Lihat ke Halaman Asli

"Surat Terakhir Mama"

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diambil dari sebuah fakta yang pernah terjadi di lingkungan kita...

Mamaku hanya punya 1 mata, aku membencinya,..dia memalukan bagiku.Dia berjualan di SMP tempat aku bersekolah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di suatu hari dia datang ke kelas dan menyapaku. Aku sangat malu dan mengacuhkannya,ingin rasanya aku menghilang. Saat aku pulang aku berteriak kepadanya,"Kalau kau hanya ingin membuatku jadi bahan tertawaan,kenapa kau tidak mati saja?!" Aku sangat marah pada saat itu. Akupun bertekad keluar dari rumah itudan tidak berhubungan dengan dia sama sekali. Jadi aku belajar dengan semangat dan akhirnya medapat beasiswa belajar di Singapura. Aku menikah,punya anak dan hidup bahagia. Sampai suatu hari mama datang ke Singapura untuk menjenguk,saat didepan pintu,anak-anakku melihat dan merasa ketakutan, saat itu juga aku berteriak,"Beraninya kau datang kerumahku!pergi?! Kau hanya menakuti anak-anakku?!"Dia terkejut dan menjawab,"Maafkan saya, mungkin saya salah alamat."

Setahun kemudian datanglah undangan reuni SMP. Aku hadir. Setelah itu aku menyempatkan diri melihat rumah yang dulu pernah aku tinggali. Hanya ingin tahu dan kata seorang tetangga mama sudah meninggal.aku tidak meneteskan air mata. Tetanggaku memberiku sepucuk surat yang berisi,

"Anakku tercinta aku memikirkamusetiap saat, Maafkanlah Mama saat datang ke Singapura dan menakuti anak-anakmu. Dan juga maaafkan Mama yang telah membuatmu malu didepan teman-temanmu dulu. Semoga kau mengerti....waktu kecil kamu mengalami kecelakaan dan kehilangan 1 mata. Mama sedih dan tidak sanggup melihatmu keadaanmu nak...mama tidak tega melihatmu tumbuh dengan hanya memiliki 1 mata, jadi mama memberikan1 mata yang mama miliki untukmu. Mama bahagia karena anakku akan memperlihatkan dunia untuk mama dengan mata itu...."

Seketika itupun aku menangis dan penuh dengan rasa menyesal...ingin rasanya aku memeluk mama...

"semoga kisah ini bermanfaat untuk kita semua..."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline