Memperhatikan lingkungan hidup yang ada disekitar kita yang sudah mulai berkurang dan mulai terusik kelestariannya, diakibatkan tingkah laku dan pola hidup manusia yang tidak bisa menjaga kelestarian alam sekitar kita. Dimana hutan dan jenis pepohonan sudah mulai tergeser menjadi lahan perumahan, menjadi lahan industri dan berbagai lahan untuk kepentingan lainnya. Jika semua lahan berubah fungsi yang tadinya lahan pesawahan, kehutanan dan perkebunan, sudah terkikis , dan telah berubah fungsi menjadi lahan perumahan dan lahan industri (pabrik).
Kalau kita mencoba melihat yang tadinya lahan-lahan pesawahan dan perkebunan telah banyak yang berubah fungsi, hal ini bisa kita lihat jika kita mencoba naik kendaraan naik bus atau kereta api dari Jakarta ke Bandung, kita bisa melihat yang tadinya banyak area perkebunan ataupun area pesawahan beserta tumbuhan dan rerumputan menghijau tempat makannya ternak sapi, kambing dan tempat hinggap nya burung dengan kicauannya yang memerdukan telinga. Begitu juga suara binatang kecil seperti "tonggeret" atau "turaes" dan binatang kecil lainnya sudah hampir tidak pernah terdengar dan dijumpai lagi. Kesemuanya keperluan mahluk hidup selain manusia ternyata binatang pun kehilangan untuk tempat tinggal dan tempat makannya.
Begitu juga para petani, peternak dan pekebun sudah kehilangan untuk mata pencaharian dilahan hutan, perkebunan dan pesawahan karena tanah garapaan sudah tidak ada lagi. Sebenarnya bukan para petani atau pekebun saja yang kehilangan lahan garapannya, tetapi rupanya hewan pun yang tadinya ikut memanfaatkan untuk makanannya atau tempat bermainnya. Kini hewan sudah tidak ada lagi, pergi entah kemana.
Lahan seperti itu, nampaknya akan terus berkurang bila pemerintah tidak cepat dapat mengendalikan para pengusaha di bidang industri dan pengusaha bisnis perumahan terus memperluas ekspansinya, lewat proyek industri dan bisnis perumahan yang terus mengikisnya.
Padahal sebenarnya kita telah sema-sama mengetahui, selain manusia yang dapat memanfaatkan untuk keperluan hidup, tetapi hewanpun ternyata memerlukannya untuk hidup dengan memakan rerumputan yang menghijau, begitu juga burung dan sejenis serangga kehilangan tempat hinggap dan makanan yang ada direremputan atau pepohonan, tetapi kini sudah mulai kehilangan, karena kita manusia yang telah mengubahnya menjadi tempat pemukiman dan tempat industri.
Padahal kelestarian lingkungan alam dengan adanya pepohonan dan pesawahan tempat ekosistem mahluk hidup tinggal dan memanfaatkannya, sudah mulai punah tergeser dan mulai terkikis. Karena ulah kita manusia yang tidak bisa lepas dari kebutuhan yang telah menganggap lebih penting dan lebih produktif serta lebih mempunyai nilai ekonomis tinggi, yang mempunyai kebijakan. Untuk merubah fungsi lahan. Karena kita sering menganggap, bila hanya sebagai hamparan tanah menghijau, perkebunan dan pesawahan yang dinilai hanya mempunyai nilai ekonomis yang rendah, seringkali menganggapnya kurang menguntungkan. Padahal kalau kita cermati lebih mendalam, dengan telah berubah fungsi lahan-lahan seperti yang saya jelaskan tadi akan menyebabkan tergangunya beberapa hal seperti :
1.ekosistem mahluk hidup terganggu.
2. Terganggunya fungsi tanah perkebunan,pesawahan yang tadinya mampu menyerap/ daya serap air hujan, yang biasanya bisa menyerap dilahan perkebunan dan lahan pesawahan, sudah tidak bisa masuk kedalam tanah itu lagi.
3 terganggunya kehutanan/perkebunan menjadi tanah gundul.
Sebenarnya masing-masing kita telah memahami dan mengetahui, bahwa lahan-lahan tersebut sebenarnya mampu menyerap dan menampung air hujan yang banyak.
Bila kondisi seperti itu terus berlanjut, karena tampungan air hujan tidak ada lagi maka tak heran bila terjadi longsor, terjadinya banjir. Kita telah mengetahui dan saksikan bersama bahwa banjir telah menyergap ibu kota jakarta begitu juga di Bandung dan sekitar nya, terjadinya banjir telah meluluh lantakan semuanya. Hal ini diakibatkan ulah manusia yang tidak bisa menjaga kelestarian lingkungannya.