Saya tadi pagi, Selasa 14 Juli 2020, mengikuti acara Webinar perpustakaan yang ditayangkan melalui youtube Perpustakaan Nasional. Dimana Webinar perpustakaan umum tersebut terselenggara atas Kerjasama Perpusnas dan Forum Perpustakaan umum.
Adapun tema webinar perpustakaan kali ini adalah “kebangkitan Perpustakaan umum dan implementasi Kemendagri No.33 dan No.90 Tahun 2019”, Adapun para nara sumber pada acara webinar ini yaitu Gubernur Banten, Dr.Drs. H. Wahidin Halim, M.Si, Kepala Perpustakaan Nasional RI, Drs.Moh.Syarif Bando,MM dan Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah, Sri Purwaningsih, SH, MAP, dan moderatornya Dr. Adin Bondan.
Pada pertemuan forum komunikasi pengelola perpustakaan umum, yang biasanya dilakukan secara seminar dengan menggunakan ruangan, tetapi kali ini forum perpustakaan umum tersebut, dilakukan melalui zoom meeting, karena situasi ditengah pandemi covid-19 yang harus menyesuaikan dengan protocol Kesehatan, yaitu dengan pembatasan sosial, jaga jarak, mengurangi jumlah peserta tatap muka, maka dilakukan dengan cara Webinar, secara online - zoom meeting.
Walau penyelenggaraan Forum perpustakaan umum ini dilakukan dengan cara Webinar, melalui zoom dan youtube secara online, akibat pademi covid-19 yang melanda di seluruh negeri ini serta adanya regulasi baru dalam pengelolaan perpustakaan membawa arah baru dalam pengelolaan dan pengembangan perpustakaan umum di daerah.
Sesuai arah kebijakan pengelolaan dan pengembangan perpustakaan umum ke depan harus mampu mengedepankan pelayanan kepada masyarakat, yang menyesuaikan kemajuan teknologi informasi, selain itu juga Perpustakaan umum juga harus mampu membawa masyarakat di sekitarnya meraih kesejahteraan yang lebih baik melalui literasi.
Pada acara webinar forum perpustakaan umum tersebut, semestinya dihadiri Gubernur Banten, akan tetapi beliau berhalangan hadir, seperti dijelaskan oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Banten, Dr.Komarudin, MAP, bahwa "Gubernur berhalangan hadir karena ada rapat penting,maka pada acara webinar kali ini diwakili Kepala Dinas Perpustakaan dan arsip Provinsi Banten, selaku Ketua forum perpustakaan umum, pada acara tersebut. Lebih lanjut Dr. Komarudin, mengemukakan “pada masa Kebangkitan perpustakaan umum di era new normal, mengusulankan kedepan perlu ada standard Kesehatan bagi pemustaka dan para pengelola perpustakaan. Bagaimana perpustakaan melahirkan protocol Kesehatan bagi pemustaka, standar Kesehatan bagi pengelola perpustakaan.” Jelasnya Komarudin.
Selain hal di atas juga, Komarudin menjelaskan : "walau penyelenggaraan seminar kali ini dilakukan dengan webinar dan tayangan youtube namun jumlah Peserta webinar ini cukup banyak, yang mendaftar hampir 1000 orang melalui Zoom meeting, sedangkan yang mengikuti lewat youtube sampai 3000 orang, jadi jumlah kepesertaan webinar ini mencapai peserta yang luar biasa dengan jumlah 4000 orang, yang diikuti para pengelola dan pustakawan perpustakaan umum dan perpustakaan lainnya. Hal ini membuktikan, kepesertaan secara online ini lebih banyak.” Jelas Komarudin, selaku Ketua forum Perpustakaan umum.
Dampak dari Covid-19 tentunya melahirkan adaptasi kebiasaan baru dalam cara bekerja maupun kegiatan lainnya, begitu juga kegiatan perpustakaan dalam layananannya, tentu menyesuaikan dengan kebiasaan baru tersebut, yang sebelumnya perpustakaan melayani pemustaka (pemakai perpustakaan) secara langsung, tetapi dengan adanya Covid-19 ini, kebiasaan tersebut, perlu ubah menjadi melayani pemustaka secara langsung secara terbatas, dengan meningkatkan layanan online dan layanan perpustakaan digital.
Selanjutnya, Pembicara kedua, Kepala Perpustakaan Nasional, Drs. Syarif Bando menyampaikan judul “Literasi perpustakaan di masa Pandemi.” Pada pemaparannya, Sarif Bando, antara lain menyampaikan; dari latar belakang pendirian perpustakaan umum, masyarakat berhak mendapat layanan informasi, hal itu ada dalam manifesto IFLA, tentang Perpustakaan umum.
Data masyarakat Indonesia yang tembus ke PGT hanya sampai 10 %, artinya sekitar 90 % banyak yang tak masuk ke PGT. Kemudian Syarif Bando, menjelaskan : “Literasi dimasa Covid-19 ini, yaitu dengan pola penyesuaian kebiasaan baru, akses pengguna perpustakaan (layanan perpusnas digital - Ipusnas) dimasa pandemi ini malah justru menunjukan angka peningkatan pemakaian mencapai 400 sampai 500 % dari sebelum adanya Covid-19.” Jelas Syarif Bando.
Kemudian, Syari Bando menambahkkan bahwa : “Perpustakaan mendukung bidang Kesehatan,melalui informasi-informasi buku pengetahuan tentang Kesehatan, dan mendukung usaha pemerintah dalam pengembangan keparawisataan, melalui literasi wisata yang ada di wilayah Indonesia.