Lihat ke Halaman Asli

Isur Suryati

TERVERIFIKASI

Menulis adalah mental healing terbaik

Apa Kaitan antara Istilah Fenomena Gunung Es dengan Penumbuhan Profil Pelajar Pancasila dalam Modul Guru Penggerak

Diperbarui: 4 Juli 2024   07:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi penumbuhan profil pelajar pancasila/FB Isur Suryati 

Di dalam modul guru penggerak ada pertanyaan tentang apa kaitan antara fenomena gunung es dan penumbuhan profil pelajar pancasila, simak jawabannya berikut ini.

Di dunia pendidikan, memahami potensi tersembunyi siswa bagaikan menjelajahi lautan luas. Kita hanya bisa melihat sebagian kecil, bagaikan puncak gunung es yang menyembul di permukaan. 

Potensi karakter dan kepribadian yang lebih besar tersembunyi di bawah, bagaikan es yang kokoh dan tak terlihat. Analogi gunung es ini lah yang menjadi dasar pemahaman Profil Pelajar Pancasila dan peran pentingnya dalam pembelajaran.

Memahami Dimensi Tersembunyi Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila menggambarkan enam karakter mulia yang ingin ditanamkan pada generasi muda Indonesia: Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berkebhinekaan Global, Bergotong Royong, Mandiri, kreatif, dan bernalar kritis. Potensi karakter ini tidak selalu terlihat secara eksplisit dalam perilaku dan tindakan siswa.

Seperti gunung es, sebagian besar potensi ini tersembunyi di bawah permukaan, dipengaruhi oleh nilai-nilai, keyakinan, dan pengalaman pribadi yang kompleks. Guru berperan sebagai penjelajah yang berusaha memahami dimensi tersembunyi ini, menggali potensi yang mungkin belum disadari oleh siswa itu sendiri.

Pembelajaran Berdiferensiasi: Membuka Jalan Menuju Karakter Mulia

Pembelajaran berdiferensiasi menjadi kunci untuk membuka jalan bagi pengembangan Profil Pelajar Pancasila. Pendekatan ini mengakui keragaman potensi dan kebutuhan belajar setiap siswa. 

Guru merancang pembelajaran yang fleksibel dan berpusat pada siswa, memungkinkan mereka untuk belajar dengan cara yang sesuai dengan gaya belajar, minat, dan kemampuannya.

Melalui pembelajaran berdiferensiasi, siswa didorong untuk mengeksplorasi potensi mereka secara mandiri, membangun rasa percaya diri, dan mengembangkan karakter mulia. Guru bertindak sebagai fasilitator, pembimbing, dan inspirator, menciptakan lingkungan belajar yang aman dan suportif di mana siswa merasa dihargai dan didorong untuk berkembang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline