Lihat ke Halaman Asli

Sinis Tak Terlukis, Harapan Datang Menagkis

Diperbarui: 7 Februari 2019   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau merindui dengan wajar.

Kau tahu selesai namun belum berakhir.

Katakan padaku apa yang pikiranmu sedang arahkan.

Aku ingin terlibat dalam ikatan itu,

seperti rasa yang pernah tertawarkan namun tertawan.


Aku memang perindu yang lucu atau mungkin lugu.

Pantulanmu selalu menjadi alasan malamku tak berujung.

Indah, namun menyiksa. Kau tinggalkan waktu dan tanggal secara pasti,

yang jika ku ingat-ingat renungku berubah hal gila yang semakin kucaci.

Kau pantun yang tak beruntun, kau puisi yang tak jernih mengelabui hati,

kau palsu, aku hilang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline