Lihat ke Halaman Asli

Iskandar Zulkarnain

TERVERIFIKASI

Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Danau Kelimutu, Tempat Kembalinya Para Arwah

Diperbarui: 8 Agustus 2016   19:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Danau Kelimutu siang itu, berwarna hijau. (dok.Pribadi)

Perjalanan nan tertunda mengunjungi Danau Kelimutu, akhirnya tiba juga. kunjungan ke Kelimutu akan dilakukan pada Minggu dinihari. Schedulenya, berangkat jam 3 dini hari dari Mbay. Ibu kota Kabupaten Nagekeo. Flores, NTT.

Begitulah, kenyataannya saya dan sang adik akhirnya berangkat jam 3.10 menit. Menjelang memasuki kota Ende, kami melakukan sholat subuh dan sarapan pagi. Tak perlu tergesa-gesa, rencanya sebelum jam delapan pagi, kami akan tiba di Danau Kelimutu. Justru yang perlu dijaga menyiapkan kondisi fisik, agar kuat menaiki sejumlah bilangan anak tangga menuju Danau Kelimutu, yang menurut info yang kami terima dengan jumlah yang cukup banyak. Untuk itulah, sarapan pagi perlu kami lakukan.

Belum berapa lama kami meninggalkan Ende, kami dikejutkan dengan melenggangnya Babi ditengah jalan. Tanpa takut pada kendaraan yang lewat dan tanpa tali pengikat. Adik yang duduk di sebelah saya, mengatakan memang hewan Babi di daerah ini, dipelihara dengan cara dibebaskan saja, berapa meter setelah kejadian pertama, kembali saya melihat, ada sekeumpulan anak-anak Babi, ada enam anak Babi sedang bercengkrama di tepi jalan. Sayang, ketika akan saya abadikan, mereka segera lari, tinggallah saya yang hanya melongo.

Melintas dengan tenang, tanpa tali pengikat. (dok.Pribadi)

Selepas itu, perjalanan mulai mendaki, terus mendaki seakan tanpa henti, di kanan saya, bukit-bukit terjal, sementara di sisi kiri saya, ada jurang yang menganga dalam, dan di balik jurang itu, ada perbukitan yang menjulang terjal. Eksotis sangat. Saya berjalan diantara dua bukt terjal. Kadang, jalan berpindah ke Bukit terjal sebelahnya, setelah melewati jembatan beton yang menghubungkan antara keduanya. Mengapa ini saya ceritakan? Karena ini, juga bagian keindahan yang menyatu dengan keindahan Danau Kelimutu yang sebentar lagi akan saya kunjungi.

Jarak antara Kota Ende – Danau Kelimutu yang 62 km itu, ingin saya gambarkan sebagai satu kesatuan kunjungan ke Danau Kelimutu.

Selepas tanjakan dan apitan bukit terjal  nan eksotis itu, saya memasuki daerah subur dengan udara sejuk. Awalnya, terbentang sawah-sawah berjenjang, saya seakan dihantar pada memori sawah berjenjang di daerah Bali, di udara pagi nan sejuk itu, banyak pria yang berdiri di tepi jalan masih menggunakan “Sebo” penutup kepala, penahan udara dingin, sementara kaum wanita, memakai sarung tenun khas Flores.  Saya kagum dengan masih dipakainya sarung tenun itu. Adik disebelah saya mengatakan, bahwa sarung tenun itu, akan memberikan rasa hangat pada udara dingin, dan memberikan rasa dingin ketika udara panas. Luar biasa…. Karya lokal yang perlu dilestarikan.

Gedung Information Centre, dari sini perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki. (dok.Pribadi)

Pohon-pohon Cengkeh, terlihat subur. Juga saya jumpai, adanya pasar kaget di daerah subur ini, yang menjual sayuran-sayuran dan buah-buahan segar. Layaknya yang terjadi seperti di daerah Cisarua, Puncak, Bogor. Ikon bahwa Flores identik dengan daerah kering dan gersang, tak berlaku di Sini. Daerah ini, sungguh subur. Inilah daerah Ndu'a Ria, daerah yang masuk pada Administratif kecamatan Kelimutu, daerah yang tak sama dengan daerah lainnya di Flores.   

Ketika tiba di daerah Moni, jalan bercabang tiga, sisi jalan arah ke kanan memasuki daerah Taman Nasional Kelimutu, di daerah inilah terletak Danau Kelimutu, sedangkan sisi jalan nan menyerong ke kiri, menuju Maumere, ibu Kota Kabupaten Maumere di sebelah Timur Ende. Kami mengambil arah ke kanan, menuju Kelimutu.

Seratus meter dari persimpangan itu, kami melewati Pos Gerbang memasuki area Taman Nasional Kelimutu, di dalam area Taman Nasional itulah terletak  Danau Kelimutu. Untuk setiap wisatawan lokal dikenakan tariff Rp.5000/orang dan kendaraan Rp.10.000, sedangkan untuk wisatawan Mancanegara  Rp.150.000/orang. Selesai membayar, kami melanjutkan perjalanan. Jalan menuju Danau Kelimutu semakin kecil saja, tanjakan yang menghadang semakin terjal, di salah satu tikungan, mobil kami sempat mati langkah, mobil yang turun dari atas melaju kencang dan berserobok dengan kami yang dari bawah, untung rem mobil dari atas cukup pakem. Tabrakan nyaris terjadi.

Ibu-Ibu yang menjajakan Panganan kecil dan Tenun Flores. (dok.Pribadi)

Di ujung jalan pendakian, terdapat areal Parkir kendaraan roda dua dan empat, juga terdapat kantor information centre, yang menjelaskan tentang segala hal tentang Kelimutu. Satu yang saya catat, dari area parker ini, kami harus menapaki anak tangga hingga ke lokasi dengan jarak 2.5 km. Untung kami sudah sarapan. Tak ada masalah untuk itu. Danau Kelimutu yang berada pada ketinggian 1.640 dpl, terletak kini sudah di depan mata, tunggu kedatangan kami sebentar lagi.

Danau Kelimutu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline