Lihat ke Halaman Asli

Iskandar Zulkarnain

TERVERIFIKASI

Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Menjemput Harimau Lain

Diperbarui: 23 Juni 2016   15:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

View sesaat sebelum tiba di Merak (dok. Pribadi)

Sore itu, sahabat Thamrin Sonata memastikan bahwa pertemuan besok bersama dengan kompasianer  –istilah untuk blogger yang acap menulis di blog keroyokan kompasiana-  lain, pasti. Tempatnya Pelabuhan Merak. Jamnya, pukul sepuluh pagi.

Jadilah, setelah sahur dan subuh ditunaikan, saya berangkat menuju titik pertemuan yang telah disepakati bersama. Saya hanya berharap, bahwa saya akan tiba pada titik yang telah disepakati –Pelabuhan Merak-  tidak didahului oleh sahabat-sahabat yang lain. Maklum saja, perjalanan dari rumah menuju lokasi titik pertemuan yang disepakati membutuhkan  waktu sekitar 5 Jam.

Perjalanan secara umum lancar jaya, tak banyak menemui halangan, sehingga tak banyak yang perlu dicatat, kalau bisa sedikit disebut kendala, maka, kendala itu, bernama kantuk. Jadilah sebelum masuk ke downtown Serang, saya menepikan mobil. Sebentar melepaskan kantuk, mencoba memejamkan mata sejenak, mengejar rasa segar, setelah beberapa saat memejamkan mata, melenakan rasa. Hanya butuh 32 menit, semuanya terpenuhi. Tubuh menjadi segar bugar, siap untuk akivitas selanjutnya.

Tiba di Serang, masuk Telpon dari Isson Haerul, kalo posisi rombongan teman-teman yang datang dari Jakarta, posisinya baru tiba di Stasiun Maja. Itu artinya, perjalanan masih jauh untuk sampai di Pelabuhan Merak, taksiran saya sekitar 2,5 jam lagi. Padahal, dari posisi saya sekarang untuk sampai Merak kurang sari satu jam lagi.

Sesaat menjelang Merak, ada view yang bagus, jadilah saya menepi. Tak ingin melewati view yang terpampang indah di depan mata, begitu saja. Harapannya, dapat dibagikan pada semua.

Temen-teman ngebolang tiba di Merak (dok. Pribadi)

Saat tiba di Merak, kegiatan pemudik yang ingin menyeberang ke Sumatera, sudah mulai terlihat geliatnya, Pelabuhan yang hari-hari biasa lengang dari mereka yang parkir, siang itu hampir tak tersedia tempat. Setelah membutuhkan usaha ekstra, saya dapat mendapatkan posisi yang saya cari. Beberapa tenda, untuk memberikan pelayanan yang nyaman bagi pemudik telah didirikan. Suasanya sudah demikian meriah, sebuah hajat besar yang tiap tahun dilakukan, Mudik Lebaran, barun saja dimulai.

Tak perlu tergesa-gesa, sahabat-sahabat yang lain baru sampai stasiun Tenjo, masih perlu waktu satu jam untuk Pelabuhan Merak. Menanti temen-temen yang akan datang, saya habiskan waktu dengan memperhatikan perilaku mereka yang sedang mudik.  

Benar, sejam kemudian, Bang Isson menghubungi, bahwa mereka telah masuk stasiun Merak. Masalahnya, bagaimana cara keluar dari Stasiun Merak, demikian kata Bang Isson, agaknya Stasiun Merak direncanakan untuk mereka yang meneruskan perjalanan ke Sumatera, begitu kesimpulan Bang Isson.  Saya katakan, bahwa coba lewat atas saja, perlu konfirmasi dengan security Pelabuhan. Singkat kata, setelah melewati sedikit kendala, bertemulah saya dengan Kompasianer yang baru tiba. Semuanya ada tujuh harimau, demikian Pak Thamrin Sonata mengkomentari, kompasianer yang berkumpul siang itu.

Anggota tujuh harimau itu, Thamrin Sonata, Isson Khaerul, Maria Margaretha, Mbak Tamita, Mbak Muthiah, Mbak Arum dan Iskandar Zulkarnain.

Hahaha… ternyata, ide bertemu di Merak ternyata hanya tak-tik, agar temen-temen tahu lengkapnya perjalanan KA ke ujung barat Pulau Jawa. Merak.

Selesai melepaskan penat perjalanan, serta selfi heboh ala kompasianer, perjalanan di arahkan ke Kota Cilegon.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline