Pulau Pasir Putih Ri’i Ta’a dengan sewa perorang sebesar 200 ribu dengan jumlah minimal penumpang 3 orang. Para wisatawan yang telah letih berlayar ke Pulau Pasir Putih Ri’i Ta’a dengan menyewa perahu milik para nelayan yang umumnya berasal dari Sulawesi itu, idealnya menyempurnakan wisatanya dengan memesan ikan bakar pada sang pemilik perahu atau pada nelayan lain yang berada di sekitar Pantai Maropokot.
Agaknya, mengunjungi Kabupaten Nagekeo, apalagi jika telah tiba di Mbay. Tidak lengkap rasanya, tanpa mengunjungi Pantai Maropokot.