Lihat ke Halaman Asli

Iskandar Zulkarnain

TERVERIFIKASI

Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Dari Beberapa Pertanyaan

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Siang tadi, hari Jum’at. Seperti biasanya, umat Muslim melaksanakan sholat Jum’at, begitulah yang diwajibkan pada lelaki muslim yang telah dewasa, tak mau dikatakan belum dewasa, maka saya pun melakukan kewajiban itu. Tak ada hal aneh yang perlu diceritakan sebenarnya, sama seperti kejadian-kejadian yang telah lalu.

Pada barisan shaf jamaah yang sedang duduk, seperti lazim biasanya, ada kotak amal yang diedarkan,kotak itupun berpindah dari satu tangan ke tangan jamaah yang lain. Dari sekian banyak tangan yang menyentuhnya lalu memindahkannyapada jamaah yang berada di sampingnya, hanya sedikit tangan yang mengisi kotak itu dengan sedikit rupiah, dari sedikit tangan yang mengisi itu, ada seorang anak yang mengisinya dengan jumlah yang agak banyak menurut ukuran anak-anak. Kalaupun itu disebut uang jajan untuk sang kanak-kanak tadi, agaknya seluruh uang jajannya telah dia masukkan pada kotak amal yang diedarkan tadi.

Selesai sholat Jum’at, saya masih duduk diberanda Mesjid. Banyak alasan mengapa saya masih di beranda Mesjid, terik matahari di ujung musim kemarau menjadi salah satu alasannya, disamping alasan-alasan yang lain, seperti saya masih ingin melewati jam istirahat siang itu, menanti teman yang masih di dalam, sehingga pulang nanti dapat bersama dan yang terakhir, saya masih memikirkan perilaku sang anak kecil yang memasukkan rupiah ke kotak amal dengan nominal yang cukup besar untuk ukuran anak-anak.

Diantara pemikiran itu, lalu timbul pertanyaan di benak saya, apakah kita sudah beramal atau mengeluarkan sebagian rezeki kita untuk kemaslahatan sesama manusia,

satu, Apakah kita beramal sebanyak nominal kita membeli rokok, bagi yang suka merokok?

Dua, Apakah kita beramal sebanyak nominal kita mentraktir teman-teman, bagi yang suka mentraktir teman-teman.

Tiga, Apakah kita beramal sebanyak nominal yang kita habiskan untuk hura-hura di akhir pekan untuk merek yang suka berakhir pekan

Empat, Apakah kita beramal sebanyak nominal yang kita habiskan untuk penyaluran hobby kita, untuk mereka yang memiliki hobby nan memerlukan biaya.

Saya masih akan menambahkan pertanyaan itu, ketika teman yang di dalam Mesjid sudah berdiri di depan saya. Untuk menambah pertanyaan saya saja, saya sudah tak ada waktu lagi, karena sang teman mengajak pulang, konon lagi untuk menjawabnya.

Maka, saya berharap, semoga teman-teman saya yang membaca tulisan ini, sudilah kiranya untuk menjawab pertanyaan diatas. Tak perlu jawaban itu diberikan pada saya, karena, saya telah ikhlaskan untuk teman-teman miliki sendiri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline