Lihat ke Halaman Asli

Defisit Kepercayaan Ancaman Serius Calon Petahana yang Pecah Kongsi (Menuju Pilkada Serentak)

Diperbarui: 31 Agustus 2015   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pilkada disejumlah daerah yang akan digelar serantak 9 desember 2015. Duel Klasik Calon Bupati Petahana , budaya politik baru dan peluang New Comer (pendatang baru) bak film serial TV yang ditunggu-tunggu .Fenomena pecahnya kongsi petahana dalam sejumlah pemilihan kepala daerah yang sudah digelar di Republik Ini selalu menjadi soroton utama dari setiap perhelatan Pesta demokrasi tingkat lokal. Meski ada calon Pasangan lain Baik pendatang baru maupun dari jalur independen sebagai poros alternatif , Petanaha yang Pecah Kongsi selalu menjadi arus utama dalam Pilkada. Publik luas maupun penggiat politik lokal menilai Pecah kongsi Antara Bupati dan wakil Bupati/ Gubernur dan wakil Gubernur tentunya sangat tidak menguntungkan keduanya.Publik melihat Pecah kongsi antara Bupati dan Wakil Bupati menimbulkan penilaian tersendiri atas konsistensi dan inkonsistensi keduanya dalam mengambil sikap politik.

Keputusan keduanya untuk kembali maju dalam Pilkada dengan menggandeng Pasangan yang berbeda tentunya menguntungkan dan membawa manfaat tidak hanya untuk masing-masing pihak yang merasa sudah tidak sejalan untuk berkoalisi tapi juga pihak-pihak lainnya. Pecah kongsi Baik Bupati maupun Gubernur cenderung tergantung dari keputusan partai dan pertimbangan peta kekuatan politik terbaru, bukan berdasarkan hasil evaluasi dari kinerja pasangan pemimpin dan sinergitas kedua figure selama menajabat .Selain itu Keputusan Pecah koalisi oleh Partai dengan mengusung kader Internal secara organisasi di untungkan karena partai terhindar dari perpecahan yang tidak perlu dan solidaritas didalam partai akan lebih teruji dengan keputusan tersebut.Selain itu Partai dapat mensinergikan secara maksimal sumberdaya dan peningkatan kapasitas SDM organisasi partainya agar lebih mapan tanpa perlu terganggu dan tersita energinya oleh rekan koalisi.

Akan tetapi , Pertimbangan Politis tersebut diatas tentunya bukan jaminan apakah keduanya diuntungkan dalam menantap Pilkada mendatang .Pecah Kongsi Baik Partai maupun Figurnya bisa jadi akan membuka Peluang kompetisi yang sama bagi semua Calon yang ikut bertarung sebagai cabub dan cawabub dalam pilkada 9 desember mendatang, pun bisa berdampak negative atau sama sekali tidak menguntung kedua Calon Petahana tersebut. Sebagai konsekwensi logis dari Keputusan Calon bupati dari Petahana yang bongkar koalisi maupun ganti Pasangan adalah bergesernya tingkat kepercayaan dari publik . Sentimen Negatif antas ketidak harmonisan Calon Petahana tersebut berujung pada turunnya secara drastis tingkat kepercayaan Publik atas Bupati dan Wakil Bupati yang mengembang Konsep yang berbeda untuk kembali memimpin. “Kepercayaan itu ibarat kertas,sekali kita remas ia tak kan kembali sempurna” Kata bijak ini tentunya menjadi warning bagi Kedua Calon Petahana yang Pecah Kongsi . kepercayaan (trust) itu merupakan persentase diri menyangkut martabat dan harga diri seseorang. Maka bila seseorang mengalami defisit kepercayaan ini akan berdampak buruk bagi martabat dan harga dirinya. Suka atau tidak suka itulah fakta yang berkembang dimasyarakat selama ini. Fakta itu juga menunjukkan betapa publik memegang peranan penting sebagai penilai diri kita. Sehingga mengabaikan keberadaan publik akan sama halnya kita sedang menodai diri kita sendiri didepan mereka.

Sebagai Kesimpulan, Sentimen Negatif atas Pecahnya kekuatan Petana pada Pilkada mendatang tentunya adalah peluang besar bagi calon lain sebagai Poros Alternatif.Dilema pendukung Petahana, Ekspektasi Pendukung secara tidak langsung akan mempengaruhi keputusan politik para pendukung pasangan pemenang Pilkada lalu. Partai yang mengusung Pasangan dengan paket yang berbeda dari sebelumnya harus secepatnya menemukan sebuah formulasi yang tepat dan Strategi akurat agar bisa membalik keadaan yang kurang menguntungkan. Peluang yang kurang menguntungkan mereka tentunya harus segera diatas dengan merangkul kekuatan lama yang masih konsisten dan memaksimalkan kekuatan Koalisi Partai pengusung, hal tersebut akan menguatkan posisi salah satu diatara mereka.Akan tetapi jika gagal merangkul Partai Koalisi sebagai Representasi Kekuatan Rakyat dan symbol mandat kepercayaan Publik yang kedua kalinya maka citra Petahana akan semakin terpuruk dari sisi legalitas Trust (Kepercayaan). 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline