Sumber pic : Instagram @aniyudhoyono
Hari ini (19/10) hari terakhir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkantor di Istana Merdeka. Semua persiapan menjelang penyambutan presiden terpilih Ir. Joko Widodo (Jokowi) telah fix. Presiden SBY memastikan semua proses transisi akan berjalan lancar, dan beliau bisa dengan tenang meninggalkan istana kembali ke Cikeas.
Setelah melalui 10 tahun yang melelahkan, akhirnya terminal terakhir kepemimpinan SBY akan berakhir 20 Oktober 2014. Tepat dua periode sudah Presiden SBY menjalankan roda pemerintahannya. Banyak sudah capaian dan prestasi yang patut menuai pujian dan penghargaan dari luar negeri. Namun tak sedikit pula kritikan, fitnah dan hujatan yang datang silih berganti. Ibarat pelangi, maka pro kontra adalah warna warna yang saling melengkapi membentuk satu panorama yang indah. Presiden SBY pun menghargai dinamika tersebut.
Presiden SBY siap kembali ke tengah masyarakat serta menikmati indahnya tanah air, begitu kata Ibu Ani dalam akun instragramnya. Pensiun dari hingar bingar pemerintahan dan kembali ke rakyat tentu menjadi kebahagian tersendiri bagi SBY. Bersama kedua cucunya, aktif menulis buku dan fokus membesarkan partainya. Tentu akan banyak yang rindu dengan pidato-pidato sistematis dengan bahasa indonesia yang terstruktur dari SBY. Kita tentu sudah puas mencaci beliau di media sosial, memfitnah beliau di media cetak. Tak apa, itulah demokrasi.
Rasa rasanya kita menjadi munafik jika tak melihat apa yang sudah dilakukan oleh Presiden SBY dalam kurun waktu 10 tahun. Meski diakui oleh SBY masih banyak kekurangan, tentu saja SBY bukanlah dewa yang bisa membangun Indonesia dalam satu malam. Beliau juga bukan Robin Hood yang memperjuangkan orang-orang papa yang butuh makan. SBY hanyalah seorang manusia yang diberi mandat oleh rakyat selama dua periode untuk meneruskan amanah konstitusi. Suka duka memimpin bangsa pun beliau tuangkan dalam buku "selalu ada pilihan" setebal 824 halaman.
Sungguhlah tepat ungkapan "Di belakang pria yang kuat, selalu ada wanita hebat" jika ditujukan pada pribadi SBY. Menyebut nama SBY tentu terasa kurang lengkap jika tak menyebut nama Ibu Ani Yudhoyono. Putri Sarwo Edhie Wibowo ini layak mendapat apresiasi. Mendampingi SBY dalam memimpin bangsa ini menjadi suatu kehormatan baginya. Dalam sebuah keluarga, posisi paling penting adalah sebagai isteri, karena dialah orang yang paling dekat dan paling mengerti suaminya. Di sinilah letaknya makna syarikatul hayah (pasangan kehidupan), yang setia menjadi sayap suami dalam keadaan suaminya hadir dan sewaktu ketiadaannya. Dalam mendampingi SBY, Ibu Ani pun tak lepas dari caci maki dan kritikan. Beberapa kali terlihat Ibu Ani perang komen di akun instagramnya. Begitu pula ketika harus menahan fitnah dari wikileaks yang menimpa suami dan anak anaknya. Tapi semua tidak menyurutkan langkah Ibu Ani untuk mendampingi SBY sampai akhir masa jabatannya.
Akhirnya dua kata : Terima Kasih SBY atas 10 tahun pengabdianmu pada bangsa ini dan selamat datang Presiden terpilih Joko Widodo. (@Iswanto_1980)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H