Lihat ke Halaman Asli

Iswara Rusniady

Pustakawan

Bagaimana Inovasi dan Kreativitas Pustakawan di Tengah Covid-19?

Diperbarui: 27 Oktober 2020   17:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Perpusnas Digital

Sejak  bergulirnya pademi covid-19 diseluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini membuat pemerintah melakukan kebijakan untuk mengatur warganya dengan cara melockdown atau pembatasan sosial warga masyarakatnya (PSBB).

Pemerintah telah membuat aturan protocol Kesehatan bagi warganya dengan cara menjaga jarak, memakai masker dan selalu mencuci tangan pakai sabun atau memakai handsanitizer. Cara itu dinilai efektif  dan tepat untuk mencegah penyebaran/penularan virus, mengingat saat ini masih belum juga ditemukan obat antivirus atau faksin corona itu. Sudah tentu saja akibat pembatasan sosial tersebut menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap berbagai bidang kehidupan masyarakat, seperti bidang perekonomian, kegiatan perkantoran, kegiatan perkuliahan/sekolah banyak yang  terganggu. Namun begitu pemerintah juga telah mengambil Langkah-langkah yang terbaiknya yaitu dengan banyak melakukan aktifitas  dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui fasilitas daring, online internet.

Pemerintah dalam pembatasan sosial untuk  kegiatan perkantoran,  perkuliahan/sekolah, menempuh kebijakan mewajibkan pegawainya melakukan aktifitas bekerjanya dari rumah atau WFH, dan sebagian kecil atau sekitar 50 atau 25 % yang bisa masuk kerja di kantor  atau WFO. Selain itu untuk mengurangi klaster penyebaran virus di tempat Pendidikan, seperti sekolah dan perguruan tinggi,  semua dilakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui pemanfaatan teknologi informasi. Walaupun banyak diakui, bahwa metoda pembelajaran jauh  kurang maksimal dalam transfer pengetahuan kepada para siswa maupun ke mahasiswa, tetapi dengan kondisi pademi covid-19 , mau tidak mau  hal seperti itulah yang dapat dilakukan sekarang.

Kondisi saat pademi covid -19 ini semua sektor banyak yang terganggu, termasuk sektor  Pendidikan,  aktifitas belajar mengajar perkuliahan/sekolah banyak dilakukan di rumah, hal ini tentu menuntut pemaksimalan penggunaan teknologi informasi, maka pemakaian internet terus meningkat. Beberapa aplikasi media sosial seperti  whatsapp, youtube, facebook, twitter banyak digunakan untuk sarana pembelajaran, demikian juga berbagai aplikasi rapat seperti; zoom meeting banyak digunakan .

Salah satu sarana pembelajaran di sekolah, perguruan tinggi, dan fasilitas membaca masyarakat  yaitu Perpustakaan banyak terganggu. Padahal, ditengah pademi covid 19 ini, sarana informasi semacam perpustakaan ini sangat diperlukan sekali, karena masyarakat  ditengah covid ini mengharuskan aktifitas di rumah, termasuk kalangan pegawai, para siswa dan para mahasiswa banyak membutuhkan akses informasi.

Walaupun sekarang semua informasi  ada di internet atau melalui alat telusur google, yahoo, namun pemakaian informasi yang tersebar di internet itu sangat banyak, karena itu perlu pemilihan informasi secara selektif agar tidak terjebak informasi palsu atau hoax. Apabila para pengelola perpustakaan atau pustakawan, ingin tetap eksis ditengah pademi covid-19, tentu  hal ini merupakan kesempatan untuk meningkatkan jumlah keterpakaian koleksi atau meningkatkan traffic pengunjung perpustakaan secara online, tentu saja para pustakawan perlu inovasi dan kreatifitas yang tinggi dalam pengelolaan perpustakaannya.

Pandemi covid-19 ini nampaknya memaksa semua pihak mengubah cara kerja, semua sektor bisnis dan perkantoran mengubah cara kerjanya dari bekerja di kantor menjadi bekerja dari rumah, tak terkecuali para pustakawan pengelola perpustakaan. Namun, perubahan cara kerja ini menuntut inovasi dan kreatifitas para pustakawan. Para pustakawan harus benar-benar menguasai dan memahami serta banyak memanfaatkan teknologi informasi.

Hal-hal yang bisa dilakukan para pustakawan di tengah covid.

Beberapa aktivitas yang bisa dilakukan para pustakawan ditengah pademi covid-19 ini, yaitu dengan mencoba menyiasati kegiatannya dengan menggelar berbagai diskusi-diskusi, forum diskusi lewat zoom meeting, membuat konten-konten kompanye minat dan budaya baca/literasi secara online di media sosial, youtube, facebook, twitter, grup-grup whatsapp dan  media online lainnya, selain itu perlu membangun berbagai aplikasi buku digital atau e-book, yang bisa digunakan secara online melalui handphone, laptop. Singkatnya, sekarang para pustakawan perlu bertrasformasi menjadi pustakawan digital online akftitas.

Apakah inovasi dan kreatifitas pustakawan di era pademi covid-19 dapat memuaskan para pemustakanya? Tentu saja tidak, karena normalnya pemustaka selain memanfaatkan  dan mengakses informasi melalui media online tetapi para pemustaka memerlukan kunjungan langsung ke  perpustakaan melalui penelusuran buku-buku, dan diskusi-diskusi di ruang perpustakaan. Tetapi karena adanya covid-19, harus ada pembatasan sosial, baik aktifitas pustakawan itu sendiri  maupun para pemustakanya.

Seperti dikatakan Kepala Perpustakaan Nasional RI. Moh.Sarif Bando di web Perpusnas, mengatakan bahwa pustakawan sekarang tidak hanya melakukan kegiatan managemen koleksi, management pengetahuan, tetapi juga harus dapat menshare pengetahuan. Itu artinya para pustakwan sekarang diabad revolusi industri 4.0 yang ditandai kemajuan teknologi informasi digital online, perlu inovasi dan kreatifitas yang tinggi untuk menyajikan layananan ke masyarakat, bukan saja masyarakat yang datang ke perpustakaan tetapi juga ke masyarakat yang tidak bisa datang ke perpustakaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline