Lihat ke Halaman Asli

Iskandar Zulkarnain

TERVERIFIKASI

Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Pakde Kartono vs Sekretaris Dina

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Meeting akhir tahun baru saja selesai, Pakde Kartono sebagai direktur, Mas Bain, Mas Jati dan Mas Ar-ke sebagai kepala bagian dan Diana sebagai Sekretaris masih di dalam ruangan,berharap ada kejutan dari Pakde Kartono yang terkenal baik, murah hati, dan suka memberi kejutan. Manatau tahun ini akan memberi kejutan, berupa Tiket pp Jakarta-Sawarna berikut akomodasinya seperti yang dilakukan Pakde Kartono tahun lalu, berupa liburan ke Paris.

Tunggu-tunggu tak juga ada reaksi dari Pakde Kartono, Mas Jati dan Mas Ar-ke saling pandang, kok tidak ada reaksi Pakde Kartono. Mana sifat baik, murah hati dan suka memberi Pakde Kartono yang selama ini mereka kenal.

Tiba-Tiba, Pakde Kartono, memanggil Dina sekretarisnya untuk mendekat, berpindah tempat duduk, agar lebih dekat dengannya.Spontan Mas Bain, Mas Jati dan Mas Ar-ke lebih lebih berdebar, agaknya, harapan itu akan segera jadi wujud nyata. Mereka jadi serius, ingin mendengar apa isi perkataan Pakde Kartono dengan Dina. Pastila ini sebuah kejutan.

Terjadilah dialog antara Pakde Kartono dan Dina Sekretarisnya.

“Saya minta semua karyawan, sudah menerima gaji Desember sebelum Natal tiba” begitu Pakde Kartono pada Dina.

“Semua karyawan?” jawab Dina bingung, biasanya karyawan yang bandel suka ditelatin gajinya sama Pakde Kartono, sebagai bentuk Punishment.

“Iya semua. Bagi yang bandel, kasi juga dengan catatan” jawab Pakde lagi, sekarang dengan mimik wajah serius dan berwibawa.

“Tapi… disitulah masalahya Pakde” jawab Dina lagi, sekarang Dina tak kalah seriusnya dengan Pakde Kartono.

“Kenapa masalahnya?” Pakde balik jadi bingung

“Mereka tidak mau menerimanya Pakde” jawab Dina lagi.

“Lho… kenapa gak mau menerima?” Pakde jadi tambah bingung.

“Mereka maunya menerima uang, bukan catatan” jawab Dina lagi, dengan polos, tanpa merasa bersalah…

Spontan Mas Bain, Mas Jati dan Mas Ar-ke saling pandang. Lalu senyum-senyum, mau ketawa lepas gak berani, lihat Pakde Kartonogak kalah kekinya dengan mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline