Lihat ke Halaman Asli

I Origins, Antara Eksistensi Tuhan dan Kemajuan Ilmu Pengetahuan

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Film yang berjudul I ORIGINS ini mencoba menyesuaikan antara eksistensi Tuhan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang bagi sebagian orang merupakan hal yang tabu untuk diperdebatkan, ide cemerlang ini diilustrasikan oleh sutrada asal Amerika Serikat Mike Cahil dengan sempurna sehingga film ini meraih penghargaan sebagai film terbaik pada Sundance Festival 2014 dan memberikan gelar aktor terbaik untuk Michael Pitt pada event yang sama.

Setiap manusia yang hidup di atas planet ini masing-masing mempunyai selaput pelangi (Iris) pada sepasang matanya yang berbeda dengan orang lain sehingga sekarang banyak negara yang menerapkan iris identitas sebagai tanda pengenal baru bagi warganya dengan mengambil photo setiap bayi yang baru lahir sebagai arsip negara. Salah satu negara yang sedang giat melakukan system ini adalah India. Mungkin kita semua juga masih ingat pada saat pembuatan e-KTP lalu, saat itu petugas juga mengambilphoto sepasang mata kita.

Sang sutrada yang merangkap sebagai penulis naskah menciptakan tokoh sentral dalam film ini adalah seorang ilmuwan sukses yang telah berhasil merubah cacing dapat melihat tapi tidak percaya pada Tuhan dan menemukan bahwa iris milik kekasihnyayang telah mati 8 tahun lalu sama dengan milik gadis kecil berusia 7 tahun di India yang jaraknya ribuan kilo meter dari Amerika.

Untuk membuktikan apakah mungkin kekasihnya telah lahir kembali lewat tubuh gadis kecil itu maka dia pergi ke India dan mengadakan test ilmiah terhadap gadis cilik itu dengan menunjukan daftar photo dengan urutan A sampai Z yang masing-masing terdiri dari 3 photo yang mana salah satunya berhubungan dengan kehidupan kekasihnya di masa lalu tapi hasil testnya hanya mempunyai ketepatan 44% dari seluruh data yang membuatnya merasa seperti orang bodoh karena sejauh ini telah mempercayai instingnya dibandingkan dengan logika ilmiah yang selalu dia agungkan.

Pada akhir cerita, film ini memberikan jawaban indah atas pergulatan batin yang dialami oleh sang ilmuwan itu bahwa dibalik megahnya ilmu pengetahuan ada sesuatu yang lebih tinggi yang kadang tidak bisa dijelaskan dengan data dan angka-angka .




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline