Walau lembaga riset Envoke, sudah merilis prediksi kemenangan Pakatan Harapan (PH) sehari sebelum pemungutan suara pemilihan umum Malaysia Ke-14, menyimak kemenangan koalisi pimpinan Tun Mahathir, tetap saja sebuah kejutan.
Dengan usia yang menjejak 92 tahun, masih mampu begadang sampai pukul 4 dinihari untuk menanti pengumuman hasil pemilihan umum. Ini sebuah energi tersendiri, dimana Tun Mahathir masih mampu menggerakkan koalisi PH untuk bersama-sama menggapai Putra Jaya.
Bukan itu saja, kemenangan Pakatan Harapan dilalui dengan banyak proses dan juga riak-riak yang menyumbang bagi kejatuhan Barisan Nasional (BN) setelah berkuasa selama 60 tahun.
Ketika berada di Malaysia, 2006-2009, sudah ada kekhawatiran dari pihak Barisan Nasional ketika. Bahwa dengan belajar pada jatuhnya Partai Golkar di Indonesia, tidak ada jaminan bahwa Barisan Nasional juga akan berkuasa selamanya.
Sebelum ini, para pengamat dari perguruan tinggi dalam negeri Malaysi, maupun pengamat politik dari perguruan tinggi luar negeri, masih saja memperediksi kemenangan Barisan Nasional dengan anggapan bahwa stabilitas ekonomi masih terkawal. Sehingga para pemilih tidak akan menjatuhkan pilihan pada pihak oposisi.
Namun, itu hanya satu faktor dalam amatan para pakar. Ada pertimbangan dan aspek lain, sehingga akhirnya Malaysia akan dipimpin perdana mentri baru.
Kekhawatiran kurang lebih sepuluh tahun yang lalu itu, terbukti hari ini (10/5). Barisan Nasional tumbang dan merekalah yang akhirnya menjadi pembangkang (oposisi).
Negeri-negeri yang sebelumnya mereka kuasai, jatuh satu persatu. Walau Terengganu berpindah ke Partai Islam Se-Malaysia (PAS), tetap saja bukan di tangan Barisan Nasional lagi. Secara historis, Terengganu sebelumnya pernah dikuasai juga PAS selama satu periode. Sementara Kelantan tetap saja di tangan PAS.
Johor, Perak, Kedah, Melaka, dan Negeri Sembilan, semuanya beralih ke Pakatan Harapan. Adapun Selangor tetap di tangan Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang sudah memasuki periode ketiga. Demikian pula Pulau Pinang yang juga sudah periode ketiga di tangan Democratic Action Party (DAP).
Barisan Nasional masih memegang dua negeri yaitu Pahang dan Perlis. Sementara Sabah jikalau saja partai-partai di luar Barisan Nasional bersatu, juga akan hilang dari genggaman BN.
Dua hal yang menjadi jalan bagi kemenangan Pakatan Harapan. Pertama, sejak awal tokoh-tokoh kunci meninggalkan Tun Najib Tun Razak dengan pelbagai alasan.