Lihat ke Halaman Asli

Surat untuk Tuhan di Penghujung Tahun

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Alloh, sesungguhnya telah lama kutunggu saat-saat ini. Satu momen untuk menorehkan isi hati melalui surat padaMu.


Teringat masa-masa sebelum mengenalMu secara intim. Diri ini liar, Wahai Tuhanku! Batin ini kerap kali berkecambuk mencari sesuatu yang hilang. Oh Masa yang sulit. Mengerjakan apa yang kumau, entah itu dilarang olehMu atau tidak.


Teringat Momen awal mengenalMu. Begitu dahsyat gumpalan cintaMu menyelimuti hati. Mengenal Ayat-ayatMu. Mencintai apapun yang Engkau turunkan dalam RisalahMu. Gemar terpekur memikirkan kekuasaanMu, serta senantiasa mencoba mengambil hikmah dari setiap kejadian yang menimpa diri, baik senang maupun susah.


Hingga momen ini tiba, menggiringku pada titik anti-klimaks. Kembali menjauh dariMu, mengalami kekosongan. Ketika harapan-harapan dunia lebih mendominasi. Karir, Uang, Istri, Anak, serta kenikmatan-kenikmatan dunia yang sejenis.


Melalui surat ini, Wahai Engkau Tuhan Yang Maha Menggenggam Jiwa, bersihkanlah jiwa ini. Bersihkan dari penyakit riya’ (memamerkan kebaikan), ujub (berbangga diri), bahkan sombong. Ampuni Ya Rabb!!!

Dengarkan pinta HambaMu ini yang bergelimang dosa, jauhkan diri ini dari kemunafikan yang membabi buta, merasa sholeh di keramaian, namun kerdil di kala sendirian. Menjadi manusia beriman di pagi hari, namun ingkar di sore hari. Maafkan Ya Tuhan, Alloh Yang Maha Memaafkan.


Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline