Lihat ke Halaman Asli

Pasar Kembang dan Era Pandemi

Diperbarui: 11 Mei 2021   05:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Pasar kembang di sini bukan nama sebuah tempat wisata di daerah yogyakarta lho ya

Jadi, pasar tempat berjualan kembang? ya, dan tidak juga. kok begitu?


Pasar kembang di sini adalah sebutan untuk tradisi berjual beli pada H-2 dan H-1 lebaran, baik idul fitri maupun idul adha. H-2 disebut pasar cilik, dan H-1 disebut pasar gedhe. Tradisi ini berlaku umumnya di wilayah Jawa Tengah. Saya belum menemukan sejarah awalnya pasar kembang, tapi menurut orang tua-tua, pasar kembang sudah ada sejak mereka kecil. Sampai kinipun tradisi ini masih lestari.


Pada awalnya, pasar kembang ini benar-benar didominasi oleh kembang sebagai barang dagangannya. Para pedagang dadakan berdatangan dari desa-desa menjual kembang yang lazim digunakan untuk nyekar (tabur bunga di makam) sebelum lebaran. Di Kota Semarang sendiri tradisi nyekar di makam lazim dilakukan setelah salat ied.


Namun saat ini, bukan kembang yang mendominasi, melainkan berbagai keperluan lebaran. mulai dari janur yang masih ada tangkainya, sudah jadi selongsong ketupat, bahkan ketupat matang. Daun pisang buat lontong, ayam dan teman-temannya, baju lebaran, kue-kue lebaran, petasan, kembang api, dan lain sebagainya


Pasar kembang ini bisa dilakukan di pasar manapun. sudah terbayang bukan betapa ramainya suasana di pasar kembang ini? Pedagang dan pembeli tumpah ruah, berdesakan, saling sikut untuk mencari jalan. suara orang-orang melakukan transaksi tak kan terdengar jika tidak diucapkan dengan suara sopran sekian oktaf.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline