Indonesia, dengan wilayah perairan yang luas, memiliki potensi besar dalam sektor perikanan. Namun, ironi terjadi karena sebagian besar nelayan hidup dalam kemiskinan. Data BPS tahun 2014 menunjukkan bahwa 23,79% rumah tangga nelayan laut dan 24,98% rumah tangga nelayan di perairan umum tergolong miskin. Salah satu daerah penting dalam sektor ini adalah Jepara, Jawa Tengah, dengan garis pantai sepanjang 72 km dan luas wilayah penangkapan hasil kelautan 1.500 km². Namun, banyaknya potensi ekonomi tersebut tidak serta merta meningkatkan kesejahteraan nelayan di Jepara.
Pengelolaan perikanan yang berkelanjutan menjadi tantangan yang terus dihadapi oleh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu pendekatan yang semakin banyak diadopsi adalah pengelolaan perikanan berbasis komunitas. Dalam pendekatan ini, masyarakat lokal, terutama komunitas nelayan, dilibatkan secara aktif dalam proses pengambilan keputusan dan implementasi pengelolaan sumber daya perikanan.
Pemberdayaan Nelayan Kunci keberhasilan pengelolaan perikanan berbasis komunitas yaitu,
● Konsep Pemberdayaan Nelayan
Pemberdayaan masyarakat nelayan adalah proses yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian nelayan. Proses pemberdayaan ini mencakup tiga tahapan utama: penyadaran, peningkatan kapasitas, dan pendayaan .
● Tahapan Pemberdayaan
1. Penyadaran
Tahapan ini bertujuan untuk membuat masyarakat nelayan sadar akan potensi yang mereka miliki serta masalah yang dihadapi. Kesadaran ini melibatkan pengetahuan,sikap, dan perilaku yang didorong melalui pendidikan dan penyuluhan.
2. Peningkatan Kapasitas
Setelah penyadaran, langkah berikutnya adalah peningkatan kapasitas individu dan kelompok nelayan melalui pelatihan dan pengembangan keterampilan. Ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan teknis dan manajerial nelayan sehingga mereka dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada.
3. Pendayaan