Lihat ke Halaman Asli

Iskandar Zulkarnain

TERVERIFIKASI

Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Pilkada Lebak, keniscayaan relatif

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1355414915221062741

Lebak, sebuah kabupaten yang penuh gejolak dan eksentrik, dimulai dari kisah Multatuli pada Zaman Belanda, lalu kisah Rhomusa pada Zaman Jepang, kedua penggalan sejarah itu bercerita bagaimana kejamnya eksploitasi penguasa terhadap rakyatnya dan bagaimana eksploitasi kekayaan alam untuk sang penguasa atau rezim.

Sayangnya, kedua kondisi itu, hingga kini belum banyak berubah, bagaimana alam lebak yang kaya itu dieksploitasi dengan rakusnya, sementara kabupaten ini masih dalam kategori kabupaten tertinggal. Bahkan bupatinya, Mulyadi Jayabaya kini menjabat Ketua Asosiasi Kabupaten Tertinggal (ASKATI).

Harapan perbaikan Lebak kini muncul kembali dengan akan digelarnya Pilkada Lebak pada 29 Agustus 2013

[caption id="attachment_229384" align="alignnone" width="663" caption="Potret Kemiskinan dan ketertinggalan di Lebak (dok Pribadi)"][/caption]

Berbagai kunjungan yang dilakukan Incumbent Mulyadi Jayabaya, sarat dengan aroma politik menjelang Pilkada dengan mengusung Putrinya Hj. Iti Jayabaya, dalam kunjungan dinas itu, berbagai dukungan bergulir, yang intinya mendukung putri beliau untuk menjadi orang nomer satu di Lebak.

Sementara, Calon-calon lain, bergerilya secara sembunyi-sembunyi, dalam acara-acara pernikahan, dalam acara majelis taklim, atau dalam pertemuan malam hari dengan tokoh-tokoh agama, sebut saja seperti H. Amir Hamzah yang kini menjadi wakil Bupati, Pepep Paisaludin yang kini menjadi Wakil Ketua DPRD Lebak, anggota DPRD Banten Kasmin dan Wakil Ketua DPRD Banten, Suparman.

Namun, sayangnya Pilkada Lebak yang akan digelar 29 Agustus 2013 dengan alokasi dana melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lebak sebesar Rp21 miliar itu, hingga kini para Calon yang akan bertarung, belum berbicara bagaimana tentang nasib ekonomi rakyat yang mereka pimpin. Issue yang mereka usung, masih sekitar bagaimana status selatan Lebak setelah mereka terpilih, bagaimana soal sarana dan prasrana yang kini masih memprihatinkan kondisinya, padahal Lebak memiliki issue yang sangat kompleks, meliputi semua aspek kehidupan, dan itu sifatnya segera untuk diselesaikan.

Dengan kompleksnya masalah yang terjadi di Lebak, kita berharap agar kelak, pemimpin Lebak ke depan hendaknya memiliki intelektualitas, kapabilitas, integritas, cinta Tanah Air, bersikap tegas, adil dan sederhana serta memiliki rasa malu yang besar akan status Lebak yang masih masuk dalam kategori Kabupaten tertinggal.

[caption id="attachment_229385" align="alignnone" width="663" caption="Alam lebak yang eksotis (dok Pribadi)"]

1355415006235351944

[/caption] Dengan demikian, diharapkan mereka kelak memiliki pemilihan prioritas program inovasi. Program yang memiliki pendekatan kepada program Human Development Index (HDI), dengan mengutamakan bidang-bidang yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia yaitu pendidikan, kesehatan dan peningkatan ekonomi yang ditelurkan melalu sejumlah program inovasi : (1) Bebas SPP bagi seluruh siswa sekolah negeri dari tingkat SD hingga SMU; (2) Beasiswa bagi siswa sekolah swasta; (3) Bebas biaya obat dan dokter bagi semua warga: (4) Bebas biaya berobat di RSUD bagi keluarga miskin; (5) Dana talangan untuk menjaga harga hasil panen: (5) dana bergulir untuk usaha bagi kelompok masyarakat kecil. Jika saja program ini dapat mereka wujudkan, InsyaAllah Lebak akan tercerabut dari akar sejarahnya yang kelam dan menuju era baru yang lebih baik setelah lepas dari keanggotaannya sebagai kabupaten tertinggal. Siapapun pemimpinnya tentunya akan mendapat dukungan rakyat Lebak…… Semoga!!!



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline