Di Asrama Haji Batam, suasana haru menyelimuti Ikhwanuddin, seorang jemaah haji asal Lingga. Pria berkaca mata ini duduk di antara 47 jemaah haji Kabupaten Lingga lainnya yang akan diberangkatkan ke Arab Saudi pada musim haji 1445 H/2024 M.
Air mata haru tak henti mengalir di pipinya saat Ikhwanuddin menceritakan kisah pilu yang dialaminya. Harapannya untuk menunaikan ibadah haji bersama istri tercinta tak kesampaian. Sang istri, Ria Asmara, wafat pada 1 Mei 2024, tepat sembilan hari sebelum jemaah haji Lingga diberangkatkan menuju Tanah Suci.
"Ini sudah takdir saya. Sebelumnya, kami sudah sama-sama memasang niat untuk berangkat naik haji berdua. Namun, hari ini hanya saya sendiri yang berangkat," ucap Ikhwanuddin lirih saat berbincang dengan humas Kemenag Lingga saat penyambutan jamaah di Asrama Haji Batam, Selasa (14/5/2024).
Mimpi yang Tak Tercapai
Ikhwanuddin dan Ria Asmara mendaftarkan diri untuk berangkat haji pada tahun 2013. Sejak saat itu, mereka berdua bermimpi untuk melihat Ka'bah bersama, salat di Masjidil Haram, dan menunaikan semua rukun haji berdua.
"Saat mendaftar haji, saya dan istri memimpikan untuk melihat Ka'bah bersama. Salat di Masjidil Haram dan menunaikan semua rukun haji berdua," kenang Ikhwanuddin dengan suara bergetar.
Namun, takdir berkata lain. Ria Asmara dipanggil pulang oleh Allah SWT tepat sembilan hari sebelum mereka berangkat ke Batam untuk masuk Asrama Haji. Ikhwanuddin pun harus menelan pil pahit dan berangkat haji sendirian.
Ketegaran di Balik Kesedihan
Di tengah kesedihannya, Ikhwanuddin menunjukkan ketegaran luar biasa. Dia bertekad untuk tetap menunaikan ibadah haji meskipun tanpa ditemani sang istri tercinta.
"Saya sadar semua ini sudah garisan dari Yang Kuasa. Saya akan menjalani ini. Saya berharap, kami akan dijumpakan di Raudah dan Jabal Rahmah," ucap Ikhwanuddin dengan penuh harap.