Pesan Presiden Jakowi pada perayaan hari buku nasional 17 mei 2020 : "saat-saat seperti pademi inilah kita lebih punya waktu untuk membaca buku, baik buku fisik maupun buku digital"
Berkaitan dengan pesan Presiden Jakowi diatas, sekarang bagaimana dengan pengelolaan perpustakaan sekolah di masa covid19 ini apakah telah memberikan layanan perpustakaan secara fisik maupun secara online? Bagaimana kesiapan Kepala sekolah menyiapkan perpustakaan sekolah untuk membantu proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) sehingga aktifitas belajar mengajar para siswa dan guru terbantu dalam masa pademi covid-19 ini. Karena disinilah pentingnya peran perpustakaan sekolah secepatnya bisa menerapkan layanan perpustakaan digital dan layanan onlinenya.
Metode pembelajaran di masa Pademi covid ini menuntut pembelajaran melalui daring, apakah itu di jenjang pendidikan SD, SMP, SMA sampai PGT. Akibat covid ini sangat terganggu aktifitas pembelajaran tatap muka, karena menghindari penyebaran dan memutus rantai penyebaran virus, tak membolehkan berkerumun dan berkelompok dalam ruangan, dengan pembatasan sosial, jaga jarak dan selalu pakai masker sesuai prorotokol kesehatan, menuntut metode pembelajaran jarak jauh lewat jaringan internet, namun efektifitas nya jauh berbeda dengan cara pembelajaran tatap muka.
Diakui oleh sejumlah pihak yang berkecimpung di dunia pendidikan, walau bagaimanapun metode pembelajaran tatap muka untuk saat ini, masih lebih baik untuk diterapkan di Indonesia, walau bisa dilakukan secara daring, akan tetapi kalau semua dilakukan secara daringpun itu hanya sebagai pelengkap untuk menambah atau meningkatkan pembelajaran tatap muka. Jadi para guru dan para siswa, masih banyak yang berpendapat dan mengatakan, bahwa metode pembelajaran secara daring, belum cocok sepenuhnya diterapkan di Indonesia, terutama bila diterapkan pada pendidikan dasar dan menengah.
Hal ini disebabkan beberapa faktor misalnya faktor dari kesiapan para guru dalam menyampaikan materi pembelajaran lewat daring, yang tentunya perlu pelatihan-pelatihan dulu untuk melakukan itu, kemudian faktor jaringan komunikasi (internet) antar suatu daerah yang satu dan daerah lainnya daya pancar internet nya tak merata, jadi ada sekolah didaerah yang masih belum terjangkau signal internet kalau adapun signal, tidak semua guru dan siswa bisa mengopersionalkan atau menggunakan aplikasi untuk media pembelaran, apakah melaui laptop maupun hp android.
Perangkat seperti ini belum sepenuhnya bisa dijadikan sebagai sarana pembelajaran. walupun sebenarnya dengan cara memanfaatkan media sosial seperti fb, twiter, whatsapp bisa dilakukan pembelajaran walau sangat sederhana. Tetapi itulah tadi permasalahannya, masih banyak sekolah di daerah terutama desa pinggiran dan pedalaman, masih banyak tidak menerima signal internet (seluler).
Keadaan pembelajaran di masa covid ini memang menyisakan sejumlah problema, termasuk diantaranya pengelola perpustakaan sekolah yang belum dapat menyesuaikan kemajuan iptek, hubungannya dengan penerapan teknologi dan informasi. Terlebih dimasa pademi covid ini yang seharusnya perpustakaan sekolah bisa diakses secara online oleh para guru dan para siswa.
Permasalahan penyelenggaraan Perpustakaan sekolah di era new normal atau masa covid-19.
Bagaimana penyelenggaraan dan pelayanan perpustakaan sekolah dimasa covid ini? Perpustakaan sekolah sebagai heart of education atau jantungnya pendidikan di sekolah, sebagai sarana penunjang proses belajar mengajar, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Sekarang bagaimana kontribusi pengelola perpustakaan sekolah dalam melakukan layanan perpustakaan nya, untuk memenuhi kebutuhan informasi para siswa dan guru?
Bagaimana dalam mencari atau menelusuri informasi secara online (OPAC) apakah sudah berjalan atau masih ada yang menggunakan alat telusur lewat kartu katalog secara manual? Ataukah selama pademi ini perpustakaan sekolah tidak melayani kebutuhan informasi para siswa maupun guru. Apa memang perpustakaan sekolah dimasa covid-19 ini, sama sekali tidak berfungsi sama sekali. Padahal Presiden Jakowi telah berpesan seperti telah disebutkan diawal tulisan ini yaitu lebih baik untuk membaca buku baik fisik maupun buku digital untuk menambah pengetahuan dan kecerdasan.
Disinyalir, kebanyakan sekolah belum siap betul menerapkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi. Padahal UU no. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, pasal 23, telah dijelaskan bahwa perpustakaan sekolah menyelenggarakan layanannya perlu menerapkan teknologi informasi dan melakukan layanan digital (seperti ketentuan standard nasional perpustakaan sekolah) Amanat UU Perpustakaan tersebut, seyogyanya perpustakaan sekolah ini dimasa pembelajaran jarak jauh ini lebih berperan dan lebih fokus memberi layanan koleksi digitalnya,agar para disiswa dapat mengaksesnya dari rumah.
Jadi perpustakaan tidak seharusnya terhenti menjalankan layanan perpustakaan sekolahnya, justru seharusnya menjadi sarana penunjang pembelajaran jarak jauh karena kalau layanan secara tatap muka, perpustakaan perlu mengikuti protokol kesehatan, supaya virus corona tak menerjang para siswa dan guru, jaga jarak, memakai masker, pakai dispektan dan sanitizer dan selalu cuci tangan, semua itu perlu disediakan di sekolah, supaya peredaran covid bisa tercegah penularannya, dengan kita membatasi kegiataan dalam ruangan, Kita perlu mengikuti arahan pemerintah tidak berkerumun dan selalu menjaga jarak, karena hanya itu sekarang yang dapat dilakukan sepanjang obat anti virus corona belum ditemukan.
Sejak pademi covid,kegiatan belajar mengejar yang biasa dilaksanakan dikelas,telah berubah menjadi belajar jarak jauh, dengan menggunakan dan memanfatkan perangkat teknologi informasi, pembelajaran dapat terus dijalankan ditengah pademi ini, walau dalam prakteknya banyak sekali ditemui berbagai permasalahan, mulai dari kurang terbiasanya menggunakan perangkat teknologi informasi dalam media pembelajaran, kurang siapnya guru dan para siswa dalam pembelajaran melalui daring. Untuk itu perlu, kesiapan belajar mengajar melalui teknologi informasi,karena mau tidak mau proses belajarlah mengajar harus tetap berjalan walau stay at home atau work from home, atau belajar dari rumah, mengajar dari rumah.