Lihat ke Halaman Asli

Iskandar Zulkarnain

TERVERIFIKASI

Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Tangkuban Perahu, Riwayatmu Kini

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13880280261011901843

Sebenarnya, kedatangan saya ke Bandung kini, bukan untuk wisata ke Tangkuban Perahu, tetapi untuk menghadiri reunion temen-temen di SLTA tempo dulu, tak terasa waktu lebih tiga dasa warsa telah berlalu, pertemuan yang sifatnya kangen-kangenan dan ajang silaturahmi itu, terbilang sukses, hampir semua kami hadir, serunya cerita lama membuat kami lupa, si pelaku yang dulu masih abg itu, kini tidak lebih kakek-kakek dengan rambut yang telah didominasi uban.

[caption id="attachment_311358" align="aligncenter" width="547" caption="Kawah Ratu, Tangkuban Perahu. (dok. Pribadi)"][/caption]

Dua hari setelah acara kangen-kangenan itu, putra semata wayang ingin mengunjungi Tangkuban Perahu, mau gak mau, sebagai orang tua yang baik, maka keinginan itu dikabulkan.

Pagi itu, saya sudah siap-siap dengan energy yang cukup, saya tahu, jalan ke Lembang tentu akan melelahkan, karena Bandung saat ini, sangat berbeda dengan Bandung tempo dulu, paling tidak sebelum adanya Cipularang. Bandung kini, identik dengan macet, apalagi ketika musim liburan tiba.

[caption id="attachment_311360" align="aligncenter" width="547" caption="Kawah Ratu, pagi itu Cerah, Jelas terlihat (dok.Pribadi)"]

1388028673620174299

[/caption] Benar saja, sesaat menuju Tangkuban Perahu, mulai dari rumah di Jalan Sunda, kami sudah terjebak macet. Di Jalan Sumatera menjelang Pintu rel kereta, kendaraan sempat berhenti, kejadian yang sama berulang menjelang Stasiun Bandung, dan perempatan Pasteur dan terakhir menjelang lampu merah Sari Jadi. Lepas Sari Jadi, kendaraan merayap tanpa henti, lelah dan menjengkelkan. Untung saja, udara bandung yang semalam diguyur hujan, sedikit mengurangi kelelahan dengan udara sejuk yang disajikannya.

Lepas Lembang menuju Ciater, suasana sedikit lega, kendaraan agak lapang, tanjakan dan turunan silih berganti, hingga kami masuk di pintu Gerbang menuju Tangkuban Perahu, Pada pertigaan menuju Tangkuban Perahu daerah Cikoneng itu, kami harus membayar masuk, 15.000 perorang ditambah biaya parkir 2.000. Jalan menanjak terus, suasana lengang, kiri-kanan jalan yang ada hanya hutan dan pohon besar.Pada beberapa tikungan ada polisi lalu lintas daerah wisata, yang bertugas agar kendaraan naik dan turun tidak bertabrakan dikarenakan tikungan yang tajam dan mendaki. Sebuah upaya yang perlu diacungi Jempol untuk pengelola wisata Tangkuban Perahu.

Sesaat sebelum mendaki puncak, pada sisi kiri jalan, ada semacam shelter parkir yang luas, untuk parkir bus-bus besar, lalu perjalanan ke atas, dilanjutkan dengan kendaraan mini bus milik pengelola taman wisata Tangkuban Perahu. Sekali lagi, upaya yang perlu diapresiasi. Kami yang mengendarai kendaraan mini bus kecil, tentu dapat langsung ke atas.

Pemandangan menakjubkan segera terhampar dihadapan kami. Kawah Ratu pagi itu terlihat jelas, kabut hampir dikatakan tak ada, uang yang dikeluarkan hanya sedikit, uap itu jenis belerang, hingga tidak membahayakan pengunjung. Ketika Tangkuban Perahu aktif, maka gas yang dikeluarkan sulfur Belerang.

Gunung yang bersetting legenda Dayangsumbi dan Sangkuriang, kisah cinta antara ibu dan anak, terletak sekitar 27 km dari kota Bandung, serta memiliki ketinggian 2.085 meter, bentuknya yang terlihat seperti perahu terbalik itu, akhirnya dikenal sebagai Tangkuban Perahu, yang artinya perahu terbalik.

[caption id="attachment_311359" align="aligncenter" width="497" caption="Jagoan semata wayang, yang ingin melihat Tangkuban Perahu (dok.Pribadi)"]

13880281231231620791

[/caption]

Sebagai orang yang tahu kondisi Tangkuban Perahu, lebih tiga dasa warsa yang lalu, banyak perubahan yang terjadi. Jalan yang dulu terjal dan membahayakan, kini sudah mulus dan ditambah polisi-polisi pengatur lalu lintas dari pengelola, ada terminal shelter untuk kendaraan besar yang tidak memungkinkan sampai puncak juga menjadikan factor keamanan lebih oke. Agaknya, sebagai obyek wisata alam yang murah meriah Tangkuban Perahu perlu jadi pertimbangan untuk waktu-waktu libur sekolah seperti saat ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline