Lihat ke Halaman Asli

Iskandar Zulkarnain

TERVERIFIKASI

Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

La dan Ron

Diperbarui: 13 Februari 2016   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="laron yang mengerubungi api."][/caption]Selazimnya bulan Januari, Februari dan Maret. Hujan turun hampir setiap hari. Hanya dalam hitungan jari sebelah tangan saja, hari-hari tanpa hujan. Kadang lebat, tak jarang, sepanjang hari hujan dengan rinai yang tiada henti dengan angin kecil yang menyertainya. Tak jarang, hujan lebat yang tiada henti itu membawa bencana banjir.

Itulah ironis negri ini, air jadi bahan langka ketika kemarau, untuk menjangkaunya, perlu perjuangan tersendiri, terkadang, mereka berebut air telaga bersama ternak yang digembala, dibagian lain, sebagian warga dipaksa menghirup asap yang tak berkesudahan. Berminggu, berbulan tanpa tahu kapan selesai, kecuali ketika hujan tiba.

Kini hujan telah tiba, sebagian dari kita tak dapat mencari nafkah, karena longsor terjadi dimana-mana, sungai meluap, menjadikan banjir, merendam segalanya. Sebuah Ironis negri yang bernama Indonesia.

Hari ini, tak turun hujan. Kalau hal ini berlangsung terus hingga malam, La dan Ron, janjian akan akan datang ke rumah pak Lurah. Inilah pertama kali mereka akan terbang, menikmati indahnya malam, indahnya lampu, indahnya sinar yang akan menghangatkan diri. Soal hangatnya bathin, jangan tanya. Sejak mata itu saling bersitatap antara La dan Ron, bathin mereka perlahan sudah dirayapi kehangatan cinta.

Kehangatan bathin yang terselubung dinginnya permukaan tanah lembab, karena basuh air hujan yang turun nyaris hampir setiap hari. Agaknya, do’a dua makhluk kecil La dan Ron, akan terkabul hari ini. di langit, ada biru langit yang terlihat diantara awan putih. Semoga awan itu, akan tetap putih, tak berganti hitam, lalu menguasai sang cakrawala, untuk kemudian menurunkan hujan. Jika itu yang terjadi. Maka janji untuk rendezvous mereka, akan gagal.

Akan ada dua hati makhluk kecil yang kecewa. Jika hal itu berlangsung terus, maka akan ada dua nyawa yang penasaran. Karena umur mereka, La dan Ron sesungguhnya tak akan berlangsung lama.

**********

Sore menjelang, berganti awal malam, langit cerah. Ada sebongkah bentuk bola yang bercahaya diatas sana. Sang Rembulan.

Dari balik bongkah tanah basah itu, dua makhluk kecil itu keluar, kedua sayapnya yang masih lemah sebentar lagi akan kuat, seiring kepakan yang akan mereka lakukan dalam perjalanan menuju rumah pak Lurah.

“Pelan-pelan aja La…” Ron memperingatkan pujaan hatinya.

“Iya Ron, tak perlu tergesa-gesa…” jawab La, pada sang kekasih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline