" Ibu menjadi tokoh sentral dalam kehidupan anak terutama pada masa pademi covid-19. Perubahan model pembelajaran menjadi SFH (study from home), menuntut siswa untuk dapat dengan mandiri belajar dari rumah dan tanpa pengawasan yang baik, tentu pembelajaran tersebut tidak akan berjalan dengan efektif. Untuk itulah, peran seorang ibu sangat besar dalam memberikan Pendidikan terhadap anaknya."
Hal itu diungkapkan Erni Guntardi Tjahyo Kumolo, selaku ketua umum dharma wanita persatuan selaku keynote speker pada webinar, hari senin 21 Desember 2020, yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional RI. Ungkapan Erni Guntardi Tjahyo Kumolo itu sangat pas dikemukakan ketika memperingati hari Ibu, mengingat peran ibu pada saat ini tambah besar, ketika anak-anak (pelajar) menempuh belajar dirumah saat masa pademi covid-19 ini . Pada kesempatan tersebut Erni Guntarti, menjelaskan bahwa tujuan utama dari pendirian Dharma wanita adalah meningkatkan kualitas sumber daya anggota keluarga PNS untuk mencapai kesejahteraan nasional. Selain itu, Dharma wanita juga memiliki panca Dharma wanita yang salah satunya adalah tentang peran wanita sebagai penerus keturunan dan pendidik anak. Dengan demikian sangat jealas bahwa ibu menjalankan peran sebagai salah satu ujung tombak bangsa dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Lebih lanjut, Erni Guntardi menjelaskan tentang peran ibu pada saat pademi covid-19 ini memiliki tanggungjawab yang sangat besar, karena selain mengurus rumah tangga tetapi juga dituntut untuk melakukan pengarahan, pengawasan terhadap anak-anaknya, dan mengarahkan supaya anak-anaknya menyukai, menyenangi bacaan, dan memahami cara pemakaian buku digital. Karena tugas yang diberikan pihak sekolah menuntut lebih banyak dilakukan melalui penggunaan teknologi informasi, karenanya pemakaian internet sangat massif dilakukan para siswa/pelajar.
Untuk selanjutnya Zaitunah Subhan, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, selaku Nara sumber pada webinar tersebut, mengatakan bahwa ibu adalah sosok wanita pertama yang dikenal oleh anak dan berbagi tugas dengan ayah untuk mengasuh, merawat, mendidik, serta membesarkan anak-anaknya. Seorang ibu yang lebih banyak keberadaan dirumah, pada masa pademi covid-19 ini dituntut untuk lebih kreatif dalam membuat aktifitas yang berkualitas. " Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan selama #dirumahaja antara lain membaca. Kegiatan membaca harus dimulai sejak dini untuk membentuk minat baca dan menanamkan kebiasaan mengeksplorasi buku, jadi tidak hanya buku di sekolah. Dengan demikian, membaca diharapkan dapat menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan." ungkap Zaitunah Subhan.
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) dimasa pademi ini memang mengalami banyak problem, baik yang datang dari para siswa itu sendiri, para pengajarnya maupun permasalahan akses informasi, dan jangkauan internet dan signal internet yang terbatas. Jaringan internet dan signal yang terbatas inipun masih menjadi permasalahan yang mengemuka ketika pembelajaran jarak jauh dilaksanakan, disamping belum siapnya para siswa dan guru dengan kebiasaan pemakaian teknologi informasi. Hal itu lebih terasakan sekali di daerah padesaan dan pedalaman, yang masih banyak yang belum mendapatkan fasilitas layanan internet ini. Untuk mengurangi klaster sekolah terinveksi virus corona, kebijakan yang dilakukan kementrian Pendidikan dan kebudayaan untuk memberlakukan belajar jarak jauh, merupakan suatu Langkah yang bijaksana dan tepat ketika obat/vaksin anti virus belum ditemukan. Tentu saja, metode pembelajaran jarak jauh ini diperlukan banyak penyesuaian, yang tidak bisa dilakukan seperti pembelajaran normal. Karena mau tidak mau, suka tidak suka, karena metode pembelajaran PJJ ini yang paling aman untuk mengurangi klaster penularan covid di sekolah.
Moh. Sarif Bando, selaku Kepala Perpustakaan Nasional,ketika webinar yang mengambil tema : peran ibu dalam Pendidikan dan peningkatan kegemaran membaca di masa pademi covis-19, mengemukakan "pademi ini berdampak pada semua aspek kehidupan, tak terkecuali Pendidikan yang beralih menjadi pembelajaran jarak jauh atau study from home (SFH). Perpustakaan Nasional dalam hal ini sangat siap untuk merespon dan melayani semua untuk keperluan SFH" Pada prinsipnya Moh. Sarif Bando selaku Kepala Perpustakaan Nasional, yang penulis kutip dari Web. Perpusnas, menyambut dengan baik ketika Emi Guntarti, selaku Ketua Dhama Wanita persatuan, yang tergabung dalam dharma wanita untuk menggerakan ibu-ibu anggota dhrama wanita lainnya untuk lebih berperan dalam peningkatan kegemaran membaca, terlebih dimasa pademi covid-19, dimana pembelajaran banyak dilakukan secara jarak jauh (PJJ). Selanjutnya Moh. Sarif Bando, menjelaskan tentang peran Perpustakaan Nasional di masa pademi, yang mengatakan bahwa perpustakaan telah melakukan penyesuaian pelayanan perpustakaan, bukan saja layanan langsung tetapi layanan secara online melalui layanan perpustakaan digital, seperti adanya layanan i-pusnas, e-resources, dan khasastra, layanan kartu anggota dan layanan lainnya. Buku digital yang ada di I-Pusnas, tersedia 56.640 judul buku elektronik dengan 673.312 eksemplar, kemudian untuk e-resources menyediakan sekitar 3 milyar buku koleksi digital meliputi artikel, journal, e-book, e-jurnal dan karya-karya cetak dan karya rekam lainnya. Khastara menyediakan satu juta digital manuskrip Pustaka-pustaka kearifan local seperti naskah kuno, buku langka, peta, poto, gambar dan lukisan. Layanan digital tersebut bisa diakses secara online dimana saja dan kapan saja, baik melalui perangkat computer, laptop, bahkan lewat HP pinter.
Pada momentum peringatan hari ibu, apa yang disampaikan Ketua Dharma wanita persatuan Erni Guntardi Tjahyo Kumolo dan pemateri Zaitunah Subhan, sangat menarik sekali untuk dilanjutkan dan diwujudkan dalam meningkatkan peran ibu-ibu Dharma wanita, untuk mendorong setiap keluarga supaya anak-anaknya untuk gemar membaca dan memanfaatkan perpustakaan, terlebih dimasa pademi covid-19 ini. Apa yang dilakukan ketua Dharma wanita persatuan, yang diketuai istrinya Tjahyo Kumolo, Menteri PAN & RB, sangat baik sekali diteladani dan ditindanlanjuti, alangkah lebih baik lagi, apabila diikuti oleh setiap dharma wanita di setiap kementrian, Lembaga, maupun dharma wanita di pemerintah daerah untuk terus mendorong peningkatan budaya membaca dikalangan ibu, anak dan masyarakat pada umumnya apalagi sekarang pembelajaran banyak dilakukan di rumah, tentunya sangat baik sekali, bila ibu-ibu yang tergabung dalam dharma wanita, untuk lebih berperan dalam meningkatkan minat dan budaya baca di masa pademi covid.19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H