Doc pribadi
Siang ini saya dapat broadcast di BB bahwa ada undangan seminar di DPP Partai Demokrat dengan Tema acara Dialog Rakyat Untuk Bangsa, topiknya "kebijakan luar negeri SBY: menuju peran internasional baru" dan narasumber yang mengisi acara tersebut adalah salah satu calon presiden konvensi Bapak Dino Patti Djalal. Kubergegas menuju kesana ketempat acara, acara yang didahului dengan lunch ini cukup ramai dengan kehadiran beberapa jurnalis dari media cetak maupun elektronik termasuk aku sebagai kompasianer (cie cie).
Tepat pukul 13.30, acara dimulai, dengan ceramah panjang bung Ramadhan Pohan yang mengulas tentang hubungan bilateral Indonesia - Palestina, termasuk membahas peran kemenlu dalam hubungannya dengan kebijakan luar negeri pemerintahan. Ramadhan pohan sedikit memuji peranan Presiden SBY dalam satu periode masa kepemimpinannya membangun relasi internasional. Ramadhan pohan juga menyinggung tentang anggaran yang kecil untuk kemenlu dan perwakilan kita di negara negara yakni 5,3 triliun rupiah, padahal porsi luar negeri seharusnya bisa lebih besar.
Giliran Pak Dinno, beliau membuka bahasan tentang korps yang pernah di pimpinya yakni kedubes Indonesia di Amerika serikat, beliau mengatakan bahwa kedubesnya menjadi kedubes terbaik yang ada di Amerika serikat. Amerika juga mengakui Indonesia sebagai pemain global dengan hadirnya deklarasi yang disepakati dalam bentuk kemitraan. Dalam sejarah diplomasi Indonesia, baru pertama kali Indonesia memberikan bantuan ke Amerika walaupun itu cuma ke negara bagian american asamoah, salah satu negara bagian yang miskin disana. Dan duta besar yang pertama kali mengunjungi negara bagian itu adalah Pak Dino Pati Djalal.
Pak rizal yang didaulat sebagai pengamat politik luar negeri, lebih menilai apa adanya. Politik yang dijalankan presiden SBY lebih terprogram dibanding dengan presiden presiden sebelumnya. Terprogram yang dimaksud adalah reaksi yang selalu dilakukan presiden tidak terlalu meledak ledak. Lebih lanjut, Indonesia dimata pak rizal adalah inspirasi buat negara negara berkembang, terutama dalam membangun hubungan bilateral dan peran aktif dikawasan kawasan konflik.
Pada sesi diskusi, pak kastorius sinaga kepala departemen luar negeri partai demokrat menanyakan tentang masalah Iuran TKI yang dibayarkan per TKI sebanyak 400 ribu yang jika dikalikan dengan jumlah TKI kita sebanyak 6 jutaan didapatkan angka Triliunan, kemana dana tersebut ujar pak kasto. Diskusi terus berlanjut dan saya pun harus minggat karena ada keperluan lagi .
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H