Lihat ke Halaman Asli

ISWADI SYAHRIAL NUPIN

PUSTAKAWAN MUDA / FINALIS LOMBA PUSTAKAWAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL 2024 / UNIVERSITAS ANDALAS

Nurhayati Subakat, Potret Sukses Wirausahawan Perempuan Minangkabau Era Disrupsi

Diperbarui: 9 Juni 2023   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Nurhayati Subakat (Sumber : www.dewimagazine.com)

Berbicara tentang tokoh perempuan Minangkabau, tidak terlepas dari semangat kemandirian dan kewirausahaan. Perempuan Minangkabau juga dikenal sebagai perempuan yang ulet dan tangguh. Perempuan Minangkabau tidak ingin selalu bergantung secara ekonomi kepada suaminya. Perempuan Minangkabau selalu mencari kesempatan berwirausaha demi memenuhi kebutuhan keluarga dengan memanfaatkan peluang bisnis yang terdapat disekitarnya. Ini sesuai dengan peribahasa Minangkabau, mairik karajo jo usao, mairik parang jo barani. Maknanya, bekerja hendaklah dengan kemauan keras agar berhasil, kalau berperang harus berani.

Career values yang ikut mempengaruhi kesuksesan wirausahawan perempuan  Minangkabau adalah kekeluargaan, kesiapan diri, dan kemitraan. Ukuran kesuksesan bagi pengusaha perempuan Minangkabau adalah mempertahankan usaha orangtua, memberikan manfaat kepada keluarga dan perempuan lainnya, serta profit. Faktor lain selain career values yang mempengaruhi kesuksesan karir perempuan pengusaha, yaitu pendidikan, pengalaman orangtua, dan karakteristik inidividu. Nilai karir adalah prinsip pribadi yang membantu menentukan lingkungan profesional ideal sang wira usahawan. Nilai-nilai ini biasanya menggambarkan karakteristik lingkungan dan ketergantungan peran yang menurut sang wirausahawan paling penting dalam mendorong kepuasan kerja, kemajuan karier, dan kesuksesan. Nilai karir berbeda antara seseorang dengan yang lainnya, karena setiap wirausahawan profesional biasanya memiliki preferensi mereka sendiri dalam hal gaya dan lingkungan kerja. Misalnya, jika sang wirausahawan lebih suka bekerja dalam peran kolaboratif dengan jam kerja fleksibel dan kemandirian, dia mungkin menghargai kreativitas, fleksibilitas, dan otonomi (Indeed Editorial Team, 2022).

Peluang bisnis dapat diperoleh dengan cara melakukan riset, memulai bisnis kecil dan mengikuti seminar wirausaha. Seseorang harus memastikan bisnis yang dilakukannya bukan sekedar musiman. Artinya bisnis yang dilakoninya seyogianya berlanjut dan diminati oleh konsumen. Kalau seseorang berbisnis sekedar mengikuti tren maka bisnisnya tidak akan bertahan lama. Bisnis kecil-kecilan merupakan tahap belajar dalam mengelola bisnis dengan baik dan benar. Hal ini dapat menjadi bekal apabila melangkah lebih jauh membuka bisnis yang lebih luas dan besar. Dalam menjalankan bisnis seseorang tidak boleh berhenti belajar, karena dari sisi wawasan akan bertambah dan semakin handal dalam mengelola usaha. Untuk itu, diharapkan pelaku bisnis bisa mengikuti sejumlah acara seminar baik offline maupun online.

Motivasi berwirausaha disebabkan oleh faktor peluang dan kebutuhan yang meningkat sehingga menyebabkan orang-orang berupaya mewujudkan keinginanan untuk menjadi wirausahawan sukses. Pengalaman dan pengetahuan menjadi modal yang urgen bagi wirausahawan, baik yang diperoleh secara pendidikan formal maupun non formal. Menurut studi, sebagian besar wirausahawan tanpa memandang apa pun gendernya mendapatkan inspirasi dari pengalaman yang didapat selama bekerja di industri yang sama. Dalam hal ini kita dapat melihat contohnya yakni Nurhayati Subakat.

Nurhayati Subakat adalah pengusaha kosmetik terkenal dan pendiri Wardah Cosmetics. Saat ini Nuhayati Subakat merupakan CEO dari PT Paragon Technology and Innovation, sebuah perusahaan yang mengelola merk kosmetik Wardah, Make Over, dan perawatan rambut Putri (Nurdyansa, 2022). Nurhayati Subakat dilahirkan di Nurhayati Subakat, beliau lahir di kota Padang Panjang, Sumatera Barat pada tanggal 27 juli 1950. Ia merupakan anak kedua dari delapan bersaudara.

Beliau tamatan Pondok Pesantren Diniyyah Puteri. Selanjutnya beliau melanjutkan studinya di Kota Padang. Sejak kecil, Nurhayati Subakat memiliki otak yang cerdas, terbukti perempuan Minangkabau ini berhasil diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB) di jurusan Farmasi. Di kampus itu juga ia bertemu dengan lelaki yang kini menjadi suaminya yaitu Sabakat Hadi.

Setelah menyelesaikan kuliah tepat waktu, Nurhayati kemudian pulang kampung dan bekerja di rumah sakit sebagai apoteker di Rumah Sakit Umum Padang. Keinginannya untuk mengembangkan diri mencoba peruntungan merantau Jakarta dan bekerja di perusahaan Wella Cosmetic, sebagai staf quality control dari tahun 1979 sampai 1985 (Brain Personalities, 2022)

Ia mencoba berinisiatif untuk membangun bisnis sendiri meski ia sudah mempunyai jabatan yang tinggi di perusahaan tersebut. Pada tahun 1985, ia memulai usahanya dari industri rumahan dengan memproduksi sampo bermerek Putri. Produk pertama yang dibuatnya adalah shampo. Target utama shampo tersebut adalah salon-salon pinggiran di daerah Tangerang. Dengan modal yang tidak terlalu besar, ia gunakan mobil pribadinya untuk memasarkan dagangan dan rumah untuk tempat produksi sehari-hari. Tak disangka produk shampo ini laku keras. Hal ini dikarenakan harganya terjangkau dan kualitasnya tergolong bagus. Produk shampo tersebut akhirnya punya banyak peminat. Dengan banyaknya peminat,  Nurhayati dapat mendirikan sebuah perusahaan bernama PT Pusaka Tradisi Ibu.

Awal menjalankan bisnis beliau tidak langsung memperoleh kesuksesan. Semua dilalui melalui proses panjang. Ketika usahanya berkembang dan maju selama lima tahun, Nurhayati mendapat cobaan. Pabrik miliknya habis dilalap api.

Namun dengan tekad dan keyakinan yang kuat, perempuan berdarah Minangkabau ini bangkit dari keterpurukan, ia memulai kembali usahanya dari nol. Modal usaha diperoleh dari tabungan suami dan digunakan untuk membayar gaji karyawan serta membangun lagi tempat produksi usahanya. Terbakarnya pabrik membuat nasib usaha shampo milik Nurhayati Subakti berada di titik nadir. Pabrik terbakar dan utang di bank yang belum lunas membuat beliau sempat ingin menutup usahanya. Belum lagi karyawan yang harus ia bayarkan gajinya. Namun disinilah titik balik dari Nurhayati Subakat. Ia menolak menyerah dengan keadaan.

Mendirikan Pabrik Baru 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline