Lihat ke Halaman Asli

Yang Terhormat Para Koruptor

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya sering tidak begitu mengerti dengan apa yang sering terjadi saat mendengar kata korupsi. Salah satu yang mengganggu adalah para koruptor itu bukan lagi musuh masyarakat yang dinistakan, melainkan justru dihormati. Korupsi bukan tindak kejahatan luar biasa, melainkan kejahatan biasa seperti pencurian sandal atau ayam. Tata cara “penghormatan” itu mulai kita rasakan, misalnya dengan menerapkan hukuman ringan (60 persen koruptor dihukum 1-2 tahun), remisi luar biasa, dan memberikan hak-hak istimewa sejak di tahanan hingga masuk penjara.

Apa karena masyarakat Indonesia adalah negeri yang pemaaf? Penilap uang negara ini dibangunkan gedung tahanan khusus dengan segala fasilitasnya, sementara terpidana kelas teri ditumpuk di ruang sempit seperti benda mati. Semangat korup aparatur menemukan habitatnya bersama para tahanan koruptor. Kolaborasi itu melahirkan diskriminasi. Mengapa negara tidak memanjakan dan memuliakan terhukum kelas maling ayam, pencuri biji kakao, dan kapuk randu?

Berbagai cara ditempuh untuk menghormati koruptor, termasuk memanipulasi ritual agama-budaya menjadi ritual politik. Dalam masyarakat kita memaafkan menjadi kata sakti untuk menerima dan melupakan kesalahan orang lain. Saat masyarakat terlena, momentum Lebaran dan HUT Kemerdekaan pun dimanfaatkan untuk memaafkan para penjahat dengan modus grasi. Bukankah dalam primum remedium (obat utama) pidana korupsi perlu ketegasan hukum demi tegaknya supremasi hukum?

Dan bagaimana dengan tersangka koruptor, apakah juga mendapat penghormatan juga? Mungkin juga iya. Yang jelas, ada seseorang yang ditetapkan sebagai tersangka koruptor, berbagai pernyataan simpati dan solidaritas juga bermunculan. Kok simpati pada tersangka koruptor? Kalau saya sih lebih simpati pada para korban koruptor.. ya kan??




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline