Lihat ke Halaman Asli

Iskandar Zulkarnain

TERVERIFIKASI

Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Surat Cinta untuk Istriku (2)

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tahun baru ini, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, aku selalu mengirim surat cinta padamu, semacam bentuk evaluasi cintaku pada setahun yang lalu. Sehingga aku dapat memperbarui lagi cinta kita. Tidak semua memang, tapi selalu saja ada bagian-bagian yang perlu diperbaiki, dimodifikasi dan diperbaharui, sehingga cinta kita tetap update. Selalu on dan bisa kita mengerti bersama, mengapa hingga kini aku masih mencintaimu, begitu pula sebaliknya denganmu, mengapa masih tetap mencintaiku, meskipun kondisiku kini sudah banyak berubah, terutama setelah aku meninggalkan dunia hitam. Perlahan-lahan kumisku mulai memutih, lalu janggut, kemudian rambut, lalu…lalu..lalu, mulai dari yang biasa terlihat dengan kasat mata, hingga yang tidak terlihat mata.

Istriku..

Sudah, telah cukup panjang waktu yang kulalui bersamamu, mulai ketika kau awalnya malu-malu lewat di depanku, di depan kelas kita dulu, dari ujung sudut matamu, aku tahu kalau kau menaruh hati padaku, banyak sekali kenangan cerita indah tentangmu yang kusimpan rapi di lemari kokoh bilik hatiku.

Telah tiga dasa warsa lebih kita lalui bersama, begitu banyak kita koleksi kenangan indah dan buruk kita lalui bersama, disela-sela canda tawa ria yang menggairahkan dan juga sedu sedan yang mengharuskan kita untuk saling menguatkan satu sama lain.

Istriku..

Mendampingimu dan mencintaimu, adalah hal terindah dalam hidupku, yang dapat kuraih. Meskipun dibalik pelukanmu, aku masih saja, terkadang melirik wanita-wanita seksi yang berseliweran dalam perjalanan pulang pergiku ke tempat kerja. Untuk salah-salah kecil ini, aku mohon maaf padamu. Tetapi, sekaligus juga, dari penyesalan-penyesalan kecil ini, membuat cintaku padamu makin menggunung dan membahana. Tak ada kata puas ketika aku menghabiskan hari-hari bersamamu, di sisimu dan ingin rasanya selalu di dekatmu, merasakan dan mereguk aroma cintamu.

Istriku…

Telah banyak keringat ini tercucur, hanya karena ingin membuktikan betapa besarnya cinta ini padamu, telah banyak kuhabiskan malam-malam panjang begadang untuk membuktikan rasa tanggung jawabku sebagai suami padamu, dalam usaha mencukupi segala kebutuhan rumah tangga kita, terutama diawal-awal pernikahan kita, karena ketika itu, kita tak memiliki apa-apa dan kita bukan siapa-siapa. Tetapi, apakah semua itu, telah cukup sebagai penyeimbang cintamu padaku?

Istriku..

Telah banyak capaian-capaian yang kita raih, meskipun masih banyak juga yang belum dapat kita raih. Diantara capaian yang belum dapat kita peroleh itu, seperti secara rutin kita menghabiskan sepertiga malam terakhir untuk bersujud padaNya, membesarkan dan menghantarkan anak kita, buah cinta kita hingga pada kedewasaannya, karena dia anugrah terbesar yang diberikan Allah, ketika usia kita tidak muda lagi. Menjadikan kita dan buah cinta kita, berarti untuk masyarakat sekitar kita, sehingga kehadiran kita merupakan anugerah yang dapat dirasakan oleh sesama manusia, paling tidak untuk masyarakat terdekat kita dulu.

Istriku…

Capaian-capaian belum terwujud itu, aku harapkan agar menjadi nyata pada tahun 2015 ini, aku masih sangat berharap dukunganmu untuk meraih semua itu, terutama pengertian dan cintamu yang besar itu. Dengan cintamu itu, kuberharap, akan dapat kutransformasikan dengan sempurna guna meraih apa yang selama ini menjadi cita-citaku, cita-cita kita berdua. Untuk tujuan itulah, maka surat cinta ini kutulis untukmu.

Selamat tahun baru 2015

Sejahteralah Indonesiaku, Damai sentosalah negriku




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline